Penguatan Ekosistem Zakat di Perguruan Tinggi

Jum'at, 05 April 2024 - 13:33 WIB
loading...
Penguatan Ekosistem...
Muhtadi Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama FDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Foto/istimewa
A A A
Muhtadi
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama FDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

PENGUATAN ekosistem zakat di perguruan tinggi menjadi penting setidaknya karena dua hal. Pertama, dalam rangka optimalisasi penerimaan zakat di perguruan tinggi yang dikumpulkan dari civitas akademika. Dari potensi zakat yang ada dapat dimaksimalkan proses pengumpulannya dengan beragam strategi dan pendekatan.

Kedua, proses pengelolaan dan pemanfaatan dana zakat untuk program beasiswa mahasiswa di perguruan tinggi. Persoalan mahasiswa yang kesulitan membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) dapat diselesaikan dengan program beasiswa yang bersumber dari dana zakat. Sehingga mahasiswa yang kesulitan membayar UKT tidak terjebak pada pinjaman online (pinjol). Program beasiswa ini penting agar para mahasiswa dapat menyelesaikan kuliah dengan tepat waktu, indeks prestasi kumulatif (IPK) tinggi, kreatif dan inovatif.

Berdasarkan dua hal di atas, penguatan ekosistem zakat di lingkungan perguruan tinggi menjadi keniscayaan. Adapun faktor-faktor yang diperlukan dalam memperkuat ekosistem zakat sebagai berikut (Muhammad Ramdan Widi Irfan, https://www.lazismujawabarat.org/penguatan-ekosistem-zakat-agenda-gerakan-kebaikan-muhammadiyah-di-jawa-barat/):

Pertama, Sistem pengelolaan dana zakat yang akuntabel dan transparan (good governance). Bahwa pengelolaan dana zakat dilakukan secara amanah, akuntabel dan transparan sangat penting agar pemanfaatan dana yang diperuntukkan mustahik sesuai tujuan, tepat sasaran dan menumbukan kemandirian. Pengelolaan dana yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan norma tata kelola yang baik akan mewujudkan zakat yang dapat menciptakan perubahan sosial ke arah yang lebih baik.

Kedua, partisipasi masyarakat. Dalam konteks perguruan tinggi bahwa partisipasi seluruh civitas akademika dalam pengumpulan dan pengelolaan dana zakat menjadi hal penting. Mereka pula ikut memahami alur proses dalam pengelolaan zakat di kampus mulai dari mengajak kolega untuk sadar berzakat, mengumpulkannya dan memanfaatkan untuk misalnya program beasiswa untuk mahasiswa yang kurang beruntung. Partisipasi civitas akademika ini menjadi bagian penting dalam proses penguataan ekosistem zakat di perguruan tinggi. Jika partisipasi mereka kurang maka proses penguatan ekosistem zakat di kampus tidak akan melahirkan output yang lebih baik.

Ketiga, Kerjasama dan kolaborasi antara pemerintah, lembaga zakat dan masyarakat. Jejaring kerjasama dan kolaborasi menjadi penting dan strategis dalam memperkuat ekosistem zakat di kampus. Kerjasama dan kolaborasi perlu dilakukan dengan lembaga-lembaga di internal maupun eksternal kampus dalam rangka memastikan bahwa dana zakat itu disalurkan sesuai dengan ajaran Agama Islam. Hal ini penting agar dana zakat itu sesuai peruntukkannya dan memiliki dampak yang signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan mustahik.

Keempat, Edukasi dan literasi. Literasi dan edukasi tentang zakat dan wakaf ke seluruh civitas akademika termasuk mahasiswa di dalamnya patut dilakukan secara berkesinambungan. Pemahaman dan tingkat literasi yang tinggi akan menghantarkan mereka memiliki kesadaran serta kemauan untuk menunaikan kewajibannya membayar zakat. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengumpulan dan pengelolaan zakat untuk perubahan yang lebih baik bagi para mustahik. Di sisi lain civitas akademika memahami dan menerima nilai-nilai serta norma yang bersumber dari al-Quran dan Hadis yang terkait dengan zakat.

Kelima, Dukungan teknologi. Dukungan dan pemanfaatan teknologi informasi serta komputer untuk pengelolaan zakat oleh Lembaga adalah bermakna strategis. Karena pengumpulan dan pengelolaan zakat akan lebih efektif, efisien, akuntabel dan transparan. Penggunaan teknologi platform media digital dalam rangka memudahkan pembayaran zakat yang dilakukan oleh muzakki. Pada konteks ini, Lembaga memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi muzakki dalam menunaikan kewajiban zakatnya.

Dukungan teknologi untuk implementasi program-program Pendidikan, ekonomi, dan Kesehatan yang dibiayai dari dana zakat. Dukungan teknologi juga menjadi instrumen untuk memperkuat pelaporan-pelaporan dari penggunaan dana zakat untuk program sosial kemasyarakatan, Kesehatan, ekonomi dan lain sebagainya.

Kelima hal di atas merupakan factor-faktor untuk memperkuat ekosistem zakat di perguruan tinggi. Hal ini menjadi penting agar Lembaga pengelola zakat di perguruan tinggi dapat berkontribusi bagi penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi mahasiswa, pegawai kampus dan lain. Pada konteks penguatan ekosistem zakat di lingkungan kampus akan memiliki makna yang nyata jika mampu menyelesaikan masalah-masalah finansial yang dihadapi civitas akademika.

Oleh karena itu, penguatan ekosistem zakat di perguruan tinggi menjadi penting sebagai upaya untuk membangun kebermanfaatan untuk sesama terutama yang kurang beruntung. Keterlibatan semua civitas akademika sangat strategis agar ekosistem zakat terbangun dengan baik dan bermakna untuk perubahan sosial yang lebih baik untuk segenap insan kampus.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2185 seconds (0.1#10.140)