Badan Antiteror Jerman Belajar Penanganan Terorisme di Indonesia

Kamis, 12 Juli 2018 - 11:07 WIB
Badan Antiteror Jerman Belajar Penanganan Terorisme di Indonesia
Badan Antiteror Jerman Belajar Penanganan Terorisme di Indonesia
A A A
JAKARTA - Model pendekatan lunak (soft approach) dalam penanggulangan terorisme oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) kembali mendapat perhatian negara lain.

Salah satunya dari Wakil Presiden Bundeskriminalamt (BKA) atau Badan Antiteror Jerman Michael Kretschmer yang berkunjung ke Pondok Pesantren Al Hidayah, Sei Mencirim, Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu 11 Juli 2018.

Pondok pesantren ini diasuh mantan teroris Khairul Ghazali dan sebagian besar santrinya adalah anak-anak mantan teroris.

Kunjungan Kretschmer untuk melihat langsung sekaligus studi banding BKA yang akan mencontoh program soft approach yang nantinya diterapkan di Jerman.
Kedatangan delegasi Jerman hanya berselang sepekan setelah kunjungan Menteri Luar Negeri Belanda Stephanus Abraham Blok ke TPA Baitul Muttaqin dan Yayasan Lingkar Perdamaian di Tenggulun, Lamongan, Jawa Timur.

Di tempat ini BNPT merangkul 37 mantan teroris yang telah "sembuh" yang dipimpin Ali Fauzi, adik bomber Bom Bali 1, Amrozi untuk mengelola boarding school bagi keluarga dan anak mantan teroris.

“Dua tempat ini sekarang telah menjadi ikon dunia dalam penanganan terorisme. Buktinya hari ini Wapres BKA datang langsung belajar dan saling menggali pengalaman. Minggu lalu, Menlu Belanda juga ke Lamongan, dan akhir bulan ini, Badan Antiteror Jepang juga akan berkunjung ke Lamongan,” tutur Kepala BNPT Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius dalam siaran pers BNPT, Kamis (12/7/2018).

Menurut Suhardi, di dua tempat itu BNPT mencari titik balik agar para mantan teroris dan keluarganya bisa diterima kembali di masyarakat, sekaligus memberikan kesempatan kedua untuk menjadi manusia bagi nusa dan bangsa.

Hasilnya, meski belum genap setahun, para santri di Ponpes Al Hidayah ini sudah jauh berbeda dibandingkan di awal-awal program ini dijalankan.

“Lihat saja anak-anak (santri-red) di sini, dulu saat kali pertama kami datang, mereka seperti takut dan tidak mau berinteraksi, sekarang lihat saja dan tanya mereka cita-citanya, ada yang mau jadi polisi, ustaz, bahkan jadi kepala BNPT. Dahulu mereka takut dan jauh dari masyarakat sekitar, sekarang telah bergabung dan terintegrasi,” tutur Suhardi.

Tidak berhenti di dua tempat itu, kata dia, BNPT berencana membangun satu boarding school lagi di Karanganyar, Jawa Tengah yang juga akan dikelola mantan teroris dan keluarganya.Dia berharap cara-cara soft approach ini menjadi contoh baik dalam bersinergi dengan dunia internasional dalam penanganan terorisme.
Sementara itu, Wapres BKA Michael Kretschmer memberikan apresiasi tinggi terhadap cara BNPT melakukan pendekatan lunak dalam menangani terorisme.

Dia mengaku sadar penanganan terorisme tidak harus dengan cara menanggulangi (hard approach), tapi juga bisa dengan pendekatan lunak dengan mengatasi dari hulu.

“Teroris ada di semua negara, termasuk di Jerman. Makanya saya tertarik dengan program pencegahan yang telah dilakukan BNPT. Hari ini kami datang untuk studi banding sekaligus belajar bagaimana cara mencegah seseorang agar tidak menjadi teroris dan membuat orang yang sudah pernah menjadi teroris agar tidak kembali,” kata Kretschmer.

Dia mengaku terkesan dengan keberadaan Ponpes Al Hidayah dengan boarding school yang dihuni anak-anak mantan teroris. Tempat ini sekaligus menjadi jawaban dan contoh nyata dalam pencegahan terorisme dengan cara-cara pintar.

Menurut Kretschmer, anak-anak ini tidak dilahirkan sebagai teroris sehingga harus diberikan ilmu dan pelajaran yang .

“Tempat ini memberikan masa depan lebih baik buat anak eks teroris agar mereka tidak melakukan kejahatan yang sama seperti yang dilakukan orang tuanya. Masa depan anak ini adalah masa depan seluruh masyarakat agar terbebas dari terorisme. Saya sangat menghargai keberadaan Ponpes Al Hidayah dan sangat apresiasi dengan apa yang dilakukan BNPT dan juga Ustaz Khoirul Ghazali,” tuturnya.

Selain berkeliling meninjau Ponpel Al Hidayah dan segala fasilitasnya, delegasi BKA juga melakukan diskusi dengan Kepala BNPT, serta pengelola Ponpes Al Hidayah. BKA juga membagikan alat-alat tulis dan permen yang disambut suka cita para peserta didik.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7327 seconds (0.1#10.140)