Ciptakan Birokrasi Baru, Sandiaga Uno Ragukan Efektifitas Kinerja Komite PEN

Rabu, 12 Agustus 2020 - 18:58 WIB
loading...
Ciptakan Birokrasi Baru,...
Founder KAHMIPreneur dan juga anggota Komisi XI DPR Kamrussamad berfoto bersama Sandiaga Salahuddin Uno di Gedung BEI, Jakarta. FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Sandiaga Salahudin Uno mengkritisi keberadaan Tim Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dia menilai, keberadaan Tim PEN justru menciptakan birokrasi baru yang justru akan merepotkan semua pihak. Karena itu, dia meminta generasi muda atau milenial memanfaatkan peluang usaha di tengah pandemi Covid-19.

Sandi menegaskan, anak-anak muda milenial agar bisa menangkap peluang apa yang ada di balik pandemi ini. Tokoh enterpreneur nasional ini berpendapat, dalam kondisi wabah, kebutuhan ekonomi masyarakat akan berbasis kesehatan dan keselamatan serta kebutuhan olah raga dan juga makanan siap saji. (Baca juga: Jokowi Pangkas Program PEN, Erick Thohir: Implementasinya Payah!)

“Karena kita tidak bisa menunggu kerja Tim PEN yang dibentuk pemerintah, Karena organisasinya sangat gemuk, berpotensi membuat birokrasi baru, dapat memperlambat eksekusi program, membuat K/L serta pemda makin kebingungan untuk koordinasi. Apalagi dunia usaha,” tandas Sandiaga Uno, Rabu (12/8/2020).

Sandi mengaku tetap optimistis dan menaruh harapan pada kaum milenial. “Milenial ini menjadi tulang punggung ekonomi kita. Ini kan generasi-generasi yang dahsyat karena sebelum pandemi ini mereka sudah digital needed dan milenial ini menjadi lini terakhir kita untuk menghadapi pandemi ini. Milenial juga menjadi tulang punggung di fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan,” ujarnya.

Karena itu, investasi yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun institusi serta perusahaan swasta terhadap generasi muda adalah melalui sejumlah kegiatan pendidikan, pelatihan, ataupun kompetisi yang dihadirkan. (Baca juga: Wakil Ketua DPR Harap Bantuan Rp28,8 Triliun Bisa Segera Dirasakan UMKM)

Sandiaga Salahuddin Uno sebagai pemgusaha muda mengatakan, sudah waktunya mendorong generasi muda menjadi lokomotif yang turut berkontribusi dalam membangun perekonomian Indonesia.

Sandi pun mengajak anak muda menjadi pengusaha dengan kreativitas dan inovasi yang diciptakan sendiri. Menurut dia, di saat ini tidak sedikit wirausahawan muda yang lahir. “Saya melihat banyak potensi anak muda dalam pembangunan ekonomi di Indonesia,” katanya.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi mengatakan, saat pandemi ini yang berkembang justru investor retail. “Justru pertumbuhan yang berkembang saat ini adalah investor retail,” katanya. Namun, perkembangan ekonomi juga tergantung dari adanya politik luar negeri seperti pemilu di Amerika Serikat.

Tetapi, lanjutnya, pengaruh Fed juga berpengaruh terkait dengan perekonmian dunia. “Indeks harga saham kita adalah minus 18.34%, tapi kalau secara sepuluh tahun kita masih di atas rata-rata di Asean. Dan index yang terendah tahun ini dan naik sekarang mulai 9.8 T,” tuturnya.

Dia berharap ini akan tetap naik dan ini lebih baik dari krisis sebelumnya tahun 1998 lalu, begitu juga pada 2008 indeks terkoreksi sebelum covid ini juga sudah turun dan setelah covid tidak banyak turunnya.

Founder KAHMIPreneur dan juga anggota komisi XI DPR Kamrussamad menegaskan, sebenarnya perkembangan ekonomi sangat berpengaruh pada ekspor dan impor, kunjungan wisatawan, dan investasi. Bila ketiga faktor ini turun, maka akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Kalau menurut pemerintah kita belum masuk resesi tetapi beberapa pengamat mengatakan kalau Indonesia sudah masuk ke resesi,” tegasnya.

Bahkan pada kuartal I di angka minus 2,41% sehingga ini sudah bisa dibilang masuk resesi. Namun, dia menegaskan, sektor yang masih masuk dan berkembang adalah sektor argopreneur. “Ada empat jurus, membuka sektor produktif, pertanian yang berbasis argopreneur dan argoindustri, percepat restrukturisasi, transformasi digital,” paparnya.

Karena itu, apabila menjadi salah satunya menjaga kestabilan ekonomi dengan menjadi investor yang aktif di pasar modal, maka diharapkan generasi muda secara tidak langsung dapat membantu perekonomian Indonesia. Menurut dia, jumlah investor di Indonesia sampai dengan hari ini belum mencapai 1% dari total penduduk Indonesia.

Meski telah terjadi peningkatan tiap tahunnya, namun jumlah tersebut masih menjadi tantangan besar bagi pasar modal Indonesia, apalagi dengan tingginya tingkat imbal hasil yang dimiliki oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama 5-10 tahun terakhir, pasar modal seharusnya bisa memberi kontribusi lebih banyak untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Dia menambahkan, KAHMIPreneur akan terus mengajak generasi muda untuk belajar berinvestasi saham dan investasi lainnya dengan memanfaatkan teknologi dan aplikasi digital sesuai dengan komitmen perusahaan yang ingin meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui dunia digital. “Apalagi saat ini dukungan teknologi sangat luar biasa,” ujarnya.
(nbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1676 seconds (0.1#10.140)