Muhammadiyah Sebarkan Islam Mencerahkan

Sabtu, 16 Februari 2019 - 09:24 WIB
Muhammadiyah Sebarkan Islam Mencerahkan
Muhammadiyah Sebarkan Islam Mencerahkan
A A A
JAKARTA - Sidang Tanwir ke-51 Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah dibuka secara resmi di Bengkulu kemarin. Mengusung tema “Beragama yang Mencerahkan”, kegiatan ini diharapkan dapat semakin mempererat persatuan dan kesatuan di antara sesama.

Kegiatan yang digelar di Bumi Reflesia tersebut dibuka secara langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). “Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim sidang Tanwir Muhammadiyah tahun 2019 pagi hari ini saya nyatakan resmi dibuka,” kata Presiden di Balai Raya Semarak, Kota Bengkulu, kemarin.

Sebagai simbolisasi, Presiden kemudian memukul gendang tradisional Bengkulu bernama doll, bersama-sama Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir.

Jokowi menilai sangat tepat tema yang diambil oleh PP Muhammadiyah. Hal tersebut menurutnya sesuai dengan pemerintah dan kehendak masyarakat.

“Saya kira sudah disampaikan oleh Pak Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir bahwa tema tanwir ini adalah beragama yang mencerahkan. Nah itu, sama saya kira kehendak dari masyarakat dan juga pemerintahnya. Ya ke sana. Beragama yang mencerahkan,” ungkapnya.

“Saya kira masyarakat kan juga merasakan semuanya, sehingga saya kira Tanwir Muhammadiyah 2019 ini mengambil tema itu sudah sangat tepat. Beragama yang mencerahkan,” imbuh Mantan wali kota Surakarta itu.

Dalam sambutan, Jokowi juga mengucapkan rasa terima kasihnya kepada PP Muhammadiyah. Hal ini mengingat kontribusi PP Muhammadiyah sejak zaman perjuangan kemerdekaan, Muhammadiyah juga melahirkan banyak tokoh nasional.

“Muhammadiyah juga melahirkan banyak pahlawan nasional mulai KH Ahmad Dahlan, Ibu Nyai Walidah Ahmad Dahlan, Ir Sukarno, Ibu Fatmawati, dan sampai dengan Bapak Kasman Singodimedjo,” lanjutnya.

Menurut Presiden, rakyat Indonesia juga berterima kasih atas amal usaha Muhammadiyah. Dia mengakui pernah mengunjungi berbagai institusi Muhammadiyah dari sekolah, pesantren, hingga rumah sakit di berbagai kota di Indonesia.

“Supaya juga Bapak-Ibu ketahui, Ibu Iriana itu berkuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Cucu saya, Jan Ethes, itu lahir di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo, mungkin ada yang belum tahu,” ujar Presiden.

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nasir mengatakan tema ini diambil atas pertimbangan kondisi saat ini. Muhammadiyah dan umat Islam dituntut untuk menyebarluaskan pesan-pesan dan praktik Islam yang mencerahkan.

“Kedua, dalam kehidupan sehari-hari kami mengamati masih dijumpai sebagian pemahaman dan pengalaman Islam yang kurang menunjukkan pencerahan sehingga menimbulkan masalah seperti sikap ekstrem dalam beragama,” katanya.

Haedar menilai potensi terbesar umat beragama sebenarnya adalah cinta damai, cinta toleransi, cinta membangun, dan cinta bersaudara. Untuk itu, Muhammadiyah ingin mendorong potensi besar ini menjadi kekuatan bagi bangsa Indonesia.

“Jadi jangan dipakai logika, sebaliknya apakah ada beragama yang tidak mencerahkan. Secara umum, seluruh agama dan umat beragama itu mencerahkan. Kita ingin memobilisasi potensi rohani ini menjadi kekuatan nasional,” ujarnya.

Turut mendampingi Presiden dalam acara ini antara lain Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, dan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.

Hadir juga pada kesempatan itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir, Ketua Umum Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini, dan Ketua MPR Zulkifli Hasan. (Dita Angga)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6014 seconds (0.1#10.140)