Seminar UNESA: Membangun Masa Depan Bangsa dengan Pemuda, Teknologi, dan Komitmen Kebangsaan

Senin, 10 Juni 2024 - 21:10 WIB
loading...
Seminar UNESA: Membangun...
Seminar Kebangsaan dengan tema Gerakan Nasional Pemuda Sebagai Penggerak Transformasi Digital Untuk Memperkuat Komitmen Bangsaan: Tantangan, Peluang, dan Rekontruksi Pendidikan di Revolusi Industir 5.0 di UNESA, Jawa Timur, Sabtu (8/6/2024). Foto: Ist
A A A
JAKARTA - Transformasi digital telah menjadi pendorong utama perubahan di berbagai sektor kehidupan, termasuk dalam memperkuat komitmen kebangsaan.

Hal ini disampaikan Prof Dr Mochammad Nursalim dalam Seminar Kebangsaan dengan tema “Gerakan Nasional Pemuda Sebagai Penggerak Transformasi Digital Untuk Memperkuat Komitmen Bangsaan: Tantangan, Peluang, dan Rekontruksi Pendidikan di Revolusi Industir 5.0” di Kampus Universitas Negeri Surabaya (UNESA) , Surabaya, Sabtu (8/6/2024).

Selain itu, tampil juga Dr Capt Marcellus Hakeng Jayawibawa sebagai narasumber yang juga alumni Lemhannas serta pengamat maritim dari Ikatan Keluarga Besar Alumni Lemhannas Strategic Center (ISC) yang membawakan makalah berjudul “Peran Pemuda Dalam Transformasi Digital di Era Revolusi Industri 5.0 Untuk Memperkuat Komitmen Kebangsaan”.



Mochammad Nursalim yang juga Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNESA mengatakan di era digital, teknologi informasi dan komunikasi memainkan peran sentral dalam memajukan negara melalui peningkatan efisiensi, transparansi, dan partisipasi publik.

Menurut dia, transformasi ini bukan hanya tentang adopsi teknologi baru, tetapi juga tentang perubahan cara berpikir dan berperilaku yang memperkuat rasa kebangsaan dan identitas nasional.

Dalam konteks pendidikan, transformasi digital membuka peluang untuk pembelajaran jarak jauh yang lebih inklusif dan merata. Dia mengingatkan transformasi digital membawa tantangan yang harus diatasi untuk memastikan penguatan komitmen kebangsaan.

Salah satu tantangan utama adalah kesenjangan digital. Tidak semua wilayah atau individu memiliki akses yang sama terhadap teknologi dan internet.

"Pemerintah perlu memastikan bahwa infrastruktur digital tersedia dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat, termasuk di daerah terpencil dan marginal," ucapnya.

Capt Hakeng menuturkan pemuda memiliki keunggulan kompetitif dalam adaptasi dan inovasi teknologi. Dalam era Revolusi Industri 5.0, pemuda Indonesia sering mempelopori startup yang menawarkan solusi inovatif untuk berbagai masalah sosial dan ekonomi.

“Dengan partisipasi aktif dalam komunitas teknologi dan jaringan profesional, pemuda berperan penting dalam membentuk ekosistem digital yang inklusif dan dinamis, termasuk melalui peran mereka dalam inkubator dan akselerator teknologi,” ujarnya.

Partisipasi pemuda dalam program pelatihan dan edukasi sangat penting untuk meningkatkan literasi digital di kalangan masyarakat luas, termasuk kelompok rentan yang mungkin tertinggal dalam transformasi digital.

“Maka komitmen kebangsaan diperkuat melalui pemberdayaan ekonomi lokal dengan pemanfaatan teknologi untuk mendukung UMKM serta ekonomi kreatif yang dapat memperkuat ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Pengamat maritim dari ISC ini mengatakan, peningkatan kualitas pendidikan melalui integrasi teknologi juga harus memberikan akses yang lebih luas dan kualitas pendidikan lebih baik.

“Hal ini membantu menciptakan generasi muda yang cerdas dan berdaya saing. Sehingga teknologi dapat digunakan untuk mempromosikan dan melestarikan budaya lokal melalui platform digital, termasuk konten multimedia, aplikasi pembelajaran budaya, dan inisiatif digital lainnya, yang memperkuat identitas nasional sekaligus membangun solidaritas di antara masyarakat,” ujar Hakeng.

Menurut dia, Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor ekonomi digital. “Sehingga pemuda dapat memainkan peran penting dalam mengembangkan ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan. Melalui inovasi dan kewirausahaan, mereka dapat menciptakan lapangan kerja baru, mendukung UMKM, serta mendorong pertumbuhan ekonomi,” katanya.

Dengan begitu, pemerintah harus mendukung inisiatif ini dengan kebijakan yang memfasilitasi ekosistem startup, memberikan insentif bagi inovator muda, dan mempromosikan kolaborasi antara sektor publik dan swasta.

Pemuda juga memiliki peran penting dalam mengatasi tantangan sosial melalui teknologi. Mereka dapat mengembangkan solusi inovatif untuk masalah-masalah seperti kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan. Misalnya, aplikasi pendidikan yang dapat diakses secara luas dapat membantu meningkatkan literasi di daerah-daerah terpencil.

Menuju tahun 2045, Indonesia harus mempersiapkan diri untuk menjadi negara yang berdaya saing di tingkat global. Pemuda adalah kunci untuk mencapai tujuan ini.

“Dengan dukungan yang tepat, mereka dapat menjadi pemimpin dalam inovasi teknologi, memperkuat komitmen kebangsaan, dan menciptakan masyarakat yang inklusif. Kebijakan yang mendukung dan kolaborasi lintas sektor akan memastikan bahwa manfaat transformasi digital dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat,” ujar Hakeng.
(jon)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1440 seconds (0.1#10.140)