Kepala BNPT Ajak Ribuan Mahasiswa Waspadai Paham Negatif

Sabtu, 25 Agustus 2018 - 09:59 WIB
Kepala BNPT Ajak Ribuan Mahasiswa Waspadai Paham Negatif
Kepala BNPT Ajak Ribuan Mahasiswa Waspadai Paham Negatif
A A A
JAKARTA - Mahasiswa harus dibentengi dari hal-hal bersifat negatif. Seperti halnya paham-paham radikal yang bersifat negatif seperti intolerasi, anti-NKRI, anti-Pancasila dan penyebaran paham-paham takfiri.

Hal itu diungkapkan Kepala Badan Nasional Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius saat memberikan kuliah umum kepada sekitar 7.000 mahasiswa baru Universitas Indonesia (UI), di Balairung, Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Jumat 24 Agustus 2018.

Melalui kuliah umum bertema Resonansi Kebangsaan dan Bahaya serta Pencegahan Radikalisme, Kepala BNPT memaparkan tentang bahaya radikalisme, termasuk mengidentifikasi dan menghindari paham negatif.

Suhardi mengingatkan mahasiswa untuk fokus belajar demi mencapai cita-cita menjadi generasi penerus yang luar biasa dalam upaya mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Kami berikan mereka pemahaman dan guidance, kami asistensi semua, dari dosen sampai rektor Universitas Indonesia untuk ikut mengurus semua masalah-masalah yang bersifat negatif. Fokus lah belajar mengajar sehingga nantinya betul-betul mendapatkan sumber daya manusia yang baik untuk negeri Indonesia ini,” tutur mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri ini.

Dia menjelakan, April lalu BNPT telah melakukan kerja sama bersama UI dengan menandatangani memorandum of understanding (MoU) yang mencakup bidang penelitian, pencegahan, pemahaman-pemahaman serta kerja sama di bidang pengabdian masyarakat.

MoU yang telah ditandatangai sebelumnya bisa didukung dengan hasil-hasil riset dan penelitian dari UI. Melalui riset, dapat ditemukan formula dan cara tepat menangkal radikalisme di lingkungan kampus.

“Kita ingin supaya mahasiswa ini mempunyai daya tahan atau resilience yang cukup untuk menghadapi perubahan dinamika global yang sangat luar biasa itu,” kata Suhardi.

Dia menegaskan konsistensinya dalam memberikan pembekalan kepada mahasiswa di berbagai perguruan tinggi sebagai upaya mempersiapkan para generasi muda dalam memimpin bangsa ini ke depan.

“Paling pokok adalah harus kita persiapkan generasi muda kita agar berkualitas sehingga mampu menghadapi tantangan masa depan yang sangat luar biasa ini,” ujar Suhardi.
Dalam kuliah umumnya, Suhardi menegaskan pentingnya penguatan nasionalisme untuk menghadapi ancaman ideologi transnasional.
Dia khawatir perkembangan teknologi informasi akan menggerus nilai-nilai kebangsaan. Dampaknya, anak muda mudah disusupi paham-paham radikal.

“Teknologi informasi saat ini sudah tidak ada batasnya, sudah borderless. Gadget ada di mana-mana, memang ada sisi positifnya, tapi banyak juga sisi negatifnya. Dari sini anak muda dijadikan target brainwashing . Kita harus bisa cegah, harus bisa kita imbangi, karena itu kami dari BNPT merekrut duta damai dunia maya, generasi muda untuk melawan radikalisme, dimana mereka menggunakan bahasa milenial sehingga bisa diterima cepat oleh generasinya,” paparnya.

Sementara itu Rektor UI Muhammad Anis mengatakan, selama ini institusinya sudah berusaha menyikapi permasalahan radikalisme dengan memberikan mata kuliah kepribadian, menggelar kegiatan Kuliah Kerja Nyata (K2N), aksi kebangsaan, serta memiliki forum-forum yang menciptakan keberagaman.

“Itu menjadi satu kekuatan di UI. Kita ingin memotivasi mereka bahwa mereka itu adalah agen-agen perubahan. Oleh karena itu apa pun paham-paham yang mengarah kepada intoleransi itu, kita cegah dari sedini mungkin,” tuturnya.

Anis mengatakan, radikalisme negatif bukan sekadar membahayakan situasi nasional, tetapi sudah menjadi ancaman global. Pendidikan dinilainya menjadi kunci utama untuk melindungi para generasi muda.

“Dengan punya bekal pendidikan di latar belakangi dengan nilai-nilai kebangsaan insya Allah mereka bisa menjadi agen untuk mencegah (paham radikal-red) ke depan,” katanya mengakhiri.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5786 seconds (0.1#10.140)