Letnan Jenderal yang Pernah Jabat Pangdam XVIII/Kasuari, Nomor 3 Pentolan Kopassus yang Jabat Waka BIN
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah jenderal bintang tiga alias Letnan Jenderal (Letjen) TNI pernah menduduki jabatan sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVIII/Kasuari . Tercatat, ada tiga nama yang berhasil menembus pangkat Letjen.
Dalam sejarah berdirinya Kodam XVIII/Kasuari, baru sebanyak lima sosok Perwira Tinggi (Pati) AD yang mengemban amanat sebagai Pangdam Kasuari. Jika tiga Pangdam Kasuari berhasil meraih pangkat Letjen, dua nama tercatat masih menjadi Pati TNI aktif berpangkat Mayor Jenderal (Mayjen).
Dikutp dari laman resmi TNI, Kodam XVIII/Kasuari resmi terbentuk pada tanggal 19 Desember 2016. Kala itu, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono yang meresmikan.
Kodam XVIII/Kasuari merupakan Komando Kewilayahan Pertahanan yang meliputi Provinsi Papua Barat Daya dan Papua Barat. Kodam ini membawahi dua Korem yaitu Korem 181/Praja Vira Tama di Sorong dan Korem 182/Jazira Onim di Fakfak.
Kodam Kasuari merupakan pemekaran dari Kodam XVII/Cenderawasih yang berada di Jayapura. Luasnya wilayah dan gangguan keamanan membuat TNI AD merasa perlu membentuk organisasi baru di Kabupaten Manokwari.
Kodam baru diberi nama Kasuari dari nama burung endemik Papua yang bermarkas di Kampung Arfai, Distrik Manokwari Selatan, Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Pembangunan markas Kodam Kasuari itu di atas lahan 24,7 hektar yang sebelumnya milik TNI AD, markas Kompi Senapan C dan D yang kini dipindah ke Distrik Warmare.
Joppye Onesimus Wayangkau merupakan Pati TNI AD pertama yang ditunjuk menjadi Pangdam XVIII/Kasuari. Dia mengemban jabatan ini mulai 19 Desember 2016 hingga 30 April 2020.
Wayangkau merupakan arbituren Akademi Militer (Akmil) 1986 dari kecabangan Infanteri. Pria kelahiran Serui, Papua pada 17 Juli 1962 ini memiliki karier militer yang cemerlang.
Dia mengawali karier militernya di Kodam IV/Diponegoro sebagai Danton, Danki, Pasi Yonif 405/Surya Kusuma Brigif 4/DR dari tahun 1986 hingga 1994. Pada 2002, Wayangkau dimutasi menjadi Danyonif 401/Banteng Raiders.
Kariernya terus meningkat ketika dipercaya menjadi Dandim 0736/Batang (2004-2005), Danbrigif 24/Bulungan Cakti (2009-2011), Asops Kasdam XVII/Cenderawasih (2011—2012), Danrem 172/Praja Wira Yakthi (2012-2013).
Pecah bintang menjadi jenderal bintang satu alias Brigjen, Wayangkau mendapat promosi menjadi Irdam XVII/Cenderawasih (2013-2014). Dia lalu dimutasi menjadi Wadanpussenif Kodiklat TNI AD pada 2014 hingga 2015.
Dari Kodiklatad, Wayangkau ditunjuk menjadi Kasdam V/Brawijaya periode 2015-2016. Karier militernya berlanjut menjadi Pati Sahli TK III Bid Sosbud HAM Panglima TNI 2016.
Di tahun yang sama, Wayangkau mendapat promosi jabatan menjadi Pangdam XVIII/Kasuari. Sekaligus menambah bintang di pundaknya dengan pangkat Mayor Jenderal (Mayjen).
Puncak karier militer Wayangkau, ketika diangkat menjadi Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat (Danpusterad) pada 30 April 2020. Dia merupakan Danpusterad pertama sejak masa validasi organisasi.
Pengangkatan Wayangkau menjadi Danpusterad didasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/402/IV/2020 tanggal 29 April 2020 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia.
