Jejak Karier Irjen Pol Angesta Romano Yoyol, Jenderal yang Berurusan dengan Batu

Selasa, 05 Maret 2024 - 04:50 WIB
loading...
Jejak Karier Irjen Pol Angesta Romano Yoyol, Jenderal yang Berurusan dengan Batu
Jejak karier Irjen Pol Angesta Romano Yoyol diulas dalam artikel ini. Foto/Dok Polda Gorontalo
A A A
JAKARTA - Jejak karier Irjen Pol Angesta Romano Yoyol diulas dalam artikel ini. Jenderal Bintang 2 Polri ini termasuk dalam 11 perwira tinggi (pati) dan perwira menengah (pamen) Polri yang dimutasi Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo pada Rabu, 28 Februari 2024.

Mutasi itu tertuang dalam Surat Telegram Kapolri momor ST/429/II/KEP./2024. Dalam mutasi tersebut, Yoyol dimutasi dari jabatan Kapolda Gorontalo menjadi Pati Polda Gorontalo (dalam rangka pensiun).

Posisi Kapolda Gorontalo diisi oleh Brigjen Pol Pudji Prasetijanto Hadi yang sebelumnya menjabat Wakapolda Gorontalo. Upacara Farewell And Welcome Parade Kapolda Gorontalo dari Irjen Pol Angesta Romano Yoyol kepada Brigjen Pol Pudji Prasetijanto Hadi telah digelar di Lapangan Mapolda Gorontalo, Senin (4/3/2024).



Di hadapan semua pejabat utama dan personel Polda Gorontalo, Yoyol menyampaikan sebagai manusia biasa, dirinya memohon maaf apabila ada kesalahan atau yang tidak berkenan selama menjabat sebagai Kapolda Gorontalo.

“Sekali lagi, saya mohon maaf, apabila dalam memimpin di Polda Gorontalo banyak kekurangan yang dilakukan, baik itu perintah dari pimpinan dan kebijaksanaan yang saya lalukan. Tapi yakinilah semua yang saya lakukan, demi kebaikan kita bersama, demi nama baik Polri, khususnya Polda Gorontalo,” katanya dikutip dari laman resmi Polri.

Jejak Karier Irjen Pol Angesta Romano Yoyol, Jenderal yang Berurusan dengan Batu

Foto/Dok Polri

Jejak Karier Angesta Romano Yoyol


Yoyol merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1989 yang berpengalaman dalam bidang reserse. Pria kelahiran 21 Februari 1966, Padang, Sumatera Barat ini beberapa kali berurusan dengan batu.

Berbagai jabatan strategis pernah diemban oleh Yoyol, di antaranya Danton Tar II Akpol (1-11-1990), Pama Polda Metro Jaya (30-5-1991), Pama Polres Metro Jakarta Utara (2-12-1991), Kanit Binmas Polsek Metro Pademangan (14-10-1992).

Kemudian, Kanit Judi Susila Sat Serse Polres Metro Jakarta Utara (25-4-1994), Wakasat Serse Polres Metro Jakarta Utara (10-11-1995), Pama STIK Lemdikpol (1-8-1996), Panit Reaksi Cepat Sat Resmob Korserse Bareskrim Polri (4-4-1998), Dan Unit V URC Korserse Bareskrim Polri (1-4-1999).

Lalu, Kapolsek Metro Tanah Abang (1-3-2000), Kasat Serse Polres Metro Jakarta Pusat (1-12-2000), Kanit V Sat I Kamneg Ditreskrim Polda Metro Jaya (27-8-2003), Pasis Sespim Lemdiklat (30-5-2004), Pamen Bareskrim Polri (18-10-2004).

Selanjutnya, Penyidik Madya DIT I/Kamtrannas Bareskrim Polri (30-11-2004), Ka KPPP Tanjung Priok (09-2-2007), Wakapolres Metro Jakarta Pusat (23-10-2008), Kaden 88/Antiteror Polda Metro Jaya, dan Kapolres Metro Jakarta Pusat (29-7-2011).

Nah, saat menjabat Kapolres Metro Jakarta Pusat, Yoyol pernah dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) lantaran kepalanya terkena lemparan batu ketika mengamankan demonstrasi di depan Universitas Bung Karno (UBK) pada pertengahan Desember 2011.

Kondisi Yoyol saat dibawa ke RSCM pada Rabu, 14 Desember 2011 masih sadar. Namun kesulitan berdiri lantaran luka di bagian kepalanya cukup parah.

Adapun para mahasiswa UBK saat itu menggelar aksi untuk mengenang Sondang Hutagalung. Sondang merupakan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bung Karno (UBK) angkatan 2007 yang tewas setelah nekat membakar diri pada 7 Desember 2011 di depan Istana Kepresidenan, Jakarta.

Aksi bakar diri dilakukan Sondang sebagai bentuk protes atas ketidakadilan dan kemiskinan yang menghimpit masyarakat Indonesia. Nah, setelah menjabat Kapolres Metro Jakarta Pusat, Yoyoll digeser menjadi Analis Kebijakan Madya Bidang Pidum Bareskrim Polri (26-3-2014).

Beberapa jabatan lain yang pernah dijabat Yoyol adalah Kapolrestabes Bandung Polda Jabar (31-10-2014), Kabagjianling Rojianstra Sops Polri (28-4-2016), Wakapolda Lampung (25-8-2017), Karo RBP Srena Polri (17-11-2018), Widyaiswara Utama Sespim Lemdiklat Polri (16-11-2020), dan Kapolda Gorontalo (27-3-2023).

Sekitar akhir Mei 2023, Yoyol bersama PJU dan Personel Polda Gorontalo melaksanakan patroli malam di Kabupaten Bone Bolango. Yoyol dalam kegiatan itu memasang garis polisi di beberapa tempat penampungan batu hitam yang diketahui ilegal.

Yoyol menjelaskan, adanya tambang batu hitam tersebut merupakan pelanggaran dan banyak menimbulkan hal-hal yang mengganggu ketertiban masyarakat. “Nanti akan diluruskan bersama pemerintah daerah dan mencari solusinya karena apa yang dilakukan ini adalah keliru, tetapi kita tetap melakukan penertiban agar tidak dianggap bahwa Polisi tutup mata atau melakukan pembiaran,” katanya di Polda Gorontalo, Selasa, 23 Mei 2023 dikutip dari laman resmi Polri.

Dia menambahkan, untuk mengantisipasi tanggapan masyarakat tentang adanya pembiaran oleh pihak kepolisan yang jelas-jelas tindak pidana, dalam pelaksanaan patroli tersebut pihaknya melakukan penyegelan di tiga lokasi dan menyita barang bukti. “Ada tiga lokasi yang kita pasangi garis polisi dan sekitar 3.000 karung batu hitam yang disita,” pungkasnya.
(rca)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1257 seconds (0.1#10.140)