Yusril Tak Ambil Pusing Disebut Siap-siap Jadi Menteri Prabowo
loading...
![Yusril Tak Ambil Pusing...](https://pict.sindonews.net/webp/732/pena/news/2024/05/22/12/1381685/yusril-tak-ambil-pusing-disebut-siapsiap-jadi-menteri-prabowo-wsa.webp)
Yusril Ihza Mahendra tak ambil pusing dengan pendapat pengamat politik yang menilai dirinya mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) sebagai persiapan menjadi Menteri. Foto/SINDOnews/Isra Triansyah
A
A
A
JAKARTA - Yusril Ihza Mahendra tak ambil pusing dengan pendapat Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin yang menilai dirinya mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) sebagai persiapan menjadi menteri di kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Yusril menjawab singkat ketika dimintai tanggapannya mengenai pendapat Ujang tersebut.
“Saya sendiri enggak tahu apa-apa. Biar ajalah pengamat yang bicara,” kata Yusril kepada SINDOnews, Rabu (22/5/2024).
Sementara itu, Penjabat Ketua Umum Partai Bulan Bintang Fahri Bachmid membantah pendapat Ujang Komarudin. Fahri menjelaskan, Yusril mundur dari jabatan itu karena ingin leluasa berbuat untuk bangsa dan negara.
“Itu tidak benar (Yusril mundur karena persiapan jadi menteri Prabowo, red), Prof mundur karena ingin lebih leluasa untuk berbuat untuk bangsa dan negara. Jadi orientasi Prof Yusril itu lebih luas dan holistik dari pada sekadar jabatan,” kata Fahri dikonfirmasi secara terpisah.
Diketahui, Yusril mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB). Keinginannya itu disampaikan dalam sidang Musyawarah Dewan Partai (MDP) yang digelar di DPP PBB Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta, Sabtu, 18 Mei 2024.
MDP merupakan lembaga tertinggi di dalam struktur organisasi PBB yang berwenang mengambil keputusan-keputusan penting seperti melakukan perubahan terbatas Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dan memilih seorang penjabat ketua umum jika ketua umum yang dipilih muktamar berhalangan tetap.
Permintaan Yusril mengundurkan diri diterima oleh peserta MDP yang terdiri atas DPP PBB, Dewan Pimpinan Wilayah, serta badan-badan khusus, dan otonom PBB yang seluruhnya berjumlah 49 suara dalam pengambilan keputusan.
Ketua Mahkamah Partai PBB Dr Fahri Bachmid mendapat dukungan 29 suara dalam pemungutan suara untuk memilih penjabat ketua umum. Sedangkan, Sekretaris Jenderal PBB Afriansyah Noor memperoleh dukungan 20 suara.
“Dengan demikian, sesuai ART PBB, MDP mensahkan Fahri Bachmid menjadi Penjabat Ketua Umum (Ketum) PBB hingga terpilihnya Ketua Umum PBB defenitif hasil Muktamar PBB mendatang, yang disepakati MDP bakal dilaksanakan selambat-lambatnya akhir Januari 2025,” kata Pimpinan Sidang MDP Yusril Ihza Mahendra.
Yusril mengungkapkan sudah terlalu lama memimpin partai sejak PBB berdiri di awal Reformasi 1998. Menurut dia, sudah saatnya terjadi regenerasi dalam kepemimpinan PBB. Yusril saat ini berusia 68 tahun, sedangkan Fahri Bachmid berusia 46 tahun.
Yusril mengaku bakal tetap aktif dalam dunia politik dalam kapasitasnya sebagai pribadi dengan latar belakang akademisi dan pengalaman yang cukup panjang dalam dunia politik di Tanah Air tanpa dibatasi oleh keterikatan dengan sebuah partai politik.
Dia yakin dengan bertindak sebagai pribadi di luar partai, akan dapat lebih leluasa menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk turut serta dalam memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa dan negara, khususnya dalam membangun hukum dan demokrasi di Indonesia.
Di sisi lain, langkah Yusril tersebut dianggap sebagai persiapan menjadi menteri di kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. PBB merupakan salah satu partai politik (parpol) pendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
“Saya sih melihatnya (Yusril mundur dari Ketum PBB, red) persiapan jadi menteri atau strategi untuk bisa menjadi menteri,” ujar Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin kepada SINDOnews, Selasa (21/5/2024).
Ujang berpendapat, Yusril bisa konsentrasi menjadi menteri tanpa memikirkan partai, sehingga mundur dari jabatan Ketum PBB. “Tidak ada beban, supaya perjalanan menjadi menteri mulus,” katanya.
Dia melihat Yusril menginginkan posisi menteri di Kabinet Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin. Namun, Sekretaris Jenderal PBB Afriansyah Noor yang dipilih menjadi Wakil Menteri Ketenagakerjaan.