Atas promosi jabatan sebagai Danpusterad, Joppye Onesimus berhak mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Letjen. Joppye menjadi putra Papua pertama yang meraih pangkat bintang tiga di lingkungan TNI AD.
Setelah pensiun dari militer pada 26 Agustus 2020, Wayangkau memilih terjun ke dunia politik. Dia saat ini mengemban jabatan sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Provinsi Papua Barat Daya periode 2019-2024.
Ali Hamdan Bogra merupakan Pangdam XVIII/Kasuari kedua yang berhasil menembus pangkat Letnan Jenderal. Dia menggantikan posisi yang ditinggalkan Letjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau.
Ali Bogra Herupakan rekan angkatan Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa di Akademi Militer (Akmil) 1987 dari kecabagan Infanteri. Ada cerita menarik dari keduanya. Semasa menjadi pamen dan mengikuti kursus di Kodiklatad Bandung, keduanya bahkan pernah bersama-sama mencari kost untuk tempat tinggal.
Pria kelahiran Serui, 6 Januari 1963 ini tercatat menduduki sejumlah posisi. Mulai Dandim 1706/Fakfak (2005), Kasbrigif 20/Ima Jaya Keramo (2008), Kapendam XVII/Cendrawasih (2011-2012), Kasrem 171/Praja Vira Tama (2012-2014) dan Staf Ahli Pangdam XVII/Cendrawasih bidang Ideologi Politik (2014-2015).
Dia lantas dipromosikan sebagai Wadansesko TNI (2019-2020), kemudian Pangdam XVIII/Kasuari (2020) yang bermarkas di Manokwari, Papua Barat, dan setelah itu Koorsahli KSAD (2020-2021).
Mengikuti jejak seniornya, Ali Bogra menjadi orang kedua Papua menembus pangkat bintang 3 Angkatan Darat setelah Wayangkau. Pangkat itu diraihnya kala dia ditunjuk sebagai Koorsahli KSAD menggantikan Letjen TNI Wisnoe Prasetja Boedi.
Pensiun dari dunia militer, Ali memilih aktif di politik. Dia dipercaya menjadi Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Papua Barat Daya.
Dia dilantik langsung oleh Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) di Kantor DPP Partai Perindo, Menteng, Jakarta Pusat, Senin 26 Desember 2022. Secara simbolis, pelantikan tersebut dilakukan dengan mengenakan jaket Partai Perindo kepada Ali Bogra oleh HT.
"Dengan pemekaran Provinsi Papua Barat menjadi dua, Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya, Bapak Letjen TNI (Purn) Ali Hamdan Bogra pada akhirnya berkenan untuk menjadi Ketua DPW Provinsi Papua Barat Daya," ujar HT.
Berikutnya ada nama I Nyoman Cantiasa jenderal bintang tiga yang pernah menjabat Pangdam XVIII/Kasuari. Dia mengemban jabatan tersebut sejak 26 Agustus 2020 hingga 31 Januari 2022 menggantikan Letjen TNI Ali Hamdan Bogra.
Cantiasa baru saja dimutasi menjadi Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (Waka BIN) pada awal November lalu. Pria yang sebelumnya menjabat Koorsahli KSAD ini menggantikan Letjen TNI (Purn) Teddy Lhaksmana Widya Kusuma.
Mutasi itu tertuang dalam salinan Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor Kep/1286/XI/2023 bersama sebanyak 104 anggota TNI lainnya. Tertulis dalam keterangan Sertijab jabatan baru Cantiasa masih menunggu Keppres.
Jenderal bintang tiga ini merupakan lulusan terbaik alias peraih Bintang Adhi Makayasa di Akademi Militer (Akmil) tahun 1990. Karier tentara kelahiran Buleleng Bali tersebut cukup moncer.
Dia malang melintang di kesatuan Kopassus. Sejumlah posisi pernah diembannya mulai dari Wadansubtim Den 81 Gultor/Kopassus, Dan Unit Den 81 Gultor/Kopassus, Dansubtim 2 Den 81 Gultor/Kopassus, Dantim Den 81 Gultor/Kopassus, Dantim Intel Grup 3 Sandhi Yudha/Kopassus.
