Capai Indonesia Emas, Pemerintah Diminta Maksimalkan Bonus Demografi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia yang baru nantinya diharapkan mampu mengeluarkan Indonesia dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap country). Salah satu kebijakan yang krusial dengan membenahi Sumber Daya Manusia atau SDM menggunakan pendekatan pendidikan.
Tugas berat menanti pemerintah yang baru dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Hal ini sejalan besarnya bonus demografi dan mimpi untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.
"Kalau saya optimistis (keluar dari middle income trap). Caranya dengan sentuhan pendidikan. Karena mayoritas saat ini mayoritas SDM Indonesia lulusan sekolah menengah. Sehingga pendapatannya jadi sulit naik," kata Jeffry Johary, managing director OCS Indonesia, dalam keterangannya, Kamis (29/2/2024).
Dia mengatakan, optimistis tersebut didukung sejumlah program pemerintah, seperti memberikan sekolah gratis hingga 9 tahun serta mendorong program pendidikan vokasi. Capres dan cawapres terpilih diyakini akan memperkuat sektor pendidikan.
"Setiap capres dan cawapres secara umum mendukung program pendidikan. Nantinya diharapkan 2045 saat sumber daya alam tereksplorasi, setidaknya pendidikan kita sudah bagus," ucapnya.
Pada 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu sekitar 60 persen-70 persen jumlah penduduknya dalam usia produktif. "Bayangkan saat Indonesia Emas, mayoritas penduduk kita pendidikannya kurang, ini akan menjadi isu," tuturnya.
Dia mengatakan, untuk lepas dari middle income trap, kata dia, perlu meningkatkan produktivitas tenaga kerja serta mengedepankan aspek pendidikan.
"Tidak hanya lulusan SMA dan SMK, SDM kita harus punya skill, sehingga pada 2045 mereka lebih kompetitif. Saat ini sangat dibutuhkan tenaga engineering maintenance," jelasnya.
Dalam rangka mewujudkan target Indonesia Emas 2045 dan menghindari jebakan negara berpendapatan menengah, Jeffry mengatakan OCS Indonesia memiliki misi meningkatkan produktivitas human capital.
"Dengan pendidikan tinggi, mereka bisa mendapatkan penghasilan lebih besar, sehingga terlepas dari kemiskinan," ucapnya.
Pihak OCS Indonesia telah membangun jaringan kuat dengan 16.000 karyawan berkualitas dalam memberikan layanan bagi klien. Dirinya mengaku berkomitmen untuk mendorong SDM yang dikelola agar mau belajar hingga jenjang kuliah.
"Pada 2024 kami targetkan memiliki 19.000 karyawan. Kami membudayakan disiplin dalam bekerja hingga ke daerah pelosok. Selain itu kami juga mendorong karyawan yang belum kuliah agar melanjutkan pendidikan hingga perkuliahan," kata dia.
Dia juga mengatakan OCS Indonesia fokus pada bisnis keberlanjutan dan digitalisasi dengan menawarkan solusi komprehensif bagi perusahaan di berbagai industri, seperti perbankan, retail, manufaktur, e-commerce, hingga healthcare.
"Sejumlah layanan kami, antara lain, memasok pekerja di bidang technical maintenance, cleaning, front of house, security & safety, landscaping, energy management, dan facility management," tutupnya.
Tugas berat menanti pemerintah yang baru dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Hal ini sejalan besarnya bonus demografi dan mimpi untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.
"Kalau saya optimistis (keluar dari middle income trap). Caranya dengan sentuhan pendidikan. Karena mayoritas saat ini mayoritas SDM Indonesia lulusan sekolah menengah. Sehingga pendapatannya jadi sulit naik," kata Jeffry Johary, managing director OCS Indonesia, dalam keterangannya, Kamis (29/2/2024).
Dia mengatakan, optimistis tersebut didukung sejumlah program pemerintah, seperti memberikan sekolah gratis hingga 9 tahun serta mendorong program pendidikan vokasi. Capres dan cawapres terpilih diyakini akan memperkuat sektor pendidikan.
"Setiap capres dan cawapres secara umum mendukung program pendidikan. Nantinya diharapkan 2045 saat sumber daya alam tereksplorasi, setidaknya pendidikan kita sudah bagus," ucapnya.
Pada 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu sekitar 60 persen-70 persen jumlah penduduknya dalam usia produktif. "Bayangkan saat Indonesia Emas, mayoritas penduduk kita pendidikannya kurang, ini akan menjadi isu," tuturnya.
Dia mengatakan, untuk lepas dari middle income trap, kata dia, perlu meningkatkan produktivitas tenaga kerja serta mengedepankan aspek pendidikan.
"Tidak hanya lulusan SMA dan SMK, SDM kita harus punya skill, sehingga pada 2045 mereka lebih kompetitif. Saat ini sangat dibutuhkan tenaga engineering maintenance," jelasnya.
Dalam rangka mewujudkan target Indonesia Emas 2045 dan menghindari jebakan negara berpendapatan menengah, Jeffry mengatakan OCS Indonesia memiliki misi meningkatkan produktivitas human capital.
"Dengan pendidikan tinggi, mereka bisa mendapatkan penghasilan lebih besar, sehingga terlepas dari kemiskinan," ucapnya.
Pihak OCS Indonesia telah membangun jaringan kuat dengan 16.000 karyawan berkualitas dalam memberikan layanan bagi klien. Dirinya mengaku berkomitmen untuk mendorong SDM yang dikelola agar mau belajar hingga jenjang kuliah.
"Pada 2024 kami targetkan memiliki 19.000 karyawan. Kami membudayakan disiplin dalam bekerja hingga ke daerah pelosok. Selain itu kami juga mendorong karyawan yang belum kuliah agar melanjutkan pendidikan hingga perkuliahan," kata dia.
Dia juga mengatakan OCS Indonesia fokus pada bisnis keberlanjutan dan digitalisasi dengan menawarkan solusi komprehensif bagi perusahaan di berbagai industri, seperti perbankan, retail, manufaktur, e-commerce, hingga healthcare.
"Sejumlah layanan kami, antara lain, memasok pekerja di bidang technical maintenance, cleaning, front of house, security & safety, landscaping, energy management, dan facility management," tutupnya.
(maf)