Jagoannya Tumbang di Jawa, Pengamat: Ini Jalan Terjal Prabowo di 2019

Kamis, 28 Juni 2018 - 10:21 WIB
Jagoannya Tumbang di Jawa, Pengamat: Ini Jalan Terjal Prabowo di 2019
Jagoannya Tumbang di Jawa, Pengamat: Ini Jalan Terjal Prabowo di 2019
A A A
JAKARTA - Berdasarkan metode hitung cepat (quick count) sementara sejumlah lembaga survei pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung Partai Gerindra dan PKS dalam Pilkada, tak satu pun memenuhi target maksimal.

Padahal, Pilkada di Jawa merupakan barometer bagi Gerindra dan PKS untuk menyongsong pemilu nasional 2019, di mana kedua partai ini sejak awal akan jalan bersama di pesta demokrasi lima tahunan mendatang.

Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, ada tiga hal untuk mencermati hasil Pilgub Jawa jika dikaitkan dengan peta dan peluang kedua partai ini di Pileg dan pilpres 2019.

Pertama, kata Adi, untuk Jawa Timur, sejak awal suara PKS dan Gerindra tak signifikan. Terbukti gabungan dua partai ini gagal mengusung calon sendiri yg akhirnya terpaksa merapat ke Paslon Syaifullah Yusuf-Puti Guntur. "Jadi, tak terlampau mengagetkan jika di Jatim 2 parpol ini keok," ujar Adi saat dihubungi Sindonews, Kamis (28/6/2018).

Kedua, lanjut dia, untuk Jawa Tengah jagoan yang diusung Gerindra dan PKS memang kalah. Namun jika dilihat trendnya, mesin politik Gerinda-PKS naik signifikan karena selisih suara dengan antara Ganjar Pranowo-Taj Yasin dengan Sudirman-Ida Fauziyah dikisaran angka 10 persen.

Padahal Jateng adalah kandang utama banteng plus Ganjar yang petahana. Menurutnya, dengan dua modal ini mestinya Ganjar bisa sapu bersih suara di berbagai daerah di Jateng, minimal menang mutlak di angka 65 persen.

"Andai pilkada masih 1 bulan lagi, mungkin saja Ganjar bisa kebalap jagoan Gerinda PKS karena trendnya naik terus. Gerindra dan PKS memang kalah, tapi perolehan suaranya naik signifikan," ungkap Adi.

Sementara untuk Pilgub Jabar jagoan PKS-Gerindra juga keok. Namun yang menghentak ialah perolehan suara Sudrajat-Ahmad Saikhu atau Asyik 29% yang mendekati suara Ridkwam Kamil-Uu 32%. Adi menilai, tentu hasil ini mengagetkan karena hasil banyak survei pasangan Asyik hanya mendapat suara 9%. Itu artinya, sekalipun Asyik kalah versi hitung cepat, namun mesin politik kedua parpol itu terus menyala tanpa jeda.

Sayangnya, kata Adi, kekuatan mesin politik Gerindra dan PKS tak dibarengi dengan pilihan figur yang pas. Kedua partai ini terlampau memaksakan Sudrajat dan Syaikhu maju bertanding di Jabar karena 2 tokoh ini relatif kurang dikenal. "Ya, tentu (hasil Pilkada Jawa) ini akan jadi jalan terjal bagi Prabowo 2019. Karena salah satu lumbung suaranya di 2014 lepas," tandasnya.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6975 seconds (0.1#10.140)