“Maka, kali ini Yusril kelihatannya ingin jadi menteri lagi seperti zaman SBY ya, maka pilihannya mundur menjadi sebuah keniscayaan, keharusan agar tidak ada beban, agar tidak mendapat kritik, dan menjadi fokus menjadi menteri, ini bagian strategi aja,” pungkasnya.
“Saya sendiri enggak tahu apa-apa. Biar ajalah pengamat yang bicara,” kata Yusril kepada SINDOnews, Rabu (22/5/2024).
Sementara itu, Penjabat Ketua Umum Partai Bulan Bintang Fahri Bachmid membantah pendapat Ujang Komarudin. Fahri menjelaskan, Yusril mundur dari jabatan itu karena ingin leluasa berbuat untuk bangsa dan negara.
“Itu tidak benar (Yusril mundur karena persiapan jadi menteri Prabowo, red), Prof mundur karena ingin lebih leluasa untuk berbuat untuk bangsa dan negara. Jadi orientasi Prof Yusril itu lebih luas dan holistik dari pada sekadar jabatan,” kata Fahri dikonfirmasi secara terpisah.
Diketahui, Yusril mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB). Keinginannya itu disampaikan dalam sidang Musyawarah Dewan Partai (MDP) yang digelar di DPP PBB Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta, Sabtu, 18 Mei 2024.
MDP merupakan lembaga tertinggi di dalam struktur organisasi PBB yang berwenang mengambil keputusan-keputusan penting seperti melakukan perubahan terbatas Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dan memilih seorang penjabat ketua umum jika ketua umum yang dipilih muktamar berhalangan tetap.
Permintaan Yusril mengundurkan diri diterima oleh peserta MDP yang terdiri atas DPP PBB, Dewan Pimpinan Wilayah, serta badan-badan khusus, dan otonom PBB yang seluruhnya berjumlah 49 suara dalam pengambilan keputusan.
Ketua Mahkamah Partai PBB Dr Fahri Bachmid mendapat dukungan 29 suara dalam pemungutan suara untuk memilih penjabat ketua umum. Sedangkan, Sekretaris Jenderal PBB Afriansyah Noor memperoleh dukungan 20 suara.
“Dengan demikian, sesuai ART PBB, MDP mensahkan Fahri Bachmid menjadi Penjabat Ketua Umum (Ketum) PBB hingga terpilihnya Ketua Umum PBB defenitif hasil Muktamar PBB mendatang, yang disepakati MDP bakal dilaksanakan selambat-lambatnya akhir Januari 2025,” kata Pimpinan Sidang MDP Yusril Ihza Mahendra.
Yusril mengungkapkan sudah terlalu lama memimpin partai sejak PBB berdiri di awal Reformasi 1998. Menurut dia, sudah saatnya terjadi regenerasi dalam kepemimpinan PBB. Yusril saat ini berusia 68 tahun, sedangkan Fahri Bachmid berusia 46 tahun.
Yusril mengaku bakal tetap aktif dalam dunia politik dalam kapasitasnya sebagai pribadi dengan latar belakang akademisi dan pengalaman yang cukup panjang dalam dunia politik di Tanah Air tanpa dibatasi oleh keterikatan dengan sebuah partai politik.
Dia yakin dengan bertindak sebagai pribadi di luar partai, akan dapat lebih leluasa menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk turut serta dalam memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa dan negara, khususnya dalam membangun hukum dan demokrasi di Indonesia.
Di sisi lain, langkah Yusril tersebut dianggap sebagai persiapan menjadi menteri di kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. PBB merupakan salah satu partai politik (parpol) pendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
“Saya sih melihatnya (Yusril mundur dari Ketum PBB, red) persiapan jadi menteri atau strategi untuk bisa menjadi menteri,” ujar Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin kepada SINDOnews, Selasa (21/5/2024).
Ujang berpendapat, Yusril bisa konsentrasi menjadi menteri tanpa memikirkan partai, sehingga mundur dari jabatan Ketum PBB. “Tidak ada beban, supaya perjalanan menjadi menteri mulus,” katanya.
Dia melihat Yusril menginginkan posisi menteri di Kabinet Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin. Namun, Sekretaris Jenderal PBB Afriansyah Noor yang dipilih menjadi Wakil Menteri Ketenagakerjaan.
“Maka, kali ini Yusril kelihatannya ingin jadi menteri lagi seperti zaman SBY ya, maka pilihannya mundur menjadi sebuah keniscayaan, keharusan agar tidak ada beban, agar tidak mendapat kritik, dan menjadi fokus menjadi menteri, ini bagian strategi aja,” pungkasnya.
(rca)