Pengamat Prediksi Airlangga Akan Depak Orang Dekat Setya Novanto
A
A
A
JAKARTA - Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar telah mengukuhkan Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum menggantikan Setya Novanto yang terbelit kasus korupsi proyek kartu tanda penduduk (e-KTP)
Seiring kepemimpinan baru di tubuh Golkar, muncul wacana revitalisasi partai, termasuk perombakan pengurus dalam partai berlambang beringin itu.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin memprediksi Airlangga akan menyingkirkan kader yang selama ini dekat dengan Setya Novanto.
"Terkait orangnya Setya Novanto, pasti akan didepak. Kecuali dari awal sudah deal (kesepakatan) dengan Airlangga," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin kepada SINDOnews, Kamis (21/12/2017).
Dia yakin langkah tersebut akan diambil Airlangga untuk menegaskan partai yang telah dipimpinnya telah berubah, yakni Partai Golkar baru. "Ingin menempatkan orang-orangnya di posisi strategis," kata Ujang menanggapi draf susunan kepengurusan Partai Golkar yang beredar di kalangan wartawan. (Baca juga: Draf Pengurus DPP Golkar Beredar, Agus Ketua DPR, Idrus Mensos )
Ujang mengatakan, sejumlah nama pengurus yang masuk dalam draf tersebut perlu diuji kinerjanya. "Karena saat ini kita belum bisa menilai. Mereka belum bekerja," ungkapnya.
Draf susunan kepengurusan Partai Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto beredar di kalangan wartawan.
Dalam draf itu tercantum Sekretaris Jenderal Partai Golkar dijabat oleh Letjen TNI Purn Eko Wiratmoko, bukan Idrus Marham.
Kemudian, Aziz Syamsuddin menjabat Koordinator Bidang Perekonomian. Di era Kepemimpinan Setya Novanto, posisi itu dijabat oleh Airlangga Hartarto.
Lalu, Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan dijabat oleh Letjen TNI Purn Lodewijk F Paulus. Di era Setnov, jabatan itu diduduki Letjen TNI Purn Eko Wiratmoko yang menggantikan Yorrys Raweyai.
Sedangkan Yorrys Raweyai menjabat sebagai Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu wilayah Indonesia II.
Sementara Bendahara Umum Partai Golkar dijabat oleh Melchias Markus Mekeng. Di era Setnov, posisi tersebut ditempati Robert Kardinal.
Selain itu, nama Ahmad Doli Kurnia tertulis sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar. Doli pernah dipecat oleh Setnov dari keanggotaan Partai Golkar karena sering melancarkan kritik terhadapnya.
Dalam draf itu juga tertulis nama Idrus Marham diproyeksikan untuk menjabat Menteri Sosial (Mensos). Sementara Agung Laksono diproyeksikan sebagai Dewan Pertimbangan Presiden. Untuk posisi ketua DPR, dalam draf tersebut tertulis nama Agus Gumiwang Kartasasmita.
Seiring kepemimpinan baru di tubuh Golkar, muncul wacana revitalisasi partai, termasuk perombakan pengurus dalam partai berlambang beringin itu.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin memprediksi Airlangga akan menyingkirkan kader yang selama ini dekat dengan Setya Novanto.
"Terkait orangnya Setya Novanto, pasti akan didepak. Kecuali dari awal sudah deal (kesepakatan) dengan Airlangga," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin kepada SINDOnews, Kamis (21/12/2017).
Dia yakin langkah tersebut akan diambil Airlangga untuk menegaskan partai yang telah dipimpinnya telah berubah, yakni Partai Golkar baru. "Ingin menempatkan orang-orangnya di posisi strategis," kata Ujang menanggapi draf susunan kepengurusan Partai Golkar yang beredar di kalangan wartawan. (Baca juga: Draf Pengurus DPP Golkar Beredar, Agus Ketua DPR, Idrus Mensos )
Ujang mengatakan, sejumlah nama pengurus yang masuk dalam draf tersebut perlu diuji kinerjanya. "Karena saat ini kita belum bisa menilai. Mereka belum bekerja," ungkapnya.
Draf susunan kepengurusan Partai Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto beredar di kalangan wartawan.
Dalam draf itu tercantum Sekretaris Jenderal Partai Golkar dijabat oleh Letjen TNI Purn Eko Wiratmoko, bukan Idrus Marham.
Kemudian, Aziz Syamsuddin menjabat Koordinator Bidang Perekonomian. Di era Kepemimpinan Setya Novanto, posisi itu dijabat oleh Airlangga Hartarto.
Lalu, Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan dijabat oleh Letjen TNI Purn Lodewijk F Paulus. Di era Setnov, jabatan itu diduduki Letjen TNI Purn Eko Wiratmoko yang menggantikan Yorrys Raweyai.
Sedangkan Yorrys Raweyai menjabat sebagai Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu wilayah Indonesia II.
Sementara Bendahara Umum Partai Golkar dijabat oleh Melchias Markus Mekeng. Di era Setnov, posisi tersebut ditempati Robert Kardinal.
Selain itu, nama Ahmad Doli Kurnia tertulis sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar. Doli pernah dipecat oleh Setnov dari keanggotaan Partai Golkar karena sering melancarkan kritik terhadapnya.
Dalam draf itu juga tertulis nama Idrus Marham diproyeksikan untuk menjabat Menteri Sosial (Mensos). Sementara Agung Laksono diproyeksikan sebagai Dewan Pertimbangan Presiden. Untuk posisi ketua DPR, dalam draf tersebut tertulis nama Agus Gumiwang Kartasasmita.
(dam)