Jelang Debat, Tim Prabowo-Sandi Soroti Layanan BPJS Kesehatan
A
A
A
JAKARTA - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno menilai kehadiran Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) Kesehatan belum memberikan efek signifikan dalam menangani sektor kesehatan masyarakat.
Padahal, pemerintah terus berusaha melakukan perbaikan mencari solusi untuk melayani kesehatan masyarakat, seperti program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Warga Miskin (JPK Gakin), Jaminana Kesehatan Masyarakat, dan terakhir BPJS sebagai penyelenggaranya.
"Dari berbagai terobosan pembiayaan dan jaminan sosial kesehatan ini, sesungguhnya kita melihat belum ada fakta atau bukti empiris bahwa kita ini sudah berdaya dan terbebas dari penyakit dan kecacatan yang kita bahas juga aspek mental dan spiritual," tutur dr Hermawan Syahputra dari BPN Prabowo-Sandi saat diskusi Polemik MNC Trijaya yang mengangkat tema Menuju Debat III Menakar Visi Kesehatan, di d'Consulate Resto, Jakarta Pusat, Sabtu (9/3/2019).
Selain kesehatan secara fisik, menurut Hermawan, butuh keseriusan pada aspek lain yang mendasar seperti kualitas hidup dan kualitas kebahagiaan.
"Memang pemerintah selalu berusaha mengambil sebuah momen perbaikan. Tetapi ada momen fundamental ini yang tidak pernah kita sadari dan teratasi, yaitu quality of life, quality of happiness," lanjut Hermawan.
BJPS yang selama ini dianggap mampu menangani kesehatan dinilai masih menghadapi banyak kendala seperti defisit anggaran setiap tahun. Selain itu masih banyak masyarakat yang belum terlayani dengan baik.
"Angka kematian ibu tetap tinggi, angka kematian bayi balita tinggi. Stunting 3,8 persen. Maka Prabowo sandi akan melakukan evaluasi, akan ada penghitungan kembali BPJS dan juga program afirmatif policy," tuturnya.
"Jadi kualitas kesehatan dan juga tingkat kebahagiaan ini sangat kontras, kalau kita lihat dari berbagai aspek," ujarnya.
Padahal, pemerintah terus berusaha melakukan perbaikan mencari solusi untuk melayani kesehatan masyarakat, seperti program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Warga Miskin (JPK Gakin), Jaminana Kesehatan Masyarakat, dan terakhir BPJS sebagai penyelenggaranya.
"Dari berbagai terobosan pembiayaan dan jaminan sosial kesehatan ini, sesungguhnya kita melihat belum ada fakta atau bukti empiris bahwa kita ini sudah berdaya dan terbebas dari penyakit dan kecacatan yang kita bahas juga aspek mental dan spiritual," tutur dr Hermawan Syahputra dari BPN Prabowo-Sandi saat diskusi Polemik MNC Trijaya yang mengangkat tema Menuju Debat III Menakar Visi Kesehatan, di d'Consulate Resto, Jakarta Pusat, Sabtu (9/3/2019).
Selain kesehatan secara fisik, menurut Hermawan, butuh keseriusan pada aspek lain yang mendasar seperti kualitas hidup dan kualitas kebahagiaan.
"Memang pemerintah selalu berusaha mengambil sebuah momen perbaikan. Tetapi ada momen fundamental ini yang tidak pernah kita sadari dan teratasi, yaitu quality of life, quality of happiness," lanjut Hermawan.
BJPS yang selama ini dianggap mampu menangani kesehatan dinilai masih menghadapi banyak kendala seperti defisit anggaran setiap tahun. Selain itu masih banyak masyarakat yang belum terlayani dengan baik.
"Angka kematian ibu tetap tinggi, angka kematian bayi balita tinggi. Stunting 3,8 persen. Maka Prabowo sandi akan melakukan evaluasi, akan ada penghitungan kembali BPJS dan juga program afirmatif policy," tuturnya.
"Jadi kualitas kesehatan dan juga tingkat kebahagiaan ini sangat kontras, kalau kita lihat dari berbagai aspek," ujarnya.
(dam)