TPN Ganjar-Mahfud Ingatkan Pilpres 2024 Tanpa Isu SARA: Utamakan Gagasan dan Program
loading...
A
A
A
"Jokowi bilang aparat negara netral dan alat negara tidak intervensi. Itu jangan hanya diucapkan saja. Tapi harus dibarengi dengan kenyataan di bawah bahwa tidak ada intervensi penguasa, tidak ada intervensi aparat dan sebagainya," tegasnya.
Menurutnya, kejadian yang menimpa salah satu Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud, Aiman Witjaksono yang sedang dalam proses pemeriksaan merupakan bentuk intervensi aparat. Sebab, Aiman hanya mengungkap ada dugaan ketidaknetralan TNI-Polri.
Namun demikian, Iwan mengingatkan bahwa saat ini dengan kemajuan teknologi, rakyat langsung yang akan menjadi pengawas jalannya pemilu. Sebab lewat media sosial masyarakat bisa dengan segera menyampaikan apabila ada dugaan kecurangan dan pelanggaran pemilu.
"Apa pun yang terjadi tidak ada yang bisa kita tutupi karena masyarakat sendiri akan menjadi pengawas. Apalagi mereka dekat dengan akses media sosial. Kalau ada kejadian yang melanggar itu cepat tersebar informasinya," jelasnya.
Di sisi lain, Iwan juga berharap agar penyelenggara pemilu bisa bekerja secara optimal agar dugaan kecurangan pemilu dapat terhindarkan.
"Kalau semua penyelenggara pemilu itu berfungsi harusnya pelanggaran di bawah bisa diminimalisir dan terhindarkan," ungkapnya.
Terakhir, Iwan berpesan agar masyarakat dapat bijak dalam menyaring informasi terutama di media sosial pada masa-masa kampanye ini.
"Mari kita berkampanye santun, tidak menghina. Kita juga lebih arif dalam memahami konten-konten atau media online. Ketika itu bisa diwujudkan kampanye damai itu bisa terwujud," pungkasnya.
Menurutnya, kejadian yang menimpa salah satu Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud, Aiman Witjaksono yang sedang dalam proses pemeriksaan merupakan bentuk intervensi aparat. Sebab, Aiman hanya mengungkap ada dugaan ketidaknetralan TNI-Polri.
Namun demikian, Iwan mengingatkan bahwa saat ini dengan kemajuan teknologi, rakyat langsung yang akan menjadi pengawas jalannya pemilu. Sebab lewat media sosial masyarakat bisa dengan segera menyampaikan apabila ada dugaan kecurangan dan pelanggaran pemilu.
"Apa pun yang terjadi tidak ada yang bisa kita tutupi karena masyarakat sendiri akan menjadi pengawas. Apalagi mereka dekat dengan akses media sosial. Kalau ada kejadian yang melanggar itu cepat tersebar informasinya," jelasnya.
Di sisi lain, Iwan juga berharap agar penyelenggara pemilu bisa bekerja secara optimal agar dugaan kecurangan pemilu dapat terhindarkan.
"Kalau semua penyelenggara pemilu itu berfungsi harusnya pelanggaran di bawah bisa diminimalisir dan terhindarkan," ungkapnya.
Terakhir, Iwan berpesan agar masyarakat dapat bijak dalam menyaring informasi terutama di media sosial pada masa-masa kampanye ini.
"Mari kita berkampanye santun, tidak menghina. Kita juga lebih arif dalam memahami konten-konten atau media online. Ketika itu bisa diwujudkan kampanye damai itu bisa terwujud," pungkasnya.
(kri)