Demokrat Nilai Kampanye Masker Pengalihan Atas Kegagalan Pemerintah

Selasa, 04 Agustus 2020 - 13:58 WIB
loading...
Demokrat Nilai Kampanye...
Wasekjen Partai Demokrat, Irwan, menanggapi dingin permintaan Presiden Jokowi kepada jajarannya untuk mengkampanyekan penggunaan masker selama 2 pekan. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat, Irwan, menanggapi dingin permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada jajarannya untuk mengkampanyekan penggunaan masker selama 2 pekan .

Menurutnya, itu hanya pengalihan isu atas kegagalan pemerintah tangani pandemi virus Corona (Covid-19). (Baca juga: Presiden Jokowi Sebut Dua Minggu Ini Kita Fokus Kampanye Pakai Masker)

"Bentuk kampanye ini, menurut saya, lebih kepada pengalihan isu terkait kegagalan pemerintah menangani Covid. Baik dari sisi kesehatan juga dari sisi penanganan ekonomi," kata Irwan, Selasa (4/8/2020). (Baca juga: Bertambah 6, Total 839 WNI di Luar Negeri Sembuh dari Covid-19)

Irwan menjelaskan, kondisi ekonomi sedang menuju resesi, penambahan kasus Covid-19 setiap harinya terus berlipat dan yang meninggal pun melebih angka kematian global. Dalam kondisi tersebut, Presiden mengkampanyekan penggunaan masker seakan bentuk pengalihan isu karena seharusnya itu dilakukan di awal pandemi.

"Tindakan pemerintah itu menurut saya hanya mengalihkan perhatian masyarakat dari kegagalan pemerintah, dibanding kemudian pemerintah melakukan langkah konkret terkait penanganan Covid di Tanah Air," tukasnya.

Legislator asal Kalimantan Timur (Kaltim) ini melihat, selama ini masyarakat sudah banyak yang menggunakan masker dan mengkampanyekannya. Justru yang tidak konsisten itu pemerintah sendiri dalam penanganan Covid-19, salah satunya pembubaran Gugus Tugas yang kemudian diganti menjadi Komite Penanganan Covid-19 yang nampaknya lebih fokus pada ekonomi.

Belum lagi kata dia, amburadulnya distribusi APD (alat pelindung diri termasuk jaring pengaman sosial atau bantuan sosial (bansos). "Jadi semuanya itu menunjukan kegagalan pemerintah kemudian mengalihkan isu dengan gerakan yang hanya menambah ketidakpercayaan masyarakat," ujar Irwan.

Menurut Sekretaris Bendahara Fraksi Partai Demokrat DPR ini, seharusnya Corona bisa dimitigasi lebih awal dan pemerintah tidak terburu-buru menerapkan new normal. Sehingga, jelas sekali dengan new normal yang disusul pelonggaran transportasi darat, laut dan udara hingga pada akhirnya berada pada situasi sekarang yang mana, grafik terus meninggi.

"Jadi kalau ditanyakan apa yang harus dilakukan untuk cegah ini, kembali pada kebijakan pemerintah yang konkret termasuk regulasi terkait transportasi, kebijakan PSBB, kemudian segera kucurkan dana yang sudah dijamin undang-undang baik dana kesehatan, biaya penanganan Covid dan jaring pengaman sosialnya," terangnya.

"Kalau jaring pengaman sosial diterima masyarakat konkret, saya pikir ajakan untuk di rumah, social distancing dan lain-lain akan efektif. Kalau masyarakat dibiarkan hidup sendiri, cari makan sendiri, disuruh bermasker, disuruh di rumah, social distancing saya pikir sia-sia belaka," imbuhnya.

Oleh karena itu, dia meminta pemerintah instrospeksk diri sebelum memberikan sanksi ke masyarakat karena, dengan sanksi situasi seperti ini bukan menyelesaikan masalah. Dia pun mengibaratkan kondisi ini dengan pepatah guru kencing berdiri, murid kencing berlari.

"Jadi pemerintahnya ini sudah kencing berdiri, masyarakat lihat pemerintah seperti ini akhirnya enggak ada yang diteladani, kepemimpinan itu harusnya ada teladan mulai dari presiden sampai ke bawah. Kalau nggak gak selesai-selesai Covid-19 ini," pungkasnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Sesalkan Aksi Teror...
Sesalkan Aksi Teror Terhadap Wartawan Tempo, AHY Harap Isu Tak Melebar
Bergabung ke Demokrat,...
Bergabung ke Demokrat, Mantan Wasekjen PBB Optimistis Dongkrak Suara di Pemilu 2029
AHY Tunjuk 7 Waketum...
AHY Tunjuk 7 Waketum Partai Demokrat, Ada Dede Yusuf hingga Edhie Baskoro Yudhoyono
AHY Tunjuk Andi Mallarangeng...
AHY Tunjuk Andi Mallarangeng Jadi Ketua Dewan Pakar Demokrat 2025-2030
Tunjuk Irwan Fecho Jadi...
Tunjuk Irwan Fecho Jadi Bendum Demokrat, AHY: Tugas Berat Gantikan Renville Antonio
AHY Umumkan Jajaran...
AHY Umumkan Jajaran DPP Demokrat 2025-2030: Herman Khaeron Sekjen, Irwan Fecho Bendahara Umum
Makna Tongkat Komando...
Makna Tongkat Komando Bertuliskan Asmaul Husna dari AHY ke Prabowo
Puan Hadiri Penutupan...
Puan Hadiri Penutupan Kongres Demokrat, Aria Bima: Kita Butuh Komunikasi Lintas Partai Politik
Partai Perindo dan Demokrat...
Partai Perindo dan Demokrat Siap Kolaborasi Dukung Pemerintahan Prabowo
Rekomendasi
UTBK SNBT 2025 Resmi...
UTBK SNBT 2025 Resmi Dimulai, 860.975 Peserta Berebut Kursi di PTN Favorit
Dolar AS Ambruk ke Level...
Dolar AS Ambruk ke Level Terendah 3 Tahun Gegara Tarif Trump
Kisah Ken Arok, Remaja...
Kisah Ken Arok, Remaja Gemar Berjudi yang Miliki Keistimewaan dan Bisa Pancarkan Cahaya
Berita Terkini
Daftar 22 Komjen Polisi...
Daftar 22 Komjen Polisi usai Mutasi Polri April 2025, Ini Nama-namanya
47 menit yang lalu
Kunjungan Serdik Sespimmen...
Kunjungan Serdik Sespimmen Polri ke Solo Upaya Jaga Posisi Jokowi di Pusat Perbincangan Publik
1 jam yang lalu
Wakil Ketua TPUA Ungkap...
Wakil Ketua TPUA Ungkap Detik-detik Bertamu ke Rumah Jokowi di Solo
1 jam yang lalu
11 Brigjen Pol Dapat...
11 Brigjen Pol Dapat Promosi Bintang 2 usai Dimutasi Maret-April 2025, Ini Namanya
2 jam yang lalu
Daftar Pati TNI Dimutasi...
Daftar Pati TNI Dimutasi Jadi Stafsus KSAD sebelum Lebaran 2025, Ini Nama-namanya
6 jam yang lalu
Bima Arya Sarankan Lucky...
Bima Arya Sarankan Lucky Hakim Pakai Transportasi Umum PP Jakarta-Indramayu selama Magang di Kemendagri
9 jam yang lalu
Infografis
Mahkamah Konstitusi:...
Mahkamah Konstitusi: Foto Kampanye Tidak Boleh Dipoles Pakai AI
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved