Jemaah Haji Diperkirakan Meningkat Menjadi 4,5 Juta pada 2030
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jemaah haji diproyeksikan meningkat menjadi 4,5 juta pada 2030. Hal itu seiring dengan visi 2030 yang dicanangkan Arab Saudi yakni meningkatkan kuota jemaah haji dari luar negeri.
Hal ini diungkapkan Kepala Badan Pelaksana BPKH Fadlul Imansyah seusai bertemu Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin di kediaman resmi Wapres, Jl. Diponegoro No. 2, Jakarta Pusat, Rabu (17/1/2024).
"Jadi kalau kita lihat dari visi Saudi 2030, di mana jemaah haji akan meningkat menjadi 4,5 juta di tahun 2030, ini akan berakibat pada peningkatan kuota di seluruh negara termasuk Indonesia," kata Fadlul.
Fadlul pun mengatakan saat ini Indonesia mendapatkan kuota 221.000 ditambah 20.000 pada tahun 2024. Ke depannya dengan asumsi ada kenaikan lebih dari dua kali lipat otomatis kuota dari haji akan juga meningkat di Indonesia lebih dari 2 kali.
"Ini menjadi tantangan kenapa karena nilai manfaat yang kami harus disediakan itu pasti akan meningkat lebih banyak dan otomatis dua kali lipat dari apa yang selama ini kami bayarkan," ujarnya.
Fadlul mengatakan dengan penambahan kuota haji ini maka pengelolaan dananya harus digenjot maksimal. "Jika dilihat dari nilai manfaat, fungsi dari dana kelolaan ini yang kita harus genjot semaksimal mungkin, sehingga dapat menilai manfaat yang sesuai dengan seoptimal mungkin yang bisa di bayarkan untuk memberikan nilai manfaat kepada jamaah haji. Ini yang mungkin tantangan kedepannya," kata Fadlul.
Fadlul menyebut ada beberapa kondisi yang sudah di sepakati dengan Komisi VIII DPR RI adalah untuk menaikkan setoran awal haji.
"Setoran awal haji dan kedua memberikan fasilitas untuk melakukan cicilan setoran lunas seperti apa yang sudah dilakukan di tahun ini di tanggal 9 Januari kemarin dibuka kesempatan," paparnya.
Ke depan, kata Fadlul, pengelolaan dana haji akan lebih terstruktur dan bekerja sama dengan perbankan dan Kementerian Agama (Kemenag).
"Sehingga mereka tanpa harus menambah lebih banyak lagi dan tanpa harus mengambil dari nilai manfaat yang harusnya menjadi apa namanya manfaat bagi calon jemaah haji yang menunggu sebanyak 5,3 juta ke depannya," katanya.
Hal ini diungkapkan Kepala Badan Pelaksana BPKH Fadlul Imansyah seusai bertemu Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin di kediaman resmi Wapres, Jl. Diponegoro No. 2, Jakarta Pusat, Rabu (17/1/2024).
"Jadi kalau kita lihat dari visi Saudi 2030, di mana jemaah haji akan meningkat menjadi 4,5 juta di tahun 2030, ini akan berakibat pada peningkatan kuota di seluruh negara termasuk Indonesia," kata Fadlul.
Fadlul pun mengatakan saat ini Indonesia mendapatkan kuota 221.000 ditambah 20.000 pada tahun 2024. Ke depannya dengan asumsi ada kenaikan lebih dari dua kali lipat otomatis kuota dari haji akan juga meningkat di Indonesia lebih dari 2 kali.
"Ini menjadi tantangan kenapa karena nilai manfaat yang kami harus disediakan itu pasti akan meningkat lebih banyak dan otomatis dua kali lipat dari apa yang selama ini kami bayarkan," ujarnya.
Fadlul mengatakan dengan penambahan kuota haji ini maka pengelolaan dananya harus digenjot maksimal. "Jika dilihat dari nilai manfaat, fungsi dari dana kelolaan ini yang kita harus genjot semaksimal mungkin, sehingga dapat menilai manfaat yang sesuai dengan seoptimal mungkin yang bisa di bayarkan untuk memberikan nilai manfaat kepada jamaah haji. Ini yang mungkin tantangan kedepannya," kata Fadlul.
Fadlul menyebut ada beberapa kondisi yang sudah di sepakati dengan Komisi VIII DPR RI adalah untuk menaikkan setoran awal haji.
"Setoran awal haji dan kedua memberikan fasilitas untuk melakukan cicilan setoran lunas seperti apa yang sudah dilakukan di tahun ini di tanggal 9 Januari kemarin dibuka kesempatan," paparnya.
Ke depan, kata Fadlul, pengelolaan dana haji akan lebih terstruktur dan bekerja sama dengan perbankan dan Kementerian Agama (Kemenag).
"Sehingga mereka tanpa harus menambah lebih banyak lagi dan tanpa harus mengambil dari nilai manfaat yang harusnya menjadi apa namanya manfaat bagi calon jemaah haji yang menunggu sebanyak 5,3 juta ke depannya," katanya.
(cip)