Selanjutnya, Danseko Pusdikpassus, Dansepara Pusdikpassus, Pabandya Ops Makopassus, Danyon 811/Sat-81/Kopassus, Dandenma Kopassus, Waasintel Danjen Kopassus, Wadansat-81/Kopassus (2010), Dansat 81/Kopassus (2010), Danpusdikpassus (2012), dan Pamen Ahli Bidang Taktik Khusus Gultor Danjen Kopassus (2013).
Cantiasa akhirnya menduduki tampuk tertinggi di Korps Baret Merah dengan menjadi Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus pada 2019. Ia mengisi posisi yang ditinggalkan Letjen TNI Eko Margiyono.
Selain itu, Cantiasa juga tercatat pernah menduduki posisi militer lainnya seperti Danmentar Akmil (2015), Danrem 163/Wirasatya (2015), Danrem 173/Praja Vira Braja (2017) dan Kasdam XVII/Cenderawasih (2017). Dua posisi terakhir itu mengantarkannya menjadi jenderal bintang satu (Brigjen).
Naik pangkat menjadi Mayor Jenderal (Mayjen), pria yang pernah menjadi komandan upacara dalam kegiatan HUT ke-68 RI di Istana Merdeka pada 17 Agustus 2013 itu mendapat tugas menjadi Pa Sahli Tk. III Bidang Polkamnas Panglima TNI (2018), Danjen Kopassus (2019), dan Pangdam XVIII/Kasuari (2020).
Kariernya semakin mentereng ketika mendapat promosi menjadi Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III pada 2022. Prajurit yang terlibat Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma di Irian Jaya ini berhasil menambah satu bintang di pundaknya menjadi Letjen.
Pada 2023, Cantiasa kemudian dimutasi menjadi Koordinator Staf Ahli Kepala Staf Angkatan Darat (Koorsahli KSAD) menggantikan Letjen TNI Ignatius Yogo Triyono. Terbaru dia dipercaya menjadi Waka BIN.
Dalam sejarah berdirinya Kodam XVIII/Kasuari, baru sebanyak lima sosok Perwira Tinggi (Pati) AD yang mengemban amanat sebagai Pangdam Kasuari. Jika tiga Pangdam Kasuari berhasil meraih pangkat Letjen, dua nama tercatat masih menjadi Pati TNI aktif berpangkat Mayor Jenderal (Mayjen).
Baca Juga
Dikutp dari laman resmi TNI, Kodam XVIII/Kasuari resmi terbentuk pada tanggal 19 Desember 2016. Kala itu, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono yang meresmikan.
Kodam XVIII/Kasuari merupakan Komando Kewilayahan Pertahanan yang meliputi Provinsi Papua Barat Daya dan Papua Barat. Kodam ini membawahi dua Korem yaitu Korem 181/Praja Vira Tama di Sorong dan Korem 182/Jazira Onim di Fakfak.
Kodam Kasuari merupakan pemekaran dari Kodam XVII/Cenderawasih yang berada di Jayapura. Luasnya wilayah dan gangguan keamanan membuat TNI AD merasa perlu membentuk organisasi baru di Kabupaten Manokwari.
Kodam baru diberi nama Kasuari dari nama burung endemik Papua yang bermarkas di Kampung Arfai, Distrik Manokwari Selatan, Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Pembangunan markas Kodam Kasuari itu di atas lahan 24,7 hektar yang sebelumnya milik TNI AD, markas Kompi Senapan C dan D yang kini dipindah ke Distrik Warmare.
Letnan Jenderal yang Pernah Jabat Pangdam XVIII/Kasuari
1. Letjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau
Joppye Onesimus Wayangkau merupakan Pati TNI AD pertama yang ditunjuk menjadi Pangdam XVIII/Kasuari. Dia mengemban jabatan ini mulai 19 Desember 2016 hingga 30 April 2020.
