Keberagaman Indonesia Harus Tetap Dijaga ‎

Sabtu, 05 Mei 2018 - 21:42 WIB
Keberagaman Indonesia Harus Tetap Dijaga ‎
Keberagaman Indonesia Harus Tetap Dijaga ‎
A A A
JAKARTA - Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah bersama sejumlah tokoh mendorong keberagaman Indonesia harus terus dan tetap dijaga, serta dirayakan dengan kegembiraan.

Hal tersebut mengemuka saat acara 'Tasyakuran Milad 86 Tahun Pemuda Muhammadiyah' di kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Sabtu (5/5/2018).

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak membeberkan, Tasyakuran Milad 86 Tahun Pemuda Muhmmadiyah kali ini mengambil tema 'Menggembirakan Keberagaman, Memajukan Indonesia'.

Menurutnya, ada alasan penting tema tasyakuran diangkat. Indonesia, kata dia, adalah bangsa dan negara yang terdiri dari beragam suku bangsa hingga agama. Kalau dicari perbedaan maka Muhammadiyah misalnya dengan Nahdlatul 'Ulama (NU) tentu ada perbedaan. Tapi bukan perbedaan yang dikedepankan.

(Baca juga: Sejumlah Tokoh Nasional Hadiri Milad Ke-86 Pemuda Muhammadiyah )

Dua organisasi besar ini mampu menjadi lokomotif dalam menjaga keutuhan umat dan menggalang persatuan dan kesatuan untuk Indonesia. "Indonesia itu satu, kita beragam tapi kita satu Indonesia. Jangan rusak keberagaman itu. Jadi mari kita menggembirakan keberagaman untuk sama-sama memajukan Indonesia," tegas Dahnil.

Dalam konteks kebangsaan, kenegaraan, dan politik di tahun politik bertepatan dengan Pilkada Serentak 2018 serta Pemilu dan Pilpres 2019 kondisi saat ini diisi saling serang dan kecenderungan perbedaan lebih dikendepankan. Kondisi tersebut bahkan menjalar dari media sosial hingga dunia nyata. Para politikus, para simpatisan, hingga masyarakat umum cenderung terbawa perasaan sehingga menimbulkan gesekan.

"Seperti tidak ada ruang untuk bercanda, tidak ada ruang untuk bergembira. Semuanya baper. Salah candaan, (dilaporkan) penghinaan. Ini berbahaya sekali. Silakan berpolitik tapi jangan sekali-sekali merusak NKRI, bermusuhan dan merusak keberagaman," tegasnya.

Padahal, lanjut Dahnil, kalau dilihat secara saksama maka bisa diketahui bahwa orang-orang NU, Muhmmadiyah, hingga orang-orang beragama lain semisal Katolik pun suka bercanda. Artinya semuanya suka bercanda dengan penuh makna dan saling menjaga keberagaman.

"Jadi kurang bergembira republik ini. Gara-gara apa? Gara-gara kita ditakut-takuti perbedaan. Padahal perbedaan itu, keberagamaan itu harus kita gembirakan," paparnya.

Kehadiran Zulkifli Hasan yang merupakan kader Muhammadiyah tulen, Cak Imin sebagai kader NU tulen, dan Ignasius Jonan sebagai perwujudan penganut Katolik yang menjunjung toleransi adalah sebuah representasi PP Pemuda Muhammadiyah menghadirkan keberagaman dengan kegembiraan untuk saling menjaga Indonesia.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6888 seconds (0.1#10.140)