Kampanye di Bengkulu, Anies Kenalkan Program Pasar AMIN

Rabu, 06 Desember 2023 - 14:11 WIB
loading...
Kampanye di Bengkulu, Anies Kenalkan Program Pasar AMIN
Capres Nomor Urut 1 Anies Baswedan mengawali kampanyenya di Provinsi Bengkulu dengan berkunjung ke Pasar Minggu Bengkulu, Teluk Sagara, Rabu (6/12/2023). Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Capres Nomor Urut 1 Anies Baswedan mengawali kampanyenya di Provinsi Bengkulu dengan berkunjung ke Pasar Minggu Bengkulu, Teluk Sagara, Rabu (6/12/2023). Kedatangan Anies disambut para pembeli dan pedagang.

"Jadi kita ke Pasar Minggu Bengkulu, kami sampaikan apa yang menjadi keluhan, keluhannya adalah daya beli masyarakat yang rendah, kemudian harga-harga (bahan pokok) yang meningkat, terutama hari hari ini adalah cabai merah keriting, juga permasalahan untuk mengembangkan usaha dan akses pada permodalan," jelas Anies.

Maka dari itu, Anies secara resmi mencanangkan Pasar AMIN sebagai salah satu solusi untuk pasar tradisional di Indonesia, salah satunya di Pasar Minggu Bengkulu. Pasar AMIN ini merupakan akronim dari A-Alhamdulillah Laris. M-Modalnya Gampang. I-Irit Biayanya. N-Nyaman Tokonya.



"Karena itu kami canangkan Pasar AMIN ini. Jadi, kami menyiapkan program untuk pasar, pasar itu para pedagangnya punya akses pada kredit lebih mudah. Akses kredit itu sekarang memang mudah bagi usaha besar, tapi usaha kecil, mikro, selalu kesulitan,maka kita ingin melakukan perubahan di situ," ujarnya.

Terkait dengan pengelolaan pasar, Anies mengatakan ada pasar tradisional yang harus dijaga. "Jangan sampai pasar tradisional itu hilang, karena itu adalah ciri dari masyarakat kita, menjadi pasar yang bersih yang nyaman."

Kemudian, Anies juga berjanji melakukan reformasi besar-besaran pada tata niaga yang selama ini ada, agar rantai distribusi yang menjadi sebab harga bahan pokok mahal bisa dipotong.

"Lalu harga-harga yang kita temukan mahal, harga itu harus bisa diturunkan. Dari petaninya dengan harga jual di pasar selisihnya jauh, kenapa selisihnya jauh? Karena di situ ada berbagai macam mata rantai yang tidak efisien, tengkulaknya banyak, mata rantainya panjang. Ini harus dipotong, dengan begitu harga di pasar lebih murah, dan harga di petani menjadi lebih tinggi," tandasnya.
(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1287 seconds (0.1#10.140)