Ikrar Nusa Bhakti Ungkap Pertanda Jokowi Personifikasikan Diri seorang Raja

Sabtu, 16 Maret 2024 - 13:38 WIB
loading...
Ikrar Nusa Bhakti Ungkap...
Pengamat Politik Ikrar Nusa Bhakti heran terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) lantaran mempersonifikasikan diri bagaikan seorang raja. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Pengamat Politik Ikrar Nusa Bhakti heran terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) lantaran mempersonifikasikan diri bagaikan seorang raja. Ikrar lantas membeberkan sejumlah pertanda sikap itu.

Ikrar menyebut salah satu kebiasaan era kepemimpinan Jokowi, upacara peringatan Hari Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus kerap menggunakan pakaian adat dari berbagai daerah. Hanya saja pakaian yang digunakan, kata dia, kental dengan penunjukan sosok seorang pemimpin.



“Saya juga tidak menyadari, di antara pakaian yang dia pakai itu adalah pakaian adat yang berasal dari berbagai daerah dan juga dari Tanah Jawa yang ternyata melambangkan pakaian kebesaran misalnya seorang petinggi kerajaan pada masa lalu,” ujar Ikrar dalam diskusi daring bertajuk Para Pendekar Turun Gunung, Sabtu (16/3/2024).

Ikrar kemudian menyinggung pernikahan anak bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep. Pemilihan tempat Pura Mangkunegaran menurutnya juga sikap personifikasi Jokowi yang menjadi raja.

“Saya kemudian dalam hati aja apakah kemudian Jokowi ini akan mempersonifikasikan dirinya sebagai raja dan kemudian apakah menjadikan anak-anaknya sebuah dinasti,” jelas dia.

Ia kemudian juga menyinggung mengenai kultur kekuasaan di Jawa yang tidak menyukai adanya matahari kembar. Hal itu pun, kata dia, selaras dengan sikap Jokowi yang tidak suka menerima adanya oposisi.

“Anda bisa baayangkan bagaimana kemudian seorang yang menjadi saingan berat dia di Pemilu 2014 dan 2019 kemudian ditawari dan diangkat menjadi Menhan dalam kabinet,” paparnya.

Mantan Duta Besar Indonesia untuk Tunisia ini juga mengaku terlambat menyadari sikap Jokowi. Pasalnya, saat itu Ikrar juga menganggap dipilihnya Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan hanyalah sikap politik yang akomodatif.



“Tapi saya tidak pernah berpikir bahwa itu adalah bagian bagaimana dia mendekati Prabowo, mantan seteru yang hebat pada saat itu untuk kemudian bisa menjadi satu kepentingan politik bersama dalam Pemilu 2024,” tutupnya.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1348 seconds (0.1#10.140)