Pemerintah Perlu Perhatikan Dampak Pembuangan Air Limbah Nuklir

Sabtu, 11 November 2023 - 13:12 WIB
loading...
Pemerintah Perlu Perhatikan...
Negara Jepang telah memulai gelombang ketiga pembuangan air radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang rusak dan ini perlu menjadi perhatian Pemerintah Indonesia. Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Negara Jepang pada Kamis 2 November 2023 memulai gelombang ketiga pembuangan air radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang rusak, menuju ke Samudera Pasifik. Hal ini pun dinilai perlu menjadi perhatian Pemerintah.

Pelepasan air limbah nuklir Fukushima tahap ketiga ini akan berlangsung hingga 20 November mendatang. Pembuangan air limbah nuklir di laut dinilai memiliki potensi merusak ekosistem laut secara serius.

Ahli Utama Bidang Oseanografi Terapan dan Manajemen Pesisir, pada Pusat Riset Iklim dan Atmosferm, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Widodo Setiyo Pranowo mengemukakan, terkait keputusan Pemerintah Jepang untuk membuang air limbah nuklir Fukushima ke laut, perlu diwaspadai dan dikaji oleh pemerintah Indonesia.



Widodo menilai, pemerintah harus mencari tahu secara aktif bentuk dari limbah yang telah dibuang ke laut, karena bentukan limbah itu sangat mempengaruhi potensi pencemaran pada ekosistem kelautan.

"Kekhawatiran yang pertama, apabila limbah nuklir dalam bentuk cair (liquid) maka probabilitas disebarkan oleh arus kemudian mencemari ke mana-mana bisa terjadi," kata Widodo, dalam keterangannya, Sabtu (11/11/2023).

Atau kata dia, apabila limbah nuklir sudah ditempatkan pada drum atau kontainer tertutup rapat, maka pertanyaan riset yang muncul adalah kontainer/drum tersebut dibuang ke dasar laut dengan kedalaman berapa kilometer.

"Dikhawatirkan, drum/kontainer bisa 'leaking' karena mendapatkan tekanan yang melebihi kapasitasnya, kemudian terjadi kebocoran," jelasnya.

Muhammad Dhandang Purwadi, ahli lingkungan yang saat ini menjabat sebagai Kepala Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) juga khawatir, dengan dampak pembuangan air limbah nuklir terhadap kesehatan manusia.

"Karena paparan radiasi bagi manusia dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker, gangguan tiroid, dan penyakit lain yang terkait dengan paparan radiasi," ungkapnya.

Sebelumnya pada tahun 2019, bahan radioaktif telah terdeteksi pada produk maskara dan eyeliner Jepang yang popular, sehingga mendorong Kementerian Keamanan Makanan dan Obat Korea Selatan untuk menangguhkan penjualan dan memerintahkan pengembalian produk tersebut.

Menurut Dhandang, temuan ini perlu diperhatikan dengan cermat, mengingat radioisotop yang dideteksi adalah tritium. Tritium adalah isotop hidrogen yang berbentuk cairan, dan ketika digunakan dalam produk kosmetik, seperti maskara dan eyeliner, menjadi sangat membingungkan.

"Produk kosmetik yang mengandung tritium menjadi perhatian serius, karena radiasi ini dapat berdampak pada kesehatan manusia, terutama oleh wanita yang menggunakan komestik sehari-hari, dan jika terkontaminasi oleh tritium, maka manusia akan terus-menerus terpapar radiasi ini," ujar Dhandang.

Dhandang juga menegaskan bahwa pemerintah Indonesia seharusnya mempertimbangkan larangan impor makanan dan kosmetik dari Jepang sebagai tindakan proaktif.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2389 seconds (0.1#10.140)