Votes for Sale Jadi Tema Pidato Pengukuhan Burhanuddin Muhtadi sebagai Guru Besar UIN Jakarta

Rabu, 29 November 2023 - 17:31 WIB
loading...
Votes for Sale Jadi Tema Pidato Pengukuhan Burhanuddin Muhtadi sebagai Guru Besar UIN Jakarta
Tema Votes for Sale: Klientelisme, Defisit Demokrasi, dan Institusi diangkat Burhanuddin Muhtadi dalam orasi ilmiahnya pada pengukuhannya sebagai Guru Besar Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Tema "Votes for Sale: Klientelisme, Defisit Demokrasi, dan Institusi" diangkat Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam orasi ilmiahnya pada pengukuhannya sebagai Guru Besar Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta hari ini. Burhanuddin dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam Sidang Senat Terbuka, Rabu (29/3/2023).

Dirinya dikukuhkan bersama 6 guru besar bidang sosial humaniora lainnya oleh Rektor Prof. Asep Saepudin Jahar. Secara garis besar, orasi ilmiah Burhanuddin menyinggung tentang politik uang di negara demokrasi saat pemilihan umum (pemilu).

“Saya mengulas dinamika jual beli suara di Indonesia dan menginvestigasi secara menyeluruh. Pertanyaannya, seberapa banyak praktik politik uang di Indonesia dan seberapa efektif?"



Adapun berdasarkan riset yang dilakukannya, sekitar 33% atau 62 juta dari total 187 juta pemilih yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2014 terlibat politik uang. Indonesia juga menjadi negara dengan tingkat politik uang tertinggi ketiga di dunia, di bawah Uganda dan Benin.

Lebih lanjut Burhanuddin mengatakan, pemilih yang menjadi simpatisan menjadi target politik uang. Jumlahnya mencapai 15% dari total pemilih, sedangkan 85% lainnya adalah massa mengambang (swing voters).

"Mereka enggan membidik pemilih mengambang karena menganggap menerima uang, tapi soal memilih, tidak bisa diandalkan," imbuhnya.

Burhanuddin mengakui strategi pembelian suara hanya memengaruhi pilihan 10% pemilih. Kendati demikian, ini lebih dari cukup bagi banyak kandidat untuk mencetak kemenangan dalam pemilu.

"Kandidat butuh segelintir suara. Angka 10% bisa menjadi faktor penentu kmanngan. Rata-rata margin kemenangan untuk mengalahkan rivalnya hanya 1,6%. Jadi, (10%) bisa membuat perbedaan caleg yang menang dan yang kalah," ucapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat meyakini kebenaran atas apa yang dipaparkan Burhanuddin. Pasalnya, penelitian jual beli suara sudah lama dilakukannya bahkan menjadi topik disertasi.

"Saya kira, tadi pidato ilmiahnya penting sekali untuk kita cermati, kita garis bawahi, dan kita dalami karena sebetulnya ini peringatan buat kita semua. Kalau kita ingin membangun demokrasi yang sesungguhnya, PR (pekerjaan rumah, red) kita masih banyak," kata wanita yang akrab disapa Rerie ini.

"(Ini PR) buat kita semua, bukan hanya pemerintah, tapi semua pihak untuk mulai memikirkan bagaimana jalan terbaik, bisa menyelesaikan masalah ini," pungkasnya.
(rca)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1433 seconds (0.1#10.140)