Ganjar Pranowo Dorong Reformasi Kurikulum Perguruan Tinggi untuk Sesuaikan Kebutuhan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bakal Calon Presiden (Bacapres) yang didukung Partai Perindo Ganjar Pranowo menyampaikan pandangannya tentang pentingnya kurikulum yang adaptif di perguruan tinggi di Indonesia. Pandangannya itu disampaikan saat menjadi narasumber dalam acara IdeaFest di Senayan, Jakarta, Sabtu (30/9/2023).
Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode tersebut menyampaikan itu saat diminta merespons fenomena yang mengungkap bahwa lulusan Sekolah Teknik Menengah (STM) seringkali lebih diminati oleh perusahaan daripada lulusan Perguruan Tinggi (PT). Adapun alasannya, lulusan STM cenderung mempunyai keterampilan yang lebih sesuai dengan kebutuhan industri.
Ganjar dalam tanggapannya menekankan pentingnya reformasi kurikulum pendidikan di semua tingkatan, mulai dari sekolah hingga perguruan tinggi. Ganjar berpendapat, kurikulum harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk memilih pendidikan yang relevan.
"Kan ada merdeka belajar, sebenarnya kampus juga harus memerdekakan para mahasiswanya, memerdekakan kurikulumnya, dan lebih ramah pada lingkungan. Lingkungan itu apa? perubahan eksternal. Maka kalau dia (kurikulum) kaku kaku aja, begitu-begitu, itu akan terjadi. Percayalah, kalah sama anak-anak sekolah vokasi," kata Ganjar.
Ganjar juga mengatakan pentingnya magang bagi mahasiswa, baik di perusahaan maupun di pemerintahan. Dia melanjutkan, pengalaman ini akan memberikan mahasiswa pengetahuan dan wawasan yang diperlukan saat memasuki dunia kerja, serta membantu perusahaan dan instansi pemerintah dalam penerimaan mahasiswa.
"Kurikulum mesti adaptif, anak-anak juga mesti adaptif, artinya mahasiswa, studen itu butuh magang, butuh pengenalan dengan industri, butuh Teaching industry untuk bisa berkolaborasi, dan itu menurut saya kekinian banget," tutur Ganjar.
Dalam kesempatan itu, dia juga menyoroti pentingnya pendidikan yang tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga mengidentifikasi dan mengembangkan bakat serta potensi mahasiswa. Dia menilai ini akan membantu mahasiswa menjadi tangguh dan sukses di masa depan.
"Pendidikan tidak hanya memberikan satu perintah-perintah saja, juga harus mencari bakat kan, talentanya mesti dikembangkan. Karena kelak dikemudian hari, dia (mahasiswa bilang) 'Ini yang saya dapat, ini yang saya bisa'. Dan dia akan tangguh dengan ilmu pengetahuan," ungkapnya.
Ganjar mengungkapkan telah menerapkan program magang bagi mahasiswa selama masa jabatannya. "Saya buka tempat magang, dan tiap tahun mahasiswa datang magang, termasuk para penyandang disabilitas, maka sudah saatnya juga sekolah wajib inklusi. Sehingga kita menjadi tahu apa yang menjadi kebutuhan mereka. Ya kurikulumnya jangan kaku-kaku dong, zaman berubah," pungkasnya.
Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode tersebut menyampaikan itu saat diminta merespons fenomena yang mengungkap bahwa lulusan Sekolah Teknik Menengah (STM) seringkali lebih diminati oleh perusahaan daripada lulusan Perguruan Tinggi (PT). Adapun alasannya, lulusan STM cenderung mempunyai keterampilan yang lebih sesuai dengan kebutuhan industri.
Ganjar dalam tanggapannya menekankan pentingnya reformasi kurikulum pendidikan di semua tingkatan, mulai dari sekolah hingga perguruan tinggi. Ganjar berpendapat, kurikulum harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk memilih pendidikan yang relevan.
"Kan ada merdeka belajar, sebenarnya kampus juga harus memerdekakan para mahasiswanya, memerdekakan kurikulumnya, dan lebih ramah pada lingkungan. Lingkungan itu apa? perubahan eksternal. Maka kalau dia (kurikulum) kaku kaku aja, begitu-begitu, itu akan terjadi. Percayalah, kalah sama anak-anak sekolah vokasi," kata Ganjar.
Ganjar juga mengatakan pentingnya magang bagi mahasiswa, baik di perusahaan maupun di pemerintahan. Dia melanjutkan, pengalaman ini akan memberikan mahasiswa pengetahuan dan wawasan yang diperlukan saat memasuki dunia kerja, serta membantu perusahaan dan instansi pemerintah dalam penerimaan mahasiswa.
"Kurikulum mesti adaptif, anak-anak juga mesti adaptif, artinya mahasiswa, studen itu butuh magang, butuh pengenalan dengan industri, butuh Teaching industry untuk bisa berkolaborasi, dan itu menurut saya kekinian banget," tutur Ganjar.
Dalam kesempatan itu, dia juga menyoroti pentingnya pendidikan yang tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga mengidentifikasi dan mengembangkan bakat serta potensi mahasiswa. Dia menilai ini akan membantu mahasiswa menjadi tangguh dan sukses di masa depan.
"Pendidikan tidak hanya memberikan satu perintah-perintah saja, juga harus mencari bakat kan, talentanya mesti dikembangkan. Karena kelak dikemudian hari, dia (mahasiswa bilang) 'Ini yang saya dapat, ini yang saya bisa'. Dan dia akan tangguh dengan ilmu pengetahuan," ungkapnya.
Ganjar mengungkapkan telah menerapkan program magang bagi mahasiswa selama masa jabatannya. "Saya buka tempat magang, dan tiap tahun mahasiswa datang magang, termasuk para penyandang disabilitas, maka sudah saatnya juga sekolah wajib inklusi. Sehingga kita menjadi tahu apa yang menjadi kebutuhan mereka. Ya kurikulumnya jangan kaku-kaku dong, zaman berubah," pungkasnya.
(rca)