Lestarikan Hutan, Menteri LHK Tegaskan Perlu Kolaborasi dan Konsolidasi

Sabtu, 30 Maret 2024 - 07:17 WIB
loading...
Lestarikan Hutan, Menteri...
Menteri LHK Siti Nurbaya dalam Panggung Kolaborasi Rimbawan di Arboretum Ir. Lukito Daryadi, Kompleks Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Dalam melestarikan keberadaan lingkungan hutan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tegaskan tak bisa bekerja sendiri-sendiri. Hal ini harus dilakukan kolaborasi dan konsolidasi demi tercapainya tujuan tersebut.

Pandangan ini disampaikan Menteri LHK Siti Nurbaya dalam Panggung Kolaborasi Rimbawan di Arboretum Ir. Lukito Daryadi, Kompleks Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Kamis 28 Maret 2024.

"Kita telah bekerja secara bersama-sama terus-terusan dengan seluruh pihak walau jarang bertemu langsung karena berkomunikasinya melalui WA dan surat. Dan di panggung kolaborasi ini kita akan menapaki bersama untuk kinerja yang lebih baik lagi ke depan," ujar Menteri Siti dalam keterangannya, Sabtu (30/3/2024).

Menteri LHK menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sangat tinggi kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras dalam melestarikan lingkungan hidup dan kehutanan demi tanah air dan bangsa.



Dalam acara tersebut, Menteri Siti ingin mendengarkan catatan dari beberapa pihak mitra atau stakeholders KLHK antara lain dari Pimpinan Komisi IV DPR-RI, Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), Asosiasi Panel Kayu Indonesia (APKINDO), Asosiasi Pengelola Perhutanan Sosial Indonesia (AP2SI), perwakilan Green Leaders Indonesia (GLI), aktivis muda konservasi, serta pelajar sekolah menengah atas.

"Jadi kita bisa bersama-sama dan bicaranya bebas, kerena kolaborasi ada cirinya yaitu bekerja bersama-sama dengan nilai-nilai yang dipahami dan arah yang sama, dengan berbagi sumberdaya seperti dana, pengetahuan dan kemampuan, serta yang terpenting adalah jejaring," tutur Menteri Siti.

"Oleh karena itu, panggung kolaborasi ini menjadi sangat penting untuk mengkosolidasikan seluruh hal-hal yang selama ini kita lakukan bersama," tambah Menteri Siti.

Beberapa tahun terakhir, Menteri Siti turun langsung mengawasi kegiatan-kegiatan KLHK yang melibatkan generasi muda. Hal ini dilakukan karena dirinya mendambakan generasi muda yang cinta lingkungan.

"Kalau kita bersama-sama ada aktivitas itu namanya kegiatan, kalau kegiatannya terus menerus dilakukan secara intensif itu menjadi kebiasaan, kemudian kalau kebiasaan itu diberi nilai-nilai spirit, semangat dan arah, lama-lama menjadi budaya dan adab, kalau bisa seperti itu, maka kita akan membentuk adab generasi yang cinta lingkungan," jelas Menteri Siti.

Pada kesempatan ini, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Anggia Erma Rini menyampaikan catatannya sebagai mitra kerja KLHK di DPR-RI. Menurutnya, melestarikan lingkungan tidak hanya tugas KLHK saja, tetapi memerlukan lintas sektoral, lintas generasi dan lintas kepentingan.

Anggia menyatakan, Komisi IV DPR-RI selalu mendukung kebijakan yang Menteri LHK lakukan, karena pekerjaan yang luar biasa besarnya untuk keberlangsungan hidup seratus tahun ke depan.

"Selamat Ibu Menteri, satu dekade yang luar biasa, yang menginspirasi kita semua, perempuan hebat. Selamat berkolaborasi, semoga langkah kita menjadi lebih konkrit untuk pelestarian lingkungan dan bumi kita," ucap Anggia.

Selanjutnya, Purwadi yang mewakili APHI menyebutkan bahwa masa-masa awal Menteri Siti Nurbaya di KLHK merupakan pendadaran kawah candradimuka. Hal ini disebabkan karena terjadi karhutla yang sangat besar pada tahun 2015, pengelolaan lahan gambut yang tidak ideal, dan lain sebagainya.

"Sehingga, waktu itu dilakukan corrective actions yang ditekankan. Dan hasilnya adalah karhutla dan deforestasi dapat ditekan secara signifikan, serta komunikasi dengan para stakeholders terjalin dengan baik," terang Purwadi.

Ketua Umum APKINDO, Bambang Supijanto memberikan pernyataan, pihaknya mendukung program net zero emission termasuk Folu Net Sink 2030 dalam rangka menuju Indonesia maju.

"Kami memberikan pemahaman kepada anggota, bahwa kita harus menjadi green industri yang dapat menurunkan emisi. Kami jamin dapat melakukan itu," jelas Bambang.

Selanjutnya, Ketua AP2SI, Roni Usman dalam kesempatan ini menyampaikan catatannya berupa apresiasi kepada KLHK yang telah mengakselarasi program Perhutanan Sosial.

"AP2SI ini terbentuk dari kelompok-kelompok perhutanan sosial. Adanya perhutanan sosial, kawan-kawan menganggap negara telah hadir, dan dirasakan oleh ribuan bahkan jutaan orang, sekaligus menjawab ketimpangan pengelolaan lahan yang kawan-kawan dulu sampaikan," ungkap Roni Usman.

Catatan lainnya disampaikan oleh perwakilan GLI, Almi Ramadhi. Dirinya menyampaikan bahwa dari GLI, ia dan banyak remaja lain dari seluruh daerah belajar membentuk karakter menjadi seorang pemimpin yang berdasarkan ekologis, pancasila dan konstitusi.

Swietenia Puspa Lestari, seorang aktivis muda bidang konservasi juga berkesempatan menyampaikan catatannya yaitu dirinya belajar banyak hal bidang konservasi melalui pihak-pihak di UPT KLHK.

Dirinya kemudian membangun organisasi lingkungan yaitu Divers Clean Action yang bergerak bersama para relawan untuk mengkonservasi hutan pesisir dan area laut.

Terakhir, mewakili kelompok pelajar, Nazman Muslimah yang bersekolah di SMAN 80 Jakarta juga menceritakan kebanggaannya yang berkesempatan melakukan penanaman pohon bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kegiatan tersebut sangat penting untuk dirinya yang ingin melestarikan lingkungan," tutupnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1567 seconds (0.1#10.140)