Pelestarian Budaya, Catatan Panjang tentang Sejarah Daerah atau Bangsa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Budaya dan sejarah memiliki satu keterkaitan penting dalam perjalanan sebuah bangsa atau daerah. Hal inilah yang menjadi perhatian dari Agustinus Sandi, alumni S1 FISIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), yang meneguhkan cintanya pada kain Sasirangan.
Kain Sasirangan merupakan kain khas Kalsel ini tidak hanya menjadi lambang pelestarian budaya, tetapi juga berperan sebagai pusat kegiatan yang mendukung usaha ekonomi lokal.
Inisiatif Sandi dan perjuangan Sandi adalah untuk mendirikan Kantan Sasirangan yang cukup berat, kerap kali dia dihadapkan atas beberapa penolakan saat mencoba belajar.
"Masalah tersebut bukannya menjadikan nyali ciut, Sandi semakin bersemangat untuk membawa perubahan besar pada masyarakat sekitar dengan terus belajar kain Sasirangan," kata Sandi dalam keterangannya, Sabtu (30/12/2023).
Sampailah Sandi pada satu titik di mana dia berhasil mengembangkan kesenian tersebut bahkan dengan melakukan beberapa pelatihan kepada masyarakat sekitar khususnya Ibu-Ibu.
"Harapan utamanya adalah kesenian berupa kain Sasirangan ini dapat menjadi sumber penghasilan baru bagi masyarakat," harapnya.
Sampai kemudian upaya Sandi ini mendapat apresiasi dari yang diberikan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Sandi meraih prestasi prestisius sebagai Juara 1 Pemuda Pelopor tingkat Nasional di bidang agama, sosial, dan budaya tahun 2023.
"Kemenpora tidak hanya sebatas pengakuan, melainkan juga sebagai dorongan dan dukungan nyata. Penghargaan ini membuka peluang baru dan mendukung upayanya untuk mengangkat potensi seni dan budaya lokal," ungkapnya.
Sandi berbicara tentang bagaimana dukungan Kemenpora bukanlah sekadar simbolis, tetapi juga termanifestasi dalam berbagai program dan bantuan yang diberikan.
"Menciptakan lingkungan yang mendukung bagi para pemuda yang memiliki komitmen untuk melestarikan dan mengembangkan budaya Indonesia," tutupnya.
Kain Sasirangan merupakan kain khas Kalsel ini tidak hanya menjadi lambang pelestarian budaya, tetapi juga berperan sebagai pusat kegiatan yang mendukung usaha ekonomi lokal.
Inisiatif Sandi dan perjuangan Sandi adalah untuk mendirikan Kantan Sasirangan yang cukup berat, kerap kali dia dihadapkan atas beberapa penolakan saat mencoba belajar.
"Masalah tersebut bukannya menjadikan nyali ciut, Sandi semakin bersemangat untuk membawa perubahan besar pada masyarakat sekitar dengan terus belajar kain Sasirangan," kata Sandi dalam keterangannya, Sabtu (30/12/2023).
Sampailah Sandi pada satu titik di mana dia berhasil mengembangkan kesenian tersebut bahkan dengan melakukan beberapa pelatihan kepada masyarakat sekitar khususnya Ibu-Ibu.
"Harapan utamanya adalah kesenian berupa kain Sasirangan ini dapat menjadi sumber penghasilan baru bagi masyarakat," harapnya.
Sampai kemudian upaya Sandi ini mendapat apresiasi dari yang diberikan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Sandi meraih prestasi prestisius sebagai Juara 1 Pemuda Pelopor tingkat Nasional di bidang agama, sosial, dan budaya tahun 2023.
"Kemenpora tidak hanya sebatas pengakuan, melainkan juga sebagai dorongan dan dukungan nyata. Penghargaan ini membuka peluang baru dan mendukung upayanya untuk mengangkat potensi seni dan budaya lokal," ungkapnya.
Sandi berbicara tentang bagaimana dukungan Kemenpora bukanlah sekadar simbolis, tetapi juga termanifestasi dalam berbagai program dan bantuan yang diberikan.
"Menciptakan lingkungan yang mendukung bagi para pemuda yang memiliki komitmen untuk melestarikan dan mengembangkan budaya Indonesia," tutupnya.
(maf)