Kepala BKKBN Ungkap Keluarga Berkualitas Bisa Dicapai dengan 4 Hal Ini
loading...
A
A
A
Terkait dengan stunting, dia mengatakan target penurunan stunting 14% pada 2024 dan target antara sebesar 18 persen di akhir 2023. Dia menjelaskan kendala yang dihadapi dalam upaya percepatan penurunan stunting adalah perilaku dari orang tua itu sendiri, mulai dari perilaku makan-makanan yang sehat dan perilaku hidup sehat.
Bupati Merauke Romanus Mbaraka dalam sambutan yang dibacakan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Merauke Jeremias Paulus Ruben Ndiken menyambut baik pencanangan Kampung Berkualitas (KB) langsung oleh Kepala BKKBN Pusat.
"Pencanangan ini membuktikan pemerintah pusat perhatian terhadap berkembangan kualitas ibu dan anak di wilayah timur Indonesia atau lebih tepat di wilayah batas negara. Untuk itu, tumbuh kembang ibu dan anak harus diperhatikan. Mulai dari asupan gizi hingga ke kesehatan ibu dan anak harus dijaga," katanya.
Selain itu, dalam membina keluarga harus direncanakan dengan baik. Mulai dari usia pernikahan, nikah, hamil, kelahiran hingga 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Menurut Bupati, anak yang berkualitas dapat dihasilkan dengan mengikuti program dari BKKBN.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Nerius Auparai menjelaskan dengan pencanangan ini diharapkan ada intervensi program dari semua instansi dapat dilakukan di 12 Kampung KB yang telah dicanangkan oleh Kepala BKKBN Pusat.
"Kami berharap kepada tim pendamping keluarga dan Kepala Kampung yang ada di 12 Kampung, untuk memperhatikan keluarga-keluarga yang berisiko stunting. Jika ada segera lakukan intervensi dan laporkan," ujar Nerius.
Selain pencanangan Kampung KB, dr. Hasto dan jajaran Pemkab Merauke dan BKKBN Papua juga meninjau pelayanan KB MKJP, dapur sehat atasi stunting (Dashat) dan pemberian bantuan bagi keluarga berisiko stunting.
Bupati Merauke Romanus Mbaraka dalam sambutan yang dibacakan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Merauke Jeremias Paulus Ruben Ndiken menyambut baik pencanangan Kampung Berkualitas (KB) langsung oleh Kepala BKKBN Pusat.
"Pencanangan ini membuktikan pemerintah pusat perhatian terhadap berkembangan kualitas ibu dan anak di wilayah timur Indonesia atau lebih tepat di wilayah batas negara. Untuk itu, tumbuh kembang ibu dan anak harus diperhatikan. Mulai dari asupan gizi hingga ke kesehatan ibu dan anak harus dijaga," katanya.
Selain itu, dalam membina keluarga harus direncanakan dengan baik. Mulai dari usia pernikahan, nikah, hamil, kelahiran hingga 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Menurut Bupati, anak yang berkualitas dapat dihasilkan dengan mengikuti program dari BKKBN.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Nerius Auparai menjelaskan dengan pencanangan ini diharapkan ada intervensi program dari semua instansi dapat dilakukan di 12 Kampung KB yang telah dicanangkan oleh Kepala BKKBN Pusat.
"Kami berharap kepada tim pendamping keluarga dan Kepala Kampung yang ada di 12 Kampung, untuk memperhatikan keluarga-keluarga yang berisiko stunting. Jika ada segera lakukan intervensi dan laporkan," ujar Nerius.
Selain pencanangan Kampung KB, dr. Hasto dan jajaran Pemkab Merauke dan BKKBN Papua juga meninjau pelayanan KB MKJP, dapur sehat atasi stunting (Dashat) dan pemberian bantuan bagi keluarga berisiko stunting.
(rca)