Golkar: Pelaku Penganiaya Tokoh Agama Tak Layak Hidup di Indonesia

Senin, 12 Februari 2018 - 16:44 WIB
Golkar: Pelaku Penganiaya Tokoh Agama Tak Layak Hidup di Indonesia
Golkar: Pelaku Penganiaya Tokoh Agama Tak Layak Hidup di Indonesia
A A A
JAKARTA - Partai Golkar menilai para pelaku yang menganiaya sejumlah tokoh agama belakangan ini tidak layak hidup di Indonesia. Maka itu, Partai Golkar mengutuk keras tindakan sejumlah para pelaku kasus penganiayaan tersebut.

Ketua bidang Pemenangan Pemilu wilayah Timur meliputi Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Ali Muchtar Ngabalin mengatakan bahwa partainya merasa prihatin atas penganiayaan yang dialami sejumlah tokoh agama belakangan ini.

"Melalui DPP Partai Golkar, kami mengutuk tindakan ini sungguh sangat keji dan tidak punya perikemanusiaan atas tindakan dan langkah dan upaya-upaya kelompok atau siapa saja agar tidak layak hidup di negeri ini," ujar Ngabalin dalam jumpa pers di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (12/2/2018).

Partai berlambang pohon beringin itu memantau sejumlah peristiwa yang menimpa beberapa tokoh agama. Terakhir, penyerangan di Gereja Santa Lidwina, Sleman, Yogyakarta, kemarin pagi.

"Tanggal 11 kemarin terjadi serangan yang luar biasa membabi buta, konyol, tolol dan bego, di dalam Gereja Santa Lidwina di Sleman," tutur Anggota Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.

Diketahui, belakangan ini terjadi sejumlah permasalahan yang dialami sejumlah tokoh agama. Pertama, persekusi terhadap Biksu Mulyanto Nurhalim dan pengikutnya di Desa Caringin Kecamatan Legok Kabupaten Tangerang pada 7 Februari 2018 dan baru viral pada 9-10 Februari lalu.

Kedua, serangan terhadap peribadatan di Gereja Santa Lidwina, Desa Trihanggo Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman Minggu (11/2/2018) pagi. Seorang pelaku menggunakan samurai melukai Romo Prier dan pengikutnya.

Sebelumnya juga terjadi dua serangan brutal terhadap tokoh agama, yaitu ulama, tokoh NU, dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah Cicalengka Bandung, KH Umar Basri pada 27 Januari 2018, dan ulama sekaligus Pimpinan Pusat Persis, HR Prawoto dianiaya orang tak dikenal pada Kamis (1/2/2018) hingga nyawanya tak dapat diselamatkan dan meninggal dunia.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4956 seconds (0.1#10.140)