Pengamat Politik: Mahfud MD Mampu Jembatani Hubungan NU dan PKB
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengamat politik Ahmad Atang menilai kehadiran Mahfud MD sebagai calon wakil presiden (cawapres) dapat berperan sebagai perantara dalam memenuhi kepentingan politik Nahdlatul Ulama (NU) di tengah adanya gesekan dalam hubungan antara NU dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
"Mahfud MD adalah anggota Nahdliyin yang memiliki hubungan dekat dengan para kiai dan ulama NU baik yang berada dalam ranah kultural maupun struktural. Dengan demikian, kehadiran Mahfud bisa berperan sebagai penghubung untuk memenuhi kepentingan politik NU, terutama dalam situasi dimana hubungan antara NU dan PKB mengalami ketegangan," kata Ahmad Atang yang juga Direktur Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Kupang, Senin (30/10/2023).
Menurutnya, keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menunjuk Mahfud MD sebagai cawapres yang akan mendampingi Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024 sebenarnya tidak mengejutkan banyak orang. Sebab nama Mahfud MD telah muncul sebelumnya sebagai calon yang mungkin.
Mahfud MD adalah figur yang dapat memberikan beberapa keuntungan bagi Ganjar Pranowo dan PDIP. Pertama, dalam konteks pemilihan, Mahfud MD bisa mewakili pemilih dari Jawa Timur, yang merupakan basis terbesar kedua setelah Jawa Barat.
Ditambahkan oleh Megawati, Mahfud adalah seorang individu yang memiliki pengalaman yang luas, mencakup lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Ia juga dikenal sebagai sosok yang vokal dalam bidang hukum dan sebagai pembela rakyat kecil.
"Saya memberi tahu beliau (Mahfud MD), hukum tidak boleh hanya menjadi kata-kata belaka. Ada hukum agar semua orang patuh dan taat kepada aturan. Jadi, hukum harus diimplementasikan," katanya.
"Saya pernah ditanya, Pak Mahfud kapan masuk NU. Saya tidak pernah masuk NU, karena sejak dulu saya NU. Ngapain masuk lagi? Sejak sebelum lahir malah," kata Mahfud saat wawancara khusus dengan Liputan6 SCTV, Rabu (18/10/2023).
Karena itu, dia menganggap dirinya sebagai bagian dari NU sejak sebelum kelahirannya. Meski begitu, Mahfud juga menyatakan kedekatannya dengan kaum Muhammadiyah dan masyarakat kelas menengah ke atas.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) itu yakin berkat kedekatan ini, dia dapat memenangkan suara dari kelompok-kelompok seperti NU, Muhammadiyah, dan masyarakat kelas menengah ke atas, serta berbagai kelompok minoritas dalam Pemilu 2024.
"Mahfud MD adalah anggota Nahdliyin yang memiliki hubungan dekat dengan para kiai dan ulama NU baik yang berada dalam ranah kultural maupun struktural. Dengan demikian, kehadiran Mahfud bisa berperan sebagai penghubung untuk memenuhi kepentingan politik NU, terutama dalam situasi dimana hubungan antara NU dan PKB mengalami ketegangan," kata Ahmad Atang yang juga Direktur Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Kupang, Senin (30/10/2023).
Menurutnya, keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menunjuk Mahfud MD sebagai cawapres yang akan mendampingi Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024 sebenarnya tidak mengejutkan banyak orang. Sebab nama Mahfud MD telah muncul sebelumnya sebagai calon yang mungkin.
Mahfud MD adalah figur yang dapat memberikan beberapa keuntungan bagi Ganjar Pranowo dan PDIP. Pertama, dalam konteks pemilihan, Mahfud MD bisa mewakili pemilih dari Jawa Timur, yang merupakan basis terbesar kedua setelah Jawa Barat.
Ditambahkan oleh Megawati, Mahfud adalah seorang individu yang memiliki pengalaman yang luas, mencakup lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Ia juga dikenal sebagai sosok yang vokal dalam bidang hukum dan sebagai pembela rakyat kecil.
"Saya memberi tahu beliau (Mahfud MD), hukum tidak boleh hanya menjadi kata-kata belaka. Ada hukum agar semua orang patuh dan taat kepada aturan. Jadi, hukum harus diimplementasikan," katanya.
Latar Belakang NU Mahfud MD
Cawapres Mahfud Md menegaskan, dirinya bukanlah warga organisasi kemasyarakatan (Ormas) Nahdlatul Ulama (NU) naturalisasi. Mahfud mengklaim telah memiliki keterkaitan dengan NU sejak lahir, dengan latar belakang keluarganya yang merupakan warga nahdliyin."Saya pernah ditanya, Pak Mahfud kapan masuk NU. Saya tidak pernah masuk NU, karena sejak dulu saya NU. Ngapain masuk lagi? Sejak sebelum lahir malah," kata Mahfud saat wawancara khusus dengan Liputan6 SCTV, Rabu (18/10/2023).
Karena itu, dia menganggap dirinya sebagai bagian dari NU sejak sebelum kelahirannya. Meski begitu, Mahfud juga menyatakan kedekatannya dengan kaum Muhammadiyah dan masyarakat kelas menengah ke atas.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) itu yakin berkat kedekatan ini, dia dapat memenangkan suara dari kelompok-kelompok seperti NU, Muhammadiyah, dan masyarakat kelas menengah ke atas, serta berbagai kelompok minoritas dalam Pemilu 2024.
(abd)