Ganjar Komitmen Terapkan Sistem Meritokrasi, Tidak Janjikan Jabatan untuk Timses dan Pendukung
loading...
A
A
A
JAKARTA - Calon Presiden (Capres) yang diusung Partai Perindo, Ganjar Pranowo menegaskan bahwa dirinya tidak menjanjikan kursi jabatan kepada tim sukses (Timses) atau pendukung apabila terpilih menjadi Presiden 2024-2029.
Ganjar menjelaskan dirinya berjanji akan amanah ketika memimpin, Ganjar akan menerapkan sistem meritokrasi dalam penyusunan kabinetnya. Hal itu telau disampaikan berkali-kali di beberapa pertemuan.
Seperti saat berdialog dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) di Jakarta, Rabu (13/12/2023). Bahkan, dia menyinggung Arsjad Rasjid. Meskipun Arsjad menjadi Ketua TPN Ganjar-Mahfud, dirinya belum tentu dipilih sebagai menteri.
"Di sini ada Mas Arsjad, nanti teman-teman Apindo bisa ngobrol. Beliau tim saya, tapi tidak otomatis jadi menteri," ujar Ganjar disambut tawa para pengusaha.
Kemudian, saat dialog dengan ratusan konsultan Inkindo di Hotel Sahid Jakarta, Ganjar kembali menegaskan komitmennya itu, Kamis (14/12/2023). Kali ini, giliran Ketua Umum IA ITB, Gembong Primadjaja yang menjadi sasaran.
"Bapak ibu, mohon maaf saya tidak bisa lama karena harus ke Jabar. Di sini ada tim saya, ada Mas Gembong nanti melanjutkan. Beliau ini orang hebat yang dengan tulus membantu saya. Tapi belum tentu jadi menteri saya lho nanti," ucap Ganjar.
Ganjar mengucapkan sangat senang dan terharu karena banyak orang hebat di sekelilingnya yang membantu. Mereka bekerja dengan tulus ikhlas tanpa menginginkan embel-embel jabatan.
"Karena saya berkomitmen untuk pemerintahan ke depan, meritokrasi akan saya jalankan," tegasnya.
Sistem meritokrasi memang sudah dilakukan Ganjar sejak menjabat Gubernur Jateng 2013 lalu. Selama dua periode, tidak ada sogok-menyogok atau KKN dalam pengisian jabatan. Karena semuanya dilakukan secara transparan dengan sistem lelang jabatan dan seleksi terbuka.
Gebrakan Ganjar ini membuat semua ASN di Pemprov Jateng yang memenuhi syarat bisa ikut bersaing menduduki jabatan penting yang diinginkan. Maka sejarah terjadi, ketika ada seorang Kepala Sekolah bernama Jumeri yang berhasil menjabat Kepala Dinas Pendidikan di Jateng. Ada juga Imam Maskur, mantan Camat yang berhasil menjadi Kepala Biro Kesra Jateng.
Lihat Juga: PDIP Anggap Janggal Hakim PTUN Tak Menerima Gugatan Pencalonan Gibran: Kita Menang Dismissal
Ganjar menjelaskan dirinya berjanji akan amanah ketika memimpin, Ganjar akan menerapkan sistem meritokrasi dalam penyusunan kabinetnya. Hal itu telau disampaikan berkali-kali di beberapa pertemuan.
Seperti saat berdialog dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) di Jakarta, Rabu (13/12/2023). Bahkan, dia menyinggung Arsjad Rasjid. Meskipun Arsjad menjadi Ketua TPN Ganjar-Mahfud, dirinya belum tentu dipilih sebagai menteri.
"Di sini ada Mas Arsjad, nanti teman-teman Apindo bisa ngobrol. Beliau tim saya, tapi tidak otomatis jadi menteri," ujar Ganjar disambut tawa para pengusaha.
Kemudian, saat dialog dengan ratusan konsultan Inkindo di Hotel Sahid Jakarta, Ganjar kembali menegaskan komitmennya itu, Kamis (14/12/2023). Kali ini, giliran Ketua Umum IA ITB, Gembong Primadjaja yang menjadi sasaran.
"Bapak ibu, mohon maaf saya tidak bisa lama karena harus ke Jabar. Di sini ada tim saya, ada Mas Gembong nanti melanjutkan. Beliau ini orang hebat yang dengan tulus membantu saya. Tapi belum tentu jadi menteri saya lho nanti," ucap Ganjar.
Ganjar mengucapkan sangat senang dan terharu karena banyak orang hebat di sekelilingnya yang membantu. Mereka bekerja dengan tulus ikhlas tanpa menginginkan embel-embel jabatan.
"Karena saya berkomitmen untuk pemerintahan ke depan, meritokrasi akan saya jalankan," tegasnya.
Sistem meritokrasi memang sudah dilakukan Ganjar sejak menjabat Gubernur Jateng 2013 lalu. Selama dua periode, tidak ada sogok-menyogok atau KKN dalam pengisian jabatan. Karena semuanya dilakukan secara transparan dengan sistem lelang jabatan dan seleksi terbuka.
Baca Juga
Gebrakan Ganjar ini membuat semua ASN di Pemprov Jateng yang memenuhi syarat bisa ikut bersaing menduduki jabatan penting yang diinginkan. Maka sejarah terjadi, ketika ada seorang Kepala Sekolah bernama Jumeri yang berhasil menjabat Kepala Dinas Pendidikan di Jateng. Ada juga Imam Maskur, mantan Camat yang berhasil menjadi Kepala Biro Kesra Jateng.
Lihat Juga: PDIP Anggap Janggal Hakim PTUN Tak Menerima Gugatan Pencalonan Gibran: Kita Menang Dismissal
(kri)