Politikus PKS: Orang Lebih Butuh Vaksin Hasil Riset daripada Celoteh Influencer

Jum'at, 21 Agustus 2020 - 09:11 WIB
loading...
Politikus PKS: Orang...
Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Beredarnya temuan Indonesia Corruption Watch (ICW) tentang pemerintah gelontorkan dana hampir Rp1 triliun untuk keperluan sosialisasi kebijakan melalui jasa influencer (tokoh berpengaruh) membuat anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS Mulyanto geram. Pasalnya, pada saat yang sama anggaran untuk lembaga riset yang saat ini sedang bekerja keras menyiapkan vaksin virus corona (Covid-19) hanya sekitar Rp5 miliar.

Padahal, hasil kerja para peneliti vaksin ini sangat dibutuhkan masyarakat agar bisa keluar dari pandemi Covid-19 . "Pemerintah terkesan lebih mementingkan citra daripada kesehatan dan keselamatan rakyat. Ketimpangan alokasi anggaran ini sangat tidak wajar dari segi kepentingannya. Saat ini orang lebih butuh vaksin hasil riset para peneliti daripada celoteh para influencer," kata Mulyanto dalam keterangan tertulisnya kepada SINDOnews, Jumat (21/8/2020).

Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR ini pun mendesak pemerintah untuk lebih serius mendorong riset Vaksin Merah Putih yang tengah dikembangkan Konsorsium Riset Covid Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek). Konsorsium yang dimotori oleh LBM Eijkman dengan lembaga litbang nasional lainnya, termasuk pihak industri BUMN Kimia Farma, sedang berupaya menemukan formula vaksin yang tepat untuk melawan Covid-19.

(Baca juga: ICW Sebut Dana Aktivitas Digital Pemerintah Meningkat Sejak 2017 ).

Maka itu, Mulyanto minta pemerintah lebih serius mendukung kerja peneliti vaksin Covid-19 dengan cara menambah anggaran yang lebih memadai. "Anggaran yang besar itu lebih baik dialokasikan untuk kepentingan riset vaksin. Nanti, ketika vaksin sudah diproduksi, pemerintah dapat menghemat anggaran triliunan rupiah yang sebelumnya dialokasikan untuk keperluan impor vaksin," ujarnya.

Dia pun mengingatkan bahwa Presiden Jokowi saat pidato di Sidang Tahunan MPR 2020 pekan lalu menyampaikan telah mengalokasikan anggaran Rp25 triliun dari APBN 2021 untuk pembelian vaksin dan alat kesehatan terkait penanganan Covid-19, dengan asumsi harga vaksin sekitar 5-10 USD per dosis untuk 170 juta dosis.

(Baca juga: Update Kasus Corona: 147.211 Positif, 100.674 Sembuh, 6.418 Meninggal ).

"Dibanding total anggaran yang besar itu, alokasi untuk keperluan riset vaksin yang hanya Rp5 miliar, sungguh seperti bumi dan langit," sindir Mulyanto.

Menurut Mulyanto, ketimbang membelanjakan anggaran untuk mengimpor vaksin, sebaiknya anggaran yang besar itu dipakai untuk membiayai riset Vaksin Merah Putih ini secara lebih serius. Harapannya dengan anggaran yang cukup itu vaksin buatan anak bangsa ini dapat lebih cepat beredar ke pasar.

Dirinya prihatin dengan tantangan yang dihadapi para peneliti. Di satu sisi peneliti diminta bekerja cepat menemukan vaksin Covid-19 tapi di sisi lain pemerintah tidak menyediakan anggaran yang cukup.

Mulyanto menceritakan, dalam salah satu kesempatan rapat dengar pendapat, Kepala LBM Eijkmen bilang, anggaran penelitian yang dialokasikan sangat kecil. Ibarat keran air, yang keluar hanya tetesan. "Ini perlu mendapat perhatian Presiden Jokowi, agar kita tidak sekadar menjadi negara pengguna dan pembeli, tetapi mari kita dorong Indonesia menjadi negara pembuat. Kita bisa kalau kita mau," pungkasnya.
(zik)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
PAN dan PKS Dukung Prabowo...
PAN dan PKS Dukung Prabowo di Pilpres 2029, Bahlil: Kalau Kita Mah Bukan Sinyal Lagi
Jazuli Ingatkan Kader...
Jazuli Ingatkan Kader PKS Jangan Ada yang Merasa Masih Oposisi
Giliran PKS Beri Sinyal...
Giliran PKS Beri Sinyal Dukung Prabowo di Pilpres 2029
HNW Tak Bantah Mendikti...
HNW Tak Bantah Mendikti Saintek Brian Yuliarto Pernah Jadi Kader PKS
Mendikti Saintek Brian...
Mendikti Saintek Brian Yuliarto Sangkal Representasi PKS: Saya dari ITB
Prabowo Didorong Gerindra...
Prabowo Didorong Gerindra Maju Pilpres 2029, Ini Kata PKS
Siap-siap, OJK Bakal...
Siap-siap, OJK Bakal Atur Influencer Keuangan Wajib Tersertifikasi
Raja Charles Minta David...
Raja Charles Minta David Beckham Cari Influencer untuk The King's Foundation
Wanita Inggris Umumkan...
Wanita Inggris Umumkan Hamil usai Tiduri 100 Pria dalam Sehari, Siapa Ayah Biologis Si Bayi?
Rekomendasi
BNI, Kementerian PKP,...
BNI, Kementerian PKP, KP2MI, dan BP Tapera Hadirkan KPR Terjangkau bagi PMI
Puskesmas di Wilayah...
Puskesmas di Wilayah 3T Kini Bisa Tingkatkan Pelayanan Berkat Akses Internet
Kalah Bersaing dengan...
Kalah Bersaing dengan China, Jepang Fokus Kembangkan Mobil Pintar
Berita Terkini
Cegah Perceraian, Kemenag...
Cegah Perceraian, Kemenag Latih Penghulu dan Penyuluh Jadi Fasilitator Literasi Keuangan
Cerita Staf Hasto Merasa...
Cerita Staf Hasto Merasa Ditipu Penyidik KPK Berujung Penyitaan HP
Halalbihalal KAHMI-HMI...
Halalbihalal KAHMI-HMI Cabang Ciputat 2025, Merawat Pemikiran Islam Inklusif dan Moderat
Megawati Sentil Kader...
Megawati Sentil Kader PDIP Babak Belur di Pemilu 2024
Komisi V DPR Desak Reformasi...
Komisi V DPR Desak Reformasi Sistem Transportasi Nasional
Menkes Ungkap Alasan...
Menkes Ungkap Alasan Bill Gates Uji Coba Vaksin TBC di Indonesia
Infografis
Tarif Trump Bikin Harta...
Tarif Trump Bikin Harta Orang Terkaya Dunia Susut Rp3.400 Triliun
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved