Sinergi Pendidikan Antikorupsi Menuju Indonesia Maju

Sabtu, 25 November 2023 - 06:18 WIB
loading...
Sinergi Pendidikan Antikorupsi Menuju Indonesia Maju
Foto: Istimewa
A A A
Nurul Badruttamam
Kepala Bagian Kepegawaian dan Umum Itjen Kemenag RI
Sekretaris Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa (PDPAB) MUI

KORUPSI tidak hanya menjadi racun yang akan menggerogoti struktur pemerintahan, namun juga merusak pondasi kemanusiaan. Dampaknya terlampau luas, bukan hanya terbatas pada kerugian finansial semata, namun juga merusak kepercayaan dan moral masyarakat.

baca juga: Generasi Milenial, Kesadaran Hukum, dan Antikorupsi

Transparency International secara serentak merilis hasil Indeks Persepsi Korupsi (IPK) tahun pengukuran 2022 di seluruh dunia dengan tema “Korupsi, Konflik dan Keamanan”.Dalam rilisnya Transparancy International menyebutkan bahwa indeks persepsi korupsi Indonesia cenderung mengalami penurunan yang relatif signifikan sepanjang sejarah reformasi.

IPK adalah indeks gabungan yang mengukur persepsi korupsi di sektor publik di 180 negara dan wilayah dengan skala dari 0 (sangat korup) hingga 100 (sangat bersih) dan didasarkan pada 13 survei dan persepsi global peringkat korupsi.

Masalah korupsi sendiri merupakan pengingat bagi pemerintah di seluruh dunia bahwa praktik korupsi memang dapat merusak stabilitas politik, sosial dan ekonomi, yang pada akhirnya membahayakan perdamaian dan keamanan. Korupsi juga dapat menjadi tempat bertumbuhnya kejahatan terorganisir karena impunitas terus terjadi pada pemangku kebijakan dan penegak hukum.

Harus disadari bahwa penegakan hukum dan antikorupsi ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau lembaga antirasuah semata. Namun, juga terdapat tanggung jawab individu terkait dampak yang dapat ditimbulkan akibat perilaku mudarat ini. Oleh sebab itu, setiap langkah kecil dalam menjaga nafas integritas menjadi sangat berharga sebagai sebuah upaya untuk mewujudkan sinergi berantas korupsi untuk Indonesia maju.

Antikorupsi Dimulai dari Integritas

Membincang antikorupsi bisa dimulai dari integritas. Bisa dikatakan, integritas merupakan dasar yang membentuk karakter suatu bangsa pada setiap langkah kehidupan. Dengan ragam dan potensi yang dimiliki Indonesia saat ini, kita harus optimistis untuk menatap masa depan cerah Indonesia. Dengan catatan, nafas integritas harus tetap terjaga dari tindakan koruptif, seperti halnya unsur hara makro dan mikro yang diperlukan tanaman untuk terus tumbuh.

baca juga: Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Model Antikorupsi yang Menginspirasi

Jelang peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 9 Desember, semangat perubahan untuk bergerak bersama memerangi korupsi harus disepakati menjadi spirit untuk menuju Indonesia maju. Kita hindari perayaan yang identik dengan bertukar keceriaan saja, namun minim makna. Ada banyak pekerjaan rumah yang menanti untuk terus berbenah menghindarkan bangsa ini dari budaya korupsi.

Rasanya tak sulit untuk menjaga diri dari perilaku koruptif. Dimulai dari hal sederhana, dari apa yang kita lihat di sekeliling kita. Berpegang teguh pada nafas integritas yang terus jadi pedoman dalam setiap langkah kecil sehari-hari. Dimulai dari jujur dalam setiap tindakan, komitmen dalam keadilan dan menghindarkan diri dari praktik yang menjadi sebab meruginya orang lain. Tak cukup di situ, pendidikan selalu memiliki peran signifikan dalam melawan korupsi.

Masyarakat harus mengerti betapa sangat serius bahaya laten korupsi. Mereka harus sadar, perilaku koruptif harus dilawan! Mereka yang teredukasi akan bahaya ini, akan secara sadar terjaga dan early warning secara otomatis akan menyala untuk menghindarkan diri dari praktik-praktik korupsi. Maka, tak dapat dihindarkan lagi, tiada kata tidak untuk menjadikan pendidikan antikorupsi menjadi menjadi bagian terintegrasi dan kesatuan dari sistem pendidikan kita.

Nelson Mandela menyatakan “Those who conduct themselves with morality, integrity, and consistency need not fear the forces of humanity and cruelty”. Mereka yang berbuat dengan moralitas, integritas dan konsistensi tidak perlu takut akan tindakan tak manusiawi dan kekejaman. Ini menjadi pengingat, bahwa integritas merupakan harta paling berharga, bukan hanya sekadar pilihan namun menjadi tanggungjawab yang harus kita jaga dan jalankan.

Pada survey Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2022 terhadap 180 negara di dunia menunjukkan lima negara yang secara berurutan menjadi juara IPK tertinggi abadi, yakni Denmark, Selandia Baru, Finlandia, Singapura dan Swedia. Kelima negara ini mendapat skor antara 85 dan 88 dengan kesamaan yang dimiliki negara ini adalah transparansi fiskal dan integritas yang tinggi.

Data tersebut membuka mata kita bahwa, negara-negara dengan tingkat korupsi yang rendah memiliki indeks pembangunan manusia yang tinggi. Sehingga, selayaknya dapat kita simpulkan bahwa melawan korupsi adalah membangun budaya moralitas antikorupsi menuju langkah konkret kemajuan. Sebutlah Finlandia, negara yang terkenal nomor wahid dalam sistem pendidikannya mereka memiliki konsep pembangunan manusia sebagai prioritas.

baca juga: Roadshow Bus Antikorupsi, Sekda DKI: Jakarta Komitmen Berantas Korupsi

Melalui pendidikan antikorupsi, masyarakat dapat semakin berdaya dengan pemahaman yang tertanam kuat sekaligus mengerti setiap konsekuensi buruk dari tindakan korupsi. Semua lini terdampak, bukan hanya bagi pembangunan namun juga dalam setiap sendi kehidupan bermasyarakat.

Nilai-nilai integritas dan moralitas yang menyatu dengan kurikulum pendidikan dapat menjadi benih untuk menanamkan budaya antikorupsi di kalangan generasi muda kini dan mendorongnya sebagai agen perubahan. Sebuah investasi masa depan untuk pembangunan berkelanjutan mewujudkan Indonesia maju, pendidikan beintegritas harus terus menjadi nafas, menjadi arah langkah pendidikan kita.

Terintegrasi dalam kurikulum pendidikan antikorupsi yang dimulai sejak dini untuk membangun manusia Indonesia yang kuat, bermoral dan berintegritas, tentu langkah strategis ini membutuhkan kolaborasi. Bukan sebuah upaya yang bersifat sekali jalan. Melainkan suatu proses berkelanjutan yang membutuhkan keterlibatan dari semua pihak yang merasa memiliki Indonesia. Mereka yang mau dan mampu berkata tidak pada korupsi!
(hdr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1592 seconds (0.1#10.140)