Wayangkau merupakan arbituren Akademi Militer (Akmil) 1986 dari kecabangan Infanteri. Pria kelahiran Serui, Papua pada 17 Juli 1962 ini memiliki karier militer yang cemerlang.
Dia mengawali karier militernya di Kodam IV/Diponegoro sebagai Danton, Danki, Pasi Yonif 405/Surya Kusuma Brigif 4/DR dari tahun 1986 hingga 1994. Pada 2002, Wayangkau dimutasi menjadi Danyonif 401/Banteng Raiders.
Kariernya terus meningkat ketika dipercaya menjadi Dandim 0736/Batang (2004-2005), Danbrigif 24/Bulungan Cakti (2009-2011), Asops Kasdam XVII/Cenderawasih (2011—2012), Danrem 172/Praja Wira Yakthi (2012-2013).
Pecah bintang menjadi jenderal bintang satu alias Brigjen, Wayangkau mendapat promosi menjadi Irdam XVII/Cenderawasih (2013-2014). Dia lalu dimutasi menjadi Wadanpussenif Kodiklat TNI AD pada 2014 hingga 2015.
Dari Kodiklatad, Wayangkau ditunjuk menjadi Kasdam V/Brawijaya periode 2015-2016. Karier militernya berlanjut menjadi Pati Sahli TK III Bid Sosbud HAM Panglima TNI 2016.
Di tahun yang sama, Wayangkau mendapat promosi jabatan menjadi Pangdam XVIII/Kasuari. Sekaligus menambah bintang di pundaknya dengan pangkat Mayor Jenderal (Mayjen).
Puncak karier militer Wayangkau, ketika diangkat menjadi Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat (Danpusterad) pada 30 April 2020. Dia merupakan Danpusterad pertama sejak masa validasi organisasi.
Pengangkatan Wayangkau menjadi Danpusterad didasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/402/IV/2020 tanggal 29 April 2020 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia.
Atas promosi jabatan sebagai Danpusterad, Joppye Onesimus berhak mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Letjen. Joppye menjadi putra Papua pertama yang meraih pangkat bintang tiga di lingkungan TNI AD.
Setelah pensiun dari militer pada 26 Agustus 2020, Wayangkau memilih terjun ke dunia politik. Dia saat ini mengemban jabatan sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Provinsi Papua Barat Daya periode 2019-2024.
2. Letjen TNI Ali Hamdan Bogra
Ali Hamdan Bogra merupakan Pangdam XVIII/Kasuari kedua yang berhasil menembus pangkat Letnan Jenderal. Dia menggantikan posisi yang ditinggalkan Letjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau.
Ali Bogra Herupakan rekan angkatan Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa di Akademi Militer (Akmil) 1987 dari kecabagan Infanteri. Ada cerita menarik dari keduanya. Semasa menjadi pamen dan mengikuti kursus di Kodiklatad Bandung, keduanya bahkan pernah bersama-sama mencari kost untuk tempat tinggal.
Pria kelahiran Serui, 6 Januari 1963 ini tercatat menduduki sejumlah posisi. Mulai Dandim 1706/Fakfak (2005), Kasbrigif 20/Ima Jaya Keramo (2008), Kapendam XVII/Cendrawasih (2011-2012), Kasrem 171/Praja Vira Tama (2012-2014) dan Staf Ahli Pangdam XVII/Cendrawasih bidang Ideologi Politik (2014-2015).
Dia lantas dipromosikan sebagai Wadansesko TNI (2019-2020), kemudian Pangdam XVIII/Kasuari (2020) yang bermarkas di Manokwari, Papua Barat, dan setelah itu Koorsahli KSAD (2020-2021).
Mengikuti jejak seniornya, Ali Bogra menjadi orang kedua Papua menembus pangkat bintang 3 Angkatan Darat setelah Wayangkau. Pangkat itu diraihnya kala dia ditunjuk sebagai Koorsahli KSAD menggantikan Letjen TNI Wisnoe Prasetja Boedi.
Pensiun dari dunia militer, Ali memilih aktif di politik. Dia dipercaya menjadi Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Papua Barat Daya.
