Presiden Jokowi: Berita Baik Bukan yang Asal Sensasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada para insan pers atau jurnalis, untuk tidak membuat berita yang ada viral. Menurutnya, hal tersebut bisa memicu berita bohong atau hoaks yang bertebaran di media sosial.
Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat meresmikan Pembukaan Kongres XXV PWI 2002 di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/9/2023).
"Karena memang sekarang ini mestinya berita yang baik itu bukan berita yang asal viral, bukan yang asal sensasional," kata Jokowi dalam sambutannya.
"Karena itu justru memicu bertebarannya hoaks yang sampai saat ini masih ada. Saya mendapatkan laporan dari Menkominfo. Ternyata masih 11 ribu yang bertebaran di dunia digital," tambahnya.
Jokowi mengatakan, kode etik jurnalistik harus terus dipegang teguh. Karena hal itu menjadi nilai plus dari media dan pers, serta menjadi kelebihan dibandingkan dengan citizen journalism.
"Sekali lagi jangan terpancing bersaing karena viral atau bersaing karena hoaks dan jangan terpancing karena yang penting viral, heboh, dibaca. Saya kira hal-hal seperti itu yang harus kita hindari," tegasnya.
Meski begitu, Jokowi menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga besar jurnalis dan insan Pers Indonesia yang selama ini kritis dan cermat dalam memberi masukan dan kritik kepada pemerintah.
"Meskipun kadang-kadang kritikan-kritikan ini kan macem-macem. Ada yang halus, ada yang samar-samar, yang perlu didalami kadang-kadang, ini maksudnya apa ya, ini larinya ke mana kan kita harus tahu," ungkapnya.
"Ada juga yang to the point, keras, pedas, ada. Banyak yang seperti ini juga. Ada juga yang offside. Tidak jelas tujuannya, ada juga. Saya ngomong apa adanya ya. Ya tidak apa-apa, menurut saya semua tidak apa-apa dan semua tetap menjadi jamu sehat dan energi tambahan bagi pemerintah," tambahnya.
Selain itu kata Jokowi, mendekati tahun politik, jurnalis khususnya PWI harus mengambil peran besar dalam menjaga profesionalitas dan mengawal pemberitaan kepada masyarakat.
"Pasti makin banyak yang tadi saya sampaikan akan keluar. Tapi justru di sinilah peran besar PWI sebagai organisasi wartawan tertua dan terbesar, untuk menjaga profesionalisme pers, untuk mengawal rakyat agar mendapatkan pemberitaan yang benar, pemberitaan yang otentik yang berkualitas dan berimbang tanpa ada tarik menarik untuk kepentingan apapun," tutup Jokowi.
Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat meresmikan Pembukaan Kongres XXV PWI 2002 di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/9/2023).
"Karena memang sekarang ini mestinya berita yang baik itu bukan berita yang asal viral, bukan yang asal sensasional," kata Jokowi dalam sambutannya.
"Karena itu justru memicu bertebarannya hoaks yang sampai saat ini masih ada. Saya mendapatkan laporan dari Menkominfo. Ternyata masih 11 ribu yang bertebaran di dunia digital," tambahnya.
Jokowi mengatakan, kode etik jurnalistik harus terus dipegang teguh. Karena hal itu menjadi nilai plus dari media dan pers, serta menjadi kelebihan dibandingkan dengan citizen journalism.
"Sekali lagi jangan terpancing bersaing karena viral atau bersaing karena hoaks dan jangan terpancing karena yang penting viral, heboh, dibaca. Saya kira hal-hal seperti itu yang harus kita hindari," tegasnya.
Meski begitu, Jokowi menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga besar jurnalis dan insan Pers Indonesia yang selama ini kritis dan cermat dalam memberi masukan dan kritik kepada pemerintah.
"Meskipun kadang-kadang kritikan-kritikan ini kan macem-macem. Ada yang halus, ada yang samar-samar, yang perlu didalami kadang-kadang, ini maksudnya apa ya, ini larinya ke mana kan kita harus tahu," ungkapnya.
"Ada juga yang to the point, keras, pedas, ada. Banyak yang seperti ini juga. Ada juga yang offside. Tidak jelas tujuannya, ada juga. Saya ngomong apa adanya ya. Ya tidak apa-apa, menurut saya semua tidak apa-apa dan semua tetap menjadi jamu sehat dan energi tambahan bagi pemerintah," tambahnya.
Selain itu kata Jokowi, mendekati tahun politik, jurnalis khususnya PWI harus mengambil peran besar dalam menjaga profesionalitas dan mengawal pemberitaan kepada masyarakat.
"Pasti makin banyak yang tadi saya sampaikan akan keluar. Tapi justru di sinilah peran besar PWI sebagai organisasi wartawan tertua dan terbesar, untuk menjaga profesionalisme pers, untuk mengawal rakyat agar mendapatkan pemberitaan yang benar, pemberitaan yang otentik yang berkualitas dan berimbang tanpa ada tarik menarik untuk kepentingan apapun," tutup Jokowi.
(maf)