Pemerintah Akan Produksi APD Berbahan Lokal Sertifikasi WHO

Selasa, 14 April 2020 - 19:34 WIB
loading...
Pemerintah Akan Produksi...
Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo yang juga saat menyampaikan kinerja selama 1 bulan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (14/4/2020). Foto/SINDOnews/Binti Mufarida
A A A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 berupaya memproduksi alat pelindung diri (APD) menggunakan komponen lokal dan disertifikasi Badan Kesehatan Dunia (WHO). Selain APD, Pemerintah juga memproduksi ventilator karya anak bangsa yang sebelumnya telah diujicoba di bawah pendampingan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes_.

“Saat ini, tim ahli Gugus Tugas dibantu peneliti, periset dari lembaga dan perguruan tinggi dan dunia usaha sedang berupaya memproduksi APD,” ujar Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB saat menyampaikan kinerja selama 1 bulan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Selasa (14/4/2020).

Dengan produksi dalam negeri itu maka Indonesia bisa mandiri dan tidak tergantung APD produksi negara lain dalam upaya melawan COVID-19. Dalam kurun waktu satu bulan menangani wabah virus Corona ini, Gugus Tugas telah mendistribusikan 725 ribu APD, 13 juta masker bedah dan 150 ribu masker N-95. Untuk diberikan kepada dokter, perawat dan tenaga medis agar semakin maksimal dalam memberikan perlindungan dari bahaya virus ini.

Sebelumnya, pemerintah membentuk Gugus Tugas ini untuk menangani COVID-19 berdasarkan Kepres Nomor 7 Tahun 2020 pada 13 Maret 2020. Untuk menanggulangi COVID-19, Gugus Tugas telah melakukan kolaborasi pentahelik berbasis komunitas yakni pemerintah, peneliti, dunia usaha, masyarakat serta media baik di pusat, hingga daerah yakni pemerintah provinsi hingga desa dan kelurahan.

“Selain itu, Gugus Tugas juga akan meningkatkan kegiatan edukasi dan sosialisasi termasuk mitigasi ancaman COVID-19,” kata Doni.

Dalam kesempatan yang sama, Doni Monardo juga mengajak masyarakat memisahkan kelompok rentan dengan masyarakat sehat tapi sudah terpapar positif COVID-19 atau orang tanpa gejala namun bisa menjadi penular bagi kelompok rentan.

“Kelompok rentan yakni masyarakat lanjut usia dan penderita penyakit kronis yakni hipertensi, jantung, kanker, diabetes, asma, hepatitis serta penyakit berat lainnya,” jelasnya.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1240 seconds (0.1#10.140)