Sekolah Penerbang TNI AU Akan Tambah 12 Pesawat Latih

Jum'at, 12 Januari 2018 - 07:01 WIB
Sekolah Penerbang TNI...
Sekolah Penerbang TNI AU Akan Tambah 12 Pesawat Latih
A A A
YOGYAKARTA - Sekolah Penerbang (Sekbang) TNI Angkatan Udara (AU) masih kekurangan jumlah pesawat latih untuk para calon penerbang militer.

Saat ini kebutuhan antara pesawat dengan dan jumlah perwira muda calon penerbang belum ideal. Ada dua jenis pesawat latih yang digunakan dua jenis, Grob berjumlah 24 unit dan 14 pesawat KT1 Woong Bee.

Danlanud Adisutjipto Yogyakarta Marsma TNI Novyan Samyoga mengakui ketersediaan pesawat latih masih terbatas dan itu menjadi kendala.

“Untuk pesawat latih ini, kami merencanakan akan menambah 12 pesawat, masing-masing enam untuk Grob dan enam untuk KT1 Woong Bee,” tutur Novyan usai serah terima jabatan Danwingter Lanud Adisutjipto, di Lapangan Jupiter Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Kamis 11 Januari 2018.

Dia menjelaskan penambahan pesawat akan dilakukan secara bertahap. Langkag awal akan didatangkan pesawat jenis Grob. Rencananya, pesawat tersebut akan tiba Februari mendatang.

Dengan penambahan tersebut, total pesawat Grob berjumlah 30 unit. Sementara KT1Woong Bee akan menjadi 20 pesawat. “Dengan penambahan ini tentu pelaksanaan pendidikan tidak akan terganggu,” ungkapnya.

Novyan menjelaskan, KT1 Woong Bee tidak hanya untuk pesawat latih, tapi juga untuk kegiatan atraksi. Dengan adanya penambahan pesawat nanti, kata dia, khusus KT1 Woong Bee akan difokuskan untuk kegiatan Jupiter Aerobic Team (JAT).

Sementara Grob akan difokuskan sebagai pesawat latih khusus.“Karena itu, meminta kepada pejabat Danwingter baru dapat membuat inovasi guna mengatasi kendala tersebut,” tuturnya.

Komandan Wing Pendidikan Terbang (Danwingdikter) Lanud Adisutjipto, Kol Pnb Deni Hasoloan menegaskan siap melaksanakan tugas baru yang diembannya.

Sebagai langkah awal, kata dia, selain akan melanjutkan program pejabat lama, juga akan menyesuaikan dengan rencana yang dibutuhkan.

Dia menambahkan, inovasi juga akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kendala. “Setiap rencana sudah dibuat, tinggal dilaksanakan. Untuk kendala memang perlu inovasi sehingga rencana dapat dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan,” tuturnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2395 seconds (0.1#10.140)