Sarasehan Nasional 25 Tahun IJTI, Mahfud MD: TV Masih Jadi Media yang Dipercaya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) menggelar Sarasehan Nasional 25 Tahun IJTI di Hotel Millennium, Jakarta, Sabtu (7/10/2023). Sarasehan itu dibuka Menteri Koordintor Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD.
Dalam sambutannya, Mahfud MD mengatakan, televisi masih menjadi media yang paling banyak dijadikan referensi untuk mendapatkan informasi bagi publik di tengah banjir informasi era digital.
“Dari beberapa survei sebagian besar public masih mempercayai media televisi untuk mendapatkan informasi yang bisa dipercaya,” kata Mahfud.
Oleh karena itu, Mahfud meminta agar jurnalis televisi terus bekerja secara profesional, berintegritas, serta penuh tangung jawab dalam menyajikan berita bagi publik.
“Kepercayaan publik harus dijaga dengan menyajikan karya-karya jurnalistik televisi yang baik dan beretika serta bertangung jawab,” ujar Mahfud.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Umum IJTI Herik Kurniawan mengatakan, untuk menjaga kepercayaan public IJTI terus menumbuhkan semangat jurnalisme positif bagai anggotanya.
“Jurnalisme positif akan terus kita gelorakan agar karya jurnalistik televisi bisa menjadi penerang serta memberikan mafaat di tengah banjir informasi di era disrupsi saat ini,” kata Herik.
Sarasehan 25 Tahun IJTI mengusung tema Menumbuhkan Jurnalisme Positif dan Menjaga Kemerdekaan Pers di Era Digital. Kegiatan ini menghadirkan sejumlah nara sumber, yakni Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, Ketua Bawaslu Rahmat Bagdja, Komisioner KPI Aliyah, Pemimpin Redaksi CNN Indonesia Titin Rosmasari, dan Kabag Humas KPU Reni Rinjani Pratiwi.
Sarasehan ini juga menyoroti pentingnya peran jurnalisme televisi untuk mewujudkan pemilu damai dan berkualitas. Tak hanya itu, keberlanjutan media televisi di era digital juga menjadi topik yang mencuat dalam diskusi. Tantangan yang besar menuntut para jurnalis televisi bisa beradaptasi dengan berbagai perubahan.
Kegiatan ini juga dihadiri senior IJTI Rey Wijaya, Yadi Hendriana, Saor Simanjuntak, Dede Apriadi, Ratna Komala, pengurus pusat, serta pengurus daerah dan korda dari berbagai wilayah di tanah air.
Ketua IJTI Korda Sidoarjo, Pramono Putra yang hadir dalam sarasehan tersebut menegaskan, semangat jurnalisme positif harus bisa diterapkan dan dijalankan jurnalis televisi di daerah, khususnya jelang Tahun Politik 2024 untuk mewujudkan pemilu damai dan berkualitas.
“ Semangat Jurnalisme Positif Wajib dimiliki dan dijalankan semua jurnalis televisi di pusat maupun daerah,” ujar Pramono Putra.
Dalam sambutannya, Mahfud MD mengatakan, televisi masih menjadi media yang paling banyak dijadikan referensi untuk mendapatkan informasi bagi publik di tengah banjir informasi era digital.
“Dari beberapa survei sebagian besar public masih mempercayai media televisi untuk mendapatkan informasi yang bisa dipercaya,” kata Mahfud.
Baca Juga
Oleh karena itu, Mahfud meminta agar jurnalis televisi terus bekerja secara profesional, berintegritas, serta penuh tangung jawab dalam menyajikan berita bagi publik.
“Kepercayaan publik harus dijaga dengan menyajikan karya-karya jurnalistik televisi yang baik dan beretika serta bertangung jawab,” ujar Mahfud.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Umum IJTI Herik Kurniawan mengatakan, untuk menjaga kepercayaan public IJTI terus menumbuhkan semangat jurnalisme positif bagai anggotanya.
“Jurnalisme positif akan terus kita gelorakan agar karya jurnalistik televisi bisa menjadi penerang serta memberikan mafaat di tengah banjir informasi di era disrupsi saat ini,” kata Herik.
Sarasehan 25 Tahun IJTI mengusung tema Menumbuhkan Jurnalisme Positif dan Menjaga Kemerdekaan Pers di Era Digital. Kegiatan ini menghadirkan sejumlah nara sumber, yakni Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, Ketua Bawaslu Rahmat Bagdja, Komisioner KPI Aliyah, Pemimpin Redaksi CNN Indonesia Titin Rosmasari, dan Kabag Humas KPU Reni Rinjani Pratiwi.
Sarasehan ini juga menyoroti pentingnya peran jurnalisme televisi untuk mewujudkan pemilu damai dan berkualitas. Tak hanya itu, keberlanjutan media televisi di era digital juga menjadi topik yang mencuat dalam diskusi. Tantangan yang besar menuntut para jurnalis televisi bisa beradaptasi dengan berbagai perubahan.
Kegiatan ini juga dihadiri senior IJTI Rey Wijaya, Yadi Hendriana, Saor Simanjuntak, Dede Apriadi, Ratna Komala, pengurus pusat, serta pengurus daerah dan korda dari berbagai wilayah di tanah air.
Ketua IJTI Korda Sidoarjo, Pramono Putra yang hadir dalam sarasehan tersebut menegaskan, semangat jurnalisme positif harus bisa diterapkan dan dijalankan jurnalis televisi di daerah, khususnya jelang Tahun Politik 2024 untuk mewujudkan pemilu damai dan berkualitas.
“ Semangat Jurnalisme Positif Wajib dimiliki dan dijalankan semua jurnalis televisi di pusat maupun daerah,” ujar Pramono Putra.
(thm)