Kondisi Terkini RS Indonesia di Gaza, Pasien Membeludak Tak Tertangani dengan Maksimal
loading...
Pasien di Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina membeludak dan tidak tertangani dengan maksimal. FOTO/REUTERS
A
A
A
JAKARTA - Kondisi terkini Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina, sangat memprihatinkan. Pasien membeludak dan tidak tertangani dengan maksimal.
Informasi tersebut disampaikan oleh Ketua Presidium MER-C Indonesia, Sarbini Abdul Murad. Dia menjelaskan, RS Indonesia kini tidak bisa melakukan apa-apa untuk menangani pasien.
"Rumah sakit itu tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Nggak ada apa-apa lagi, obat-obatan nggak ada, instrumen bedah nggak ada, dan berkaitan dengan medis sudah nggak ada," kata Sarbini kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Sabtu (18/11/2023).
"Kalau seperti itu sama aja seperti tutup (shutdown) kan. Nah maksudnya seperti itu. Namun, kalau pasien-pasien luka tetap dibawa ke situ ditangani dengan cara-cara apa. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa," sambungnya kemudian.
Lebih lanjut, Sarbini menjelaskan, pasien di RS Indonesia sudah membeludak hingga ke selasar dan lorong-lorong. Pasien yang berada di RS sudah melebihi kapasitas normal yang hanya sekitar 220 tempat tidur.
Sebagai informasi, RS Indonesia dibangun pada Mei 2011 dan diresmikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla pada 2015. RS Indonesia dibangun berdasarkan sumbangan dari Indonesia yang berjumlah Rp126 miliar.
RS Indonesia terletak di Bait Lahiya, Gaza, Palestina. Karena letaknya di daerah konflik, RS itu menampung korban perang Palestina-Israel.
Informasi tersebut disampaikan oleh Ketua Presidium MER-C Indonesia, Sarbini Abdul Murad. Dia menjelaskan, RS Indonesia kini tidak bisa melakukan apa-apa untuk menangani pasien.
"Rumah sakit itu tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Nggak ada apa-apa lagi, obat-obatan nggak ada, instrumen bedah nggak ada, dan berkaitan dengan medis sudah nggak ada," kata Sarbini kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Sabtu (18/11/2023).
"Kalau seperti itu sama aja seperti tutup (shutdown) kan. Nah maksudnya seperti itu. Namun, kalau pasien-pasien luka tetap dibawa ke situ ditangani dengan cara-cara apa. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa," sambungnya kemudian.
Lebih lanjut, Sarbini menjelaskan, pasien di RS Indonesia sudah membeludak hingga ke selasar dan lorong-lorong. Pasien yang berada di RS sudah melebihi kapasitas normal yang hanya sekitar 220 tempat tidur.
Sebagai informasi, RS Indonesia dibangun pada Mei 2011 dan diresmikan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla pada 2015. RS Indonesia dibangun berdasarkan sumbangan dari Indonesia yang berjumlah Rp126 miliar.
RS Indonesia terletak di Bait Lahiya, Gaza, Palestina. Karena letaknya di daerah konflik, RS itu menampung korban perang Palestina-Israel.
(abd)
Lihat Juga :
