Pemilu 2019 Jadi Tahun Pertaruhan Kredibilitas Lembaga Survei
A
A
A
JAKARTA - Berbagai lembaga survei telah merilis hasil surveinya terkait Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019.
Survei pilpres, yang di antaranya mengukur elektabilitas calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) ini diprediksi akan semakin banyak dilakukan lembaga survei menjelang pelaksanaan pilpres.
Direktur Eksekutif Voxpol Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, sebenarnya banyak lembaga survei bukan suatu masalah.
Menurut dia, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara lembaga survei melakukan penelitian. "Jelas akan banyak lembaga merilis hasil survei. Tidak masalah selama lembaga tersebut disiplin soal metodologi dan spot ceknya," ujar Pangi kepada SINDOnews, Jumat (8/2/2019).
Kendati demikian, Pangi menilai tahun politik akan menjadi penentu bagi lembaga survei. Kredibitas mereka akan diuji di hadapan publik.
Masyarakat akan dapat melihat lembaga survei yang kredibel atau tidak. "Di saat adanya distrust terhadap lembaga survei, namun saya sangat yakin semua lembaga survei akan menjaga kredibilitasnya agar tidak terkena seleksi alam," tutur pria yang biasa disapa Ipang ini.
Ipang mengakui hasil survei sangat mempengaruhi opini publik. Menurutnya survei bekerja seperti locomotif effect/bandwagon effect yang dapat menggiring opini publik.
"Sama dengan kita mau makan, kok di warung tersebut ramai orang makan? Maka kita tertarik untuk mencoba makan di warung tersebut," ungkapnya.
Namun mengenai efektivitas hasil survei, kata Ipang, seperti dua sisi mata pisau. Satu sisi, bisa memberikan semangat bagi tim kandidat yang elektabilitasnya tinggi. Pada sisi lain hasil survei dapat membuat tim kandidara terlena.
"Hasil survei juga bisa menjadi salah satu langkah menyusun strategi pemenangan. Semua strategi bisa dirumuskan dan dipraktikkan lebih detail setelah inzoom data di lapangan, data survei bisa menjadi peta elektoral sebelum turun ke lapangan," tutur Ipang.
Survei pilpres, yang di antaranya mengukur elektabilitas calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) ini diprediksi akan semakin banyak dilakukan lembaga survei menjelang pelaksanaan pilpres.
Direktur Eksekutif Voxpol Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, sebenarnya banyak lembaga survei bukan suatu masalah.
Menurut dia, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara lembaga survei melakukan penelitian. "Jelas akan banyak lembaga merilis hasil survei. Tidak masalah selama lembaga tersebut disiplin soal metodologi dan spot ceknya," ujar Pangi kepada SINDOnews, Jumat (8/2/2019).
Kendati demikian, Pangi menilai tahun politik akan menjadi penentu bagi lembaga survei. Kredibitas mereka akan diuji di hadapan publik.
Masyarakat akan dapat melihat lembaga survei yang kredibel atau tidak. "Di saat adanya distrust terhadap lembaga survei, namun saya sangat yakin semua lembaga survei akan menjaga kredibilitasnya agar tidak terkena seleksi alam," tutur pria yang biasa disapa Ipang ini.
Ipang mengakui hasil survei sangat mempengaruhi opini publik. Menurutnya survei bekerja seperti locomotif effect/bandwagon effect yang dapat menggiring opini publik.
"Sama dengan kita mau makan, kok di warung tersebut ramai orang makan? Maka kita tertarik untuk mencoba makan di warung tersebut," ungkapnya.
Namun mengenai efektivitas hasil survei, kata Ipang, seperti dua sisi mata pisau. Satu sisi, bisa memberikan semangat bagi tim kandidat yang elektabilitasnya tinggi. Pada sisi lain hasil survei dapat membuat tim kandidara terlena.
"Hasil survei juga bisa menjadi salah satu langkah menyusun strategi pemenangan. Semua strategi bisa dirumuskan dan dipraktikkan lebih detail setelah inzoom data di lapangan, data survei bisa menjadi peta elektoral sebelum turun ke lapangan," tutur Ipang.
(dam)