Apel Pemilu 2019, Wiranto Sebut Pemimpin Berengsek
A
A
A
PALEMBANG - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Jenderal TNI (Purn) Wiranto mengimbau, agar masyarakat cerdas dalam memberikan hak suaranya saat Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 yang akan segera berlangsung 17 April mendatang.
Hal tersebut diungkapkan Wiranto saat memimpin apel kesiapsiagaan anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) se-Sumatera Selatan (Sumsel) di Dining Hall Jakabaring Sport City (JSC) Palembang.
"Jangan memilih pemimpin yang berengsek jika tidak ingin negara ini menjadi berengsek. Jangan memilih pemimpin yang jika tidak ingin menjadi negara yang gila," ucap Wiranto di hadapan 4.550 anggota Panwaslu se-Sumsel, Senin (21/01/2019).
Dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, sambung Wiranto, disampaikan bahwa kedaulatan tertinggi berada ditangan rakyat. Artinya kedaulatan ditangan rakyat bukan berarti rakyat melaksanakannya sendiri, makanya rakyat harus memilih pemimpin untuk menjalankan kedaulatan, baik itu Presiden, maupun anggota DPR.
"Itu semua dalam rangka memilih pemimpin di tiap tingkatan. Penting memilih pemimpin, sesuai pengalamn kita maka pemimpin memegang peranan penting, menentukan jatuh bangun suatu negara," ungkapnya.
Pada pemilu mendatang, rakyat diharapakan tidak salah pilih. Maka dari itu rakyat harus mendapat informasi yang lengkap, memahami bahwa calon memiliki kompetensi.
"Untuk itulah dibutuhkan pengawasan agar pemilu berjalan sukses dan bermartabat. Lewat Panwaslu secara tidak langsung menjaga kedaulatan rakyat. Sumsel melaksanakan apel siaga berarti Sumsel sudah siap," terangnya.
Wiranto juga mengatakan, Pemilu biasa disebut sebagai pesta demokrasi, ada pro dan kontra, namun Pemilu bukan ajang konflik dan melupakan persatuan.
"Ini 5 tahun sekali, rakyat diberi kesempatan untuk memilih pemimpin yang betul-betul idaman. Jadi kita harus jaga betul agar pemilu ini menjadi pesta demokrasi bukan konflik demokrasi," tutupnya.
Hal tersebut diungkapkan Wiranto saat memimpin apel kesiapsiagaan anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) se-Sumatera Selatan (Sumsel) di Dining Hall Jakabaring Sport City (JSC) Palembang.
"Jangan memilih pemimpin yang berengsek jika tidak ingin negara ini menjadi berengsek. Jangan memilih pemimpin yang jika tidak ingin menjadi negara yang gila," ucap Wiranto di hadapan 4.550 anggota Panwaslu se-Sumsel, Senin (21/01/2019).
Dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, sambung Wiranto, disampaikan bahwa kedaulatan tertinggi berada ditangan rakyat. Artinya kedaulatan ditangan rakyat bukan berarti rakyat melaksanakannya sendiri, makanya rakyat harus memilih pemimpin untuk menjalankan kedaulatan, baik itu Presiden, maupun anggota DPR.
"Itu semua dalam rangka memilih pemimpin di tiap tingkatan. Penting memilih pemimpin, sesuai pengalamn kita maka pemimpin memegang peranan penting, menentukan jatuh bangun suatu negara," ungkapnya.
Pada pemilu mendatang, rakyat diharapakan tidak salah pilih. Maka dari itu rakyat harus mendapat informasi yang lengkap, memahami bahwa calon memiliki kompetensi.
"Untuk itulah dibutuhkan pengawasan agar pemilu berjalan sukses dan bermartabat. Lewat Panwaslu secara tidak langsung menjaga kedaulatan rakyat. Sumsel melaksanakan apel siaga berarti Sumsel sudah siap," terangnya.
Wiranto juga mengatakan, Pemilu biasa disebut sebagai pesta demokrasi, ada pro dan kontra, namun Pemilu bukan ajang konflik dan melupakan persatuan.
"Ini 5 tahun sekali, rakyat diberi kesempatan untuk memilih pemimpin yang betul-betul idaman. Jadi kita harus jaga betul agar pemilu ini menjadi pesta demokrasi bukan konflik demokrasi," tutupnya.
(maf)