Aktivis Reformasi 98 Sebut Relawan yang Dianiaya Pahlawan Demokrasi

Minggu, 31 Desember 2023 - 19:06 WIB
loading...
Aktivis Reformasi 98...
Beberapa relawan Ganjar-Mahfud dianiaya oleh oknum TNI di Boyolali, Jawa Tengah. FOTO/TANGKAPAN LAYAR VIDEO
A A A
JAKARTA - Gerakan Aktivis (Gerak) 98 mengencam keras penganiayaan terhadap relawan pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) Ganjar-Mahfud di Boyolali, Jawa Tengah. Relawan yang dianiaya disebut sebagai pahlawan demokrasi karena berani menunjukkan loyalitas atas pilihan bebas dalam Pilpres 2024.

"Kami mengecam keras penganiayaan dan mendesak agar TNI-Polri mengusut tuntas kasus ini. Jangan sampai ada lagi Tragedi Semanggi Jilid Kedua, orang diculik dan sampai sekarang tidak tahu di mana keberadaannya. Turut prihatin atas kejadian, mereka yang dianiaya adalah pahlawan reformasi," kata Juru Bicara Gerak 98 Jeffri Lambok dalam keterangannya, Minggu (31/12/2023).

Jeffri menambah, perjuangan para relawan sama dengan perjuangan aktivis yang terus mengawal reformasi agar berjalan tegak lurus hingga kini. Jangan sampai reformasi yang sudah berjalan dan pesta demokrasi dirusak oleh Orde Baru gaya baru (Neo Orde Baru).



Menurutnya, akar-akar nilai Orde Baru sudah terlihat secara gamblang. Salah satunya, adanya upaya menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan yang dipertontonkan tanpa malu.

"Legalitas menabrak legitimasi moral, mulai dari MKMK (Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi yang menyatakan adanya pelanggaan kode etik yang dilakukan Anwar Usman dalam putusan MK terkait batas usia capres-cawapres) hingga penggunaan aparatus negara dalam prosesnya," katanya.

Karena itu, semangat 25 tahun Reformasi perlu terus digaungkan untuk melawan embrio pemimpin tirani. Hal tersebut merupakan skenario terburuk demokrasi yang sama-sama tidak diinginkan seluruh rakyat Indonesia.

"Tahun ini 2024 adalah tahun genting, vivere pericoloso. Jawabnya adalah melawan atau kita jangan berharap kapal Indonesia dapat berlabuh menuju Indonesia Emas 2045," katanya.



Kekuasaan, kata Lambok, perlu dijalankan sesuai dengan hukum yang berlaku atau memenuhi aspek legalitas. Kekuasaan juga harus disahkan secara demokratis, sehingga memiliki legitimasi demokratis. Suksesi kekuasaan tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar moral.

"Sejarah memberikan pelajaran untuk langkah ke depan yang lebih baik. Fondasi demokrasi saat ini lahir dari perjuangan melawanan pemimpin tirani yang mencerabut demokrasi dari akar demokrasi sejati, monarki Orde Baru," katanya.

Sebelumnya diberitakan adanya penganiayaan terhadap relawan Ganjar-Mahfud. Dalam video yang viral di media sosial dinarasikan relawan Ganjar-Mahfud baru selesai mengikuti acara di Boyolali.

Lalu, mereka dicegat oknum TNI dari Markas Kompi B Yonif Raider 408/Sbh Boyolali. Dalam video terlihat sejumlah orang itu awalnya berada di pinggir jalan. Tak lama setelahnya, terduga pelaku langsung menghampiri pemotor yang tengah melintas dan melakukan pemukulan.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto telah mengetahui kejadian ini. Dia menyampaikan dukacita atas peristiwa yang terjadi.

"Menyampaikan suatu rasa dukacita yang mendalam mengingat mulai terjadi tindak kekerasan yang menimpai Repdem (Relawan Perjuangan Demokrasi) saudara itu menjadi korban dari berbagai bentuk kelompok yang tidak bertanggung jawab," kata Hasto.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1361 seconds (0.1#10.140)