Bicara Udara Ungkap Dampak Polusi Udara terhadap Stunting

Jum'at, 24 November 2023 - 20:34 WIB
loading...
Bicara Udara Ungkap...
Komunitas Bicara Udara menggelar diskusi bertema Forum Menuju Indonesia Emas 2045: Dampak Kualitas Udara terhadap Masalah Stunting Manusia Indonesia di Ruang Auditorium Wisma Barito Paci?c II, Tomang, Jakarta, Jumat (24/11/2023). FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Komunitas Bicara Udara menggelar diskusi bertema Forum Menuju Indonesia Emas 2045: Dampak Kualitas Udara terhadap Masalah Stunting Manusia Indonesia di Ruang Auditorium Wisma Barito Pacific II, Tomang, Jakarta, Jumat (24/11/2023). Diskusi ini menyoroti polusi udara memiliki dampak negatif pada tumbuh kembang janin di dalam kandungan, sehingga menyebabkan stunting.

Hadir sebagai pembicara dalam diskusi, Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Anas Ma'ruf; dokter anak sekaligus pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Frida Soesanti; serta Ketua Komite Penanggulangan Penyakit Respirasi dan Dampak Polusi Udara (KP2RDPU) Kemenkes Agus Dwi Susanto. Sesi panel diskusi juga ditanggapi oleh anggota kampanye nasional dari masing-masing calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) 2024.

"Hasil dari paparan tersebut kemudian ditanggapi oleh para pemangku kebijakan, sehingga tercipta dialog yang sehat dalam forum antara peneliti dan pemangku kebijakan. Hal ini menjadi penting karena sinergitas antara kedua aktor tersebut merupakan kunci untuk membuat sebuah kebijakan penanganan polusi udara yang efektif," kata Co-Founder Bicara Udara Novita Natalia.



Frida Soesanti mengatakan, masalah polusi udara harus segera ditangani. Sebab, berdasarkan penelitiannya, kondisi PM2.5 tahun 2023 melonjak naik sebanyak 12,5 kali dibandingkan beberapa tahun ke belakang sebanyak 8 kali.

"Paparan PM2.5 meningkatkan resiko peningkatan tekanan darah pada bayi. Semakin tinggi paparan polusi, semakin rendah berat badan lahir dan semakin pendek panjang badan lahir bayi, maka bayi berisiko untuk terkena stunting. Bukannya kita jadi generasi emas, malah generasi cemas, we have to do something," ucapnya.

Agus Dwi Susanto menjelaskan, ibu hamil dan anak merupakan salah satu kelompok yang sensitif terhadap polusi udara. Perubahan fisik pada ibu hamil sudah menjadi stressor bagi tubuh. Inflamasi dan stress akibat polusi udara dapat memperparah komplikasi kehamilan seperti preeklampsia dan inflamasi intrauterin.

"Sedangkan saluran pernapasan pada anak-anak lebih kecil dan masih berkembang. Frekuensi napas yang lebih cepat menghirup lebih banyak udara relatif terhadap tubuhnya dibanding dewasa. Sistem kekebalan tubuh masih belum matang lebih rentan terhadap infeksi saluran pernapasan," imbuhnya.

Sementara itu, penanggap dari masing-masing tim kampanye capres-cawapres, baik dari Tim Nasional (Timnas) Kampanye Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, maupun Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, mengklaim bahwa capres-cawapresnya memiliki visi-misi dan fokus lebih terkait isu lingkungan, khususnya polusi udara.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1992 seconds (0.1#10.140)