Bertemu Kiai dan Habaib, Jokowi: Perkuat Ukhuwah Ulama dan Umaro

Kamis, 07 Februari 2019 - 19:01 WIB
Bertemu Kiai dan Habaib,...
Bertemu Kiai dan Habaib, Jokowi: Perkuat Ukhuwah Ulama dan Umaro
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar acara silaturahmi dengan para kiai dan habaib se-Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek), Kamis (7/2/2019).

Dalam pertemuan yang digelar di Istana Negara, Jakarta itu, Jokowi didampingi Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Syaifuddin dan Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko.

Jokowi menyampaikan bahwa silaturahmi ini bertujuan untuk memperkuat ukhuwah antara ulama dan umaro serta membicarakan berbagai hal yang berkaitan dengan masalah keumatan.

Insya Allah negara ini akan tetap adem-ayem, tenteram, dingin, sejuk karena saya meyakini apabila para ulama sudah memberi tausiyah dan wejangan pada umatnya, pada santrinya, inilah yang selalu dijadikan panutan,” ujar Presiden Jokowi.

Jokowi menyampaikan bahwa akhir-akhir ini banyak terjadi berita-berita fitnah, hoaks yang bukan hanya terjadi di Indonesia saja namun juga di negara tetangga lainnya.

“Ini juga terjadi di negara-negara lain karena adanya keterbukaan media sosial. Kalau dulu koran bisa diedit, bisa dikoreksi oleh redaktur oleh redaksi, sekarang semua masyarakat, individu, pribadi-pribadi bisa membuat opini koran sendiri-sendiri, ini bedanya,” terang Presiden seperti dikutip dari setkab.go.id.

Jokowi juga mencontohkan misalnya Perdana Menteri Malaysia, Sultan Brunei, Perdana Menteri di Eropa dan Timur Tengah juga mengeluhkan hal yang sama mengenai penyebaran isu-isu hoaks melalui media sosial yang tidak dapat dihambat dan dilarang.

Menurut Presiden, hal penting di antaranya adalah bagaimana membentengi pribadi-pribadi yang ada di negara ini dengan sebuah budi pekerti yang baik, karakter keislaman yang baik, karakter ke-Indonesiaan yang baik, dengan tata krama yang baik, dengan nila-nilai agama yang baik.

“Saya kira bentengnya seperti itu. Bukan dilarang, bukan diblok karena itu justru makin membuat lebih besar lagi, membuat kalau dalam istilah medsos malah lebih viral lagi. Dan repotnya memang negara kita ini terlalu banyak peristiwa politik,” ujarnya seraya menyampaikan bahwa ada agenda pemilihan bupati/wali kota, gubernur, dan presiden.

Tahun lalu, sambung Presiden, ada 171 pilkada, sebelumnya 101 pilkada. “Jumlah yang tidak sedikit inilah saya kira yang juga mempengaruhi situasi politik yang ada di Tanah Air, baik di pusat, baik di Jawa maupun di daerah, baik di luar di Pulau Jawa,” tambahnya.

Kepala Negara juga menyampaikan bahwa sebetulnya kalau semua pihak sudah matang dalam berpolitik itu yang namanya fitnah dan hoaks tidak menyebabkan masalah.

“Problemnya memang kita memang tahapan proses menuju ke sebuah kedewasaan dan kematangan dalam berpolitik. Sehingga, seringkali berita-berita fitnah itu sangat mengguncangkan masyarakat, sangat mempengaruhi kenyamanan masyarakat dalam kehidupan sehari-harinya,” tutur Jokowi seraya memberi contoh mengenai isu PKI dan kriminalisasi terhadap ulama yang menyerang dirinya.

Presiden mengaku bicara apa adanya dan setelah empat tahun baru sekarang dirinya menjawab tuduhan tersebut. “Hampir saya ini sudah empat setengah tahun diam dan sabar saja. Enggak pernah jawab, komentar. Tetapi sekarang saya perlu jawab. Menjawab itu bukan marah lho ya, menjawab. Tolong dibedakan,” tuturnya.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5443 seconds (0.1#10.140)