Cita-cita Mahfud MD Dulu Ingin Jadi Guru, Enggak Kebayang Jadi Menteri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang diusung oleh Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Mahfud MD mengungkapkan bahwa cita-citanya yakni menjadi seorang guru. Dirinya mengaku tak pernah terbesit dibenaknya memiliki jabatan di pemerintahan.
Hal itu dia sampaikan saat melakukan dialog dialog kebangsaan dengan tema Jaminan Hukum Kesejahteraan Dunia Pesantren di Pondok Pesantren (Ponpes) Nur Antika, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Kamis (30/11/2023). Nampak, acara ini turut dihadiri oleh ratusan santri dan santriwati Ponpes tersebut.
"Dulu mimpi saya jadi guru Agama, jadi ustaz yang keliling mengajar lalu dapat berkat, dapat amplop. Enggak kebayang saya jadi menteri, enggak tahu menteri itu apa," ucapnya.
Dahulu, ketika masih di Madura, Mahfud merupakan santri yang tekun belajar. Dia memiliki nilai bagus saaf di pesantren.
"Mahfud nilainya bagus'. Terus saya disekolahkan ke kota. Lalu saya dikirim ke Yogya. Saya dapat beasiswa kuliah di UGM," katanya.
"Saya ingin kuliah lagi. S3 di UGM setelah itu jadi dosen, profesor, lalu jadi menteri. Siapa yang kasih bonus itu? Allah," katanya.
Namun, semua itu berubah ketika dia masuk ke Nahdatul Ulama dan mengenal Gusdur. Ketika menjadi Presiden pada periode 2000-2001, Gusdur mengangkat Mahfud sebagai Menteri Pertahanan.
"Saat Gus Dur jadi presiden, saya jadi menteri. Kata dia 'saya mau angkat Menteri yang enggak dikenal orang," kata Mahfud.
Di pemerintahan, Mahfud MD pun berlanjut. Setelah Menteri, Mahfud menjadi anggota DPR, lalu Ketua Mahkamah Konstitusi (MK). Kemudian, saat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menko Polhukam).
Hal itu dia sampaikan saat melakukan dialog dialog kebangsaan dengan tema Jaminan Hukum Kesejahteraan Dunia Pesantren di Pondok Pesantren (Ponpes) Nur Antika, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Kamis (30/11/2023). Nampak, acara ini turut dihadiri oleh ratusan santri dan santriwati Ponpes tersebut.
"Dulu mimpi saya jadi guru Agama, jadi ustaz yang keliling mengajar lalu dapat berkat, dapat amplop. Enggak kebayang saya jadi menteri, enggak tahu menteri itu apa," ucapnya.
Dahulu, ketika masih di Madura, Mahfud merupakan santri yang tekun belajar. Dia memiliki nilai bagus saaf di pesantren.
"Mahfud nilainya bagus'. Terus saya disekolahkan ke kota. Lalu saya dikirim ke Yogya. Saya dapat beasiswa kuliah di UGM," katanya.
"Saya ingin kuliah lagi. S3 di UGM setelah itu jadi dosen, profesor, lalu jadi menteri. Siapa yang kasih bonus itu? Allah," katanya.
Namun, semua itu berubah ketika dia masuk ke Nahdatul Ulama dan mengenal Gusdur. Ketika menjadi Presiden pada periode 2000-2001, Gusdur mengangkat Mahfud sebagai Menteri Pertahanan.
"Saat Gus Dur jadi presiden, saya jadi menteri. Kata dia 'saya mau angkat Menteri yang enggak dikenal orang," kata Mahfud.
Di pemerintahan, Mahfud MD pun berlanjut. Setelah Menteri, Mahfud menjadi anggota DPR, lalu Ketua Mahkamah Konstitusi (MK). Kemudian, saat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menko Polhukam).
(maf)