Dia dilantik langsung oleh Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) di Kantor DPP Partai Perindo, Menteng, Jakarta Pusat, Senin 26 Desember 2022. Secara simbolis, pelantikan tersebut dilakukan dengan mengenakan jaket Partai Perindo kepada Ali Bogra oleh HT.
"Dengan pemekaran Provinsi Papua Barat menjadi dua, Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya, Bapak Letjen TNI (Purn) Ali Hamdan Bogra pada akhirnya berkenan untuk menjadi Ketua DPW Provinsi Papua Barat Daya," ujar HT.
3. Letjen TNI I Nyoman Cantiasa
Berikutnya ada nama I Nyoman Cantiasa jenderal bintang tiga yang pernah menjabat Pangdam XVIII/Kasuari. Dia mengemban jabatan tersebut sejak 26 Agustus 2020 hingga 31 Januari 2022 menggantikan Letjen TNI Ali Hamdan Bogra.
Cantiasa baru saja dimutasi menjadi Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (Waka BIN) pada awal November lalu. Pria yang sebelumnya menjabat Koorsahli KSAD ini menggantikan Letjen TNI (Purn) Teddy Lhaksmana Widya Kusuma.
Mutasi itu tertuang dalam salinan Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor Kep/1286/XI/2023 bersama sebanyak 104 anggota TNI lainnya. Tertulis dalam keterangan Sertijab jabatan baru Cantiasa masih menunggu Keppres.
Jenderal bintang tiga ini merupakan lulusan terbaik alias peraih Bintang Adhi Makayasa di Akademi Militer (Akmil) tahun 1990. Karier tentara kelahiran Buleleng Bali tersebut cukup moncer.
Dia malang melintang di kesatuan Kopassus. Sejumlah posisi pernah diembannya mulai dari Wadansubtim Den 81 Gultor/Kopassus, Dan Unit Den 81 Gultor/Kopassus, Dansubtim 2 Den 81 Gultor/Kopassus, Dantim Den 81 Gultor/Kopassus, Dantim Intel Grup 3 Sandhi Yudha/Kopassus.
Selanjutnya, Danseko Pusdikpassus, Dansepara Pusdikpassus, Pabandya Ops Makopassus, Danyon 811/Sat-81/Kopassus, Dandenma Kopassus, Waasintel Danjen Kopassus, Wadansat-81/Kopassus (2010), Dansat 81/Kopassus (2010), Danpusdikpassus (2012), dan Pamen Ahli Bidang Taktik Khusus Gultor Danjen Kopassus (2013).
Cantiasa akhirnya menduduki tampuk tertinggi di Korps Baret Merah dengan menjadi Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus pada 2019. Ia mengisi posisi yang ditinggalkan Letjen TNI Eko Margiyono.
Selain itu, Cantiasa juga tercatat pernah menduduki posisi militer lainnya seperti Danmentar Akmil (2015), Danrem 163/Wirasatya (2015), Danrem 173/Praja Vira Braja (2017) dan Kasdam XVII/Cenderawasih (2017). Dua posisi terakhir itu mengantarkannya menjadi jenderal bintang satu (Brigjen).
Naik pangkat menjadi Mayor Jenderal (Mayjen), pria yang pernah menjadi komandan upacara dalam kegiatan HUT ke-68 RI di Istana Merdeka pada 17 Agustus 2013 itu mendapat tugas menjadi Pa Sahli Tk. III Bidang Polkamnas Panglima TNI (2018), Danjen Kopassus (2019), dan Pangdam XVIII/Kasuari (2020).
Kariernya semakin mentereng ketika mendapat promosi menjadi Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III pada 2022. Prajurit yang terlibat Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma di Irian Jaya ini berhasil menambah satu bintang di pundaknya menjadi Letjen.
Pada 2023, Cantiasa kemudian dimutasi menjadi Koordinator Staf Ahli Kepala Staf Angkatan Darat (Koorsahli KSAD) menggantikan Letjen TNI Ignatius Yogo Triyono. Terbaru dia dipercaya menjadi Waka BIN.
(kri)