WJC 2024, Unpad Gandeng Unri dan Garda Animalia Cetak Jurnalis Muda Peduli Konservasi

Kamis, 06 Juni 2024 - 12:15 WIB
loading...
WJC 2024, Unpad Gandeng...
Peneliti Pusat Studi Komunikasi Lingkungan Unpad Herlina Agustin sebagai narasumber Wildlife Journalism Competition (WJC) 2024 menerima sertifikat di Gedung Rektorat Unri, Senin (3/6/2024). Foto/WJC 2024
A A A
RIAU - Wildlife Journalism Competition (WJC) 2024 yang digagas oleh Pusat Studi Komunikasi Lingkungan Universitas Padjadjaran (Unpad) berkolaborasi dengan Universitas Riau (Unri) dan Garda Animalia menggelar seminar dan workshop, Senin 3 Juni 2024. Tema yang diusung adalah Interaksi Negatif Manusia dan Satwa dari Sudut Pandang Jurnalisme Lingkungan.

Digelar di Gedung Rektorat Unri, acara ini merupakan rangkaian kegiatan roadshow yang telah dibuka di Unpad pada 29 Mei 2024 lalu. WJC 2024 merupakan kompetisi jurnalistik terbesar di Indonesia yang memberikan kesempatan kepada para jurnalis muda untuk mengangkat isu konservasi satwa liar di Indonesia, melalui berbagai mata lomba, yaitu artikel feature, photo story, dan dokumenter.



Dibuka oleh Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Sistem Informasi Universitas Riau, Sofyan Husein Siregar, kegiatan diisi dengan seminar yang menghadirkan beberapa narasumber dari berbagai pihak. Mulai dari Penyuluh Kehutanan Muda BBKSDA Riau Tommy Steven Sinambela, Analyst Goverment Relation Pertamina NRE Arief Mulizar, National Technical Advisor for One Health and Emergency Response Andri Jatikusumah, serta Peneliti Pusat Studi Komunikasi Lingkungan Unpad Herlina Agustin.

WJC 2024, Unpad Gandeng Unri dan Garda Animalia Cetak Jurnalis Muda Peduli Konservasi


“Saya sangat senang dengan kehadiran teman-teman dari Universitas Padjajaran di sini, kami berharap tahun depan juga bisa diadakan lagi karena sebenarnya Ibu Rektor juga berharap kita (Universitas Riau) bisa terbang bukan jalan lagi,” ujar Sofyan Husein dalam sambutannya dikutip, Kamis (6/6/2024).

Provinsi Riau merupakan daerah yang dikenal dengan keanekaragaman hayatinya. Gajah Sumatera, harimau Sumatera, beruang madu, hingga buaya muara bermukim di sana. Namun, hal tersebut menjadi tantangan bagi tatanan kehidupan konservasi, salah satunya adalah terjadinya konflik atau interaksi negatif antara satwa dan manusia.

Dalam materi yang bertajuk Upaya Mitigasi Interaksi Negatif Satwa Liar di Provinsi Riau, perwakilan dari BBKSDA Riau memaparkan data-data tren interaksi negatif satwa dan manusia di Provinsi Riau.

Tommy menjelaskan harimau Sumatera berada di posisi pertama sebagai satwa liar yang kerap mengalami interaksi negatif dengan manusia, kemudian disusul oleh gajah Sumatera, dan buaya muara.

Pada saat sesi diskusi berlangsung, seorang peserta WJC pun bertanya mengenai perkembangan kasus gajah Rahman kepada BBKSDA Riau dan tamu undangan dari Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) yang diwakilkan oleh Fauzan Khahfi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2336 seconds (0.1#10.140)