Romo Magnis Suseno: Apa Kita Mau Dipimpin Orang yang Menodai Etika?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Guru Besar Filsafat Moral, Franz Magnis Suseno menyoroti ucapan 'Ndasmu Etik' calon presiden (capres) Prabowo Subianto yang disampaikan di hadapan para pendukungnya, beberapa waktu lalu. Ucapan itu disampaikan setelah Prabowo dicecar soal etika dalam debat pertama Pilpres 2024.
Franz Magnis Suseno awalnya menyinggung situasi politik Pemilu 2024 dalam kondisi genting. Sebab di era Reformasi, banyak orang meninggal dan menjadi korban demi tegaknya demokrasi dan hak-hak asasi manusia atas dasar Pancasila, Keyakinan, dan Etika. Namun kini, etika justru dinodai hingga adanya tanda-tanda Pemilu mendatang bakal dipengaruhi penguasa dan tanda-tanda manipulasi.
"Kan sekarang kita menghadapi situasi 'etika ndasmu', apa kita mau dipimpin oleh orang yang menodai etika, itu serius loh tampak etika kekuasaan merosot, paling-paling kekuasan yang disebut oligarki dan sebagainya, saya melihat ada tanda-tanda sekarang juga bukan hanya arah pemilihan mau dipengaruhi oleh penguasa, tapi tanda-tanda manipulasi," katanya dalam Talkshow yang digelar Alumni SMA Top GUN di Triboon Jeruk Purut, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (28/1/2024).
"Kalau itu betul, kalau kita dapat kesan pemilihan yang akan datang tanggal 14 itu dicuri, betul-betul dicuri, kita dalam situasi gawat yah, lebih gawat dari sebelum reformasi," katanya.
Menurut Romo Magnis, sejatinya dalam memilih capres-cawapres, dia berprinsip tidak memilih pasangan yang dinilainya paling buruk.
"Apakah situasi itu genting, iyah, iyah, iyah. Saya mau sedikit jelaskan situasi genting itu, kemarin saya ditanyai sahabat saya Din Syamsuddin (Muhammad Sirajuddin Syamsuddin), Romo pilih siapa, saya jawab saya pegang pada prinsip saya, pokoknya jangan yang terburuk, yang terpilih yang lain, jadi saya akan putuskan kemudian," tuturnya.
Romo Magnis mengungkapkan, sejatinya dirinya tak memiliki masalah dengan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Prabowo-Mahfud MD.
"Saya tak punya masalah dengan pasangan AMIN, Anies-Muhaimin dan juga dengan pasangan Ganjar-Mahfud. Lalu, saya diminta ikut suatu acara Anies, dua hari lagi saya menolak, dengan alasan kaki saya belum begitu baik," jelasnya.
Franz Magnis Suseno awalnya menyinggung situasi politik Pemilu 2024 dalam kondisi genting. Sebab di era Reformasi, banyak orang meninggal dan menjadi korban demi tegaknya demokrasi dan hak-hak asasi manusia atas dasar Pancasila, Keyakinan, dan Etika. Namun kini, etika justru dinodai hingga adanya tanda-tanda Pemilu mendatang bakal dipengaruhi penguasa dan tanda-tanda manipulasi.
"Kan sekarang kita menghadapi situasi 'etika ndasmu', apa kita mau dipimpin oleh orang yang menodai etika, itu serius loh tampak etika kekuasaan merosot, paling-paling kekuasan yang disebut oligarki dan sebagainya, saya melihat ada tanda-tanda sekarang juga bukan hanya arah pemilihan mau dipengaruhi oleh penguasa, tapi tanda-tanda manipulasi," katanya dalam Talkshow yang digelar Alumni SMA Top GUN di Triboon Jeruk Purut, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (28/1/2024).
"Kalau itu betul, kalau kita dapat kesan pemilihan yang akan datang tanggal 14 itu dicuri, betul-betul dicuri, kita dalam situasi gawat yah, lebih gawat dari sebelum reformasi," katanya.
Menurut Romo Magnis, sejatinya dalam memilih capres-cawapres, dia berprinsip tidak memilih pasangan yang dinilainya paling buruk.
"Apakah situasi itu genting, iyah, iyah, iyah. Saya mau sedikit jelaskan situasi genting itu, kemarin saya ditanyai sahabat saya Din Syamsuddin (Muhammad Sirajuddin Syamsuddin), Romo pilih siapa, saya jawab saya pegang pada prinsip saya, pokoknya jangan yang terburuk, yang terpilih yang lain, jadi saya akan putuskan kemudian," tuturnya.
Romo Magnis mengungkapkan, sejatinya dirinya tak memiliki masalah dengan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Prabowo-Mahfud MD.
"Saya tak punya masalah dengan pasangan AMIN, Anies-Muhaimin dan juga dengan pasangan Ganjar-Mahfud. Lalu, saya diminta ikut suatu acara Anies, dua hari lagi saya menolak, dengan alasan kaki saya belum begitu baik," jelasnya.
(abd)