Jenderal TNI Pemilik Brevet Kualifikasi Intai Tempur, Nomor 3 dan 5 Mantan Panglima TNI

Minggu, 24 September 2023 - 06:09 WIB
loading...
Jenderal TNI Pemilik Brevet Kualifikasi Intai Tempur, Nomor 3 dan 5 Mantan Panglima TNI
Jenderal TNI (Purn) Moeldoko dan Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo merupakan dua mantan Panglima TNI yang memiliki Brevet Kualifikasi Intai Tempur (Taipur). Foto/ Setkab
A A A
JAKARTA - Sejumlah jenderal Tentara Nasional Indonesia (TNI) tercatat menyandang Brevet Kualifikasi Intai Tempur (Taipur). Brevet ini diberikan kepada prajurit Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) yang telah lulus latihan kualifikasi intai tempur.

Berdasarkan keterangan di situs resmi TNI, para penyandang brevet ini memiliki keterampilan menggunakan senjata tradisional sumpit dan panah, tembak tepat pistol dan senapan, tembak runduk (sniper), infiltrasi menggunakan LCR, ambush dalam air, bunuh senyap, dan menghancurkan sasaran.



Dikutip dari laman kostrad.mil.id, pasukan Taipur dibentuk pada 2001 dengan nama Peleton Intai Keamanan (Tontaikam) Brigade. Kemudian, diganti menjadi Peleton Intai Tempur (Tontaipur). Selanjutnya, pada 2005 peleton ini resmi bernama Kompi Intai Tempur (Taipur).

Prajurit Taipur memiliki keahlian khas yakni melakukan infiltrasi ke jantung musuh secara senyap untuk melakukan sabotase. Prioritas yang diberikan adalah tugas-tugas infiltrasi di gunung dan kota.

Tujuan pembentukan Taipur ini adalah untuk melatih dan membentuk prajurit satuan jajaran Kostrad menjadi prajurit Taipur yang memiliki kemampuan khusus dalam melaksanakan tugas operasi di berbagai bentuk medan baik di rawa laut, hutan, gunung, dan perkotaan.

Jenderal TNI Pemilik Brevet Kualifikasi Intai Tempur (Taipur)

1. Jenderal TNI Dudung Abdurachman

Abituren Akademi Militer (Akmil) 1988 yang saat ini menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) merupakan salah satu Jenderal TNI yang memiliki Brevet Taipur.

Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat 19 November 1965 merupakan Perwira Tinggi (Pati) yang memiliki karier militer cukup cemerlang. Selama mengabdi di TNI, berbagai jabatan strategis pernah diembannya.

Dudung pernah menjabat sebagai Dandim 0406/Musi Rawas, Dandim 0418/Palembang. Tak hanya itu, dia juga pernah menjabat Wagub Akmil (2015-2016), Staf Khusus KSAD (2016-2017), Gubernur Akmil (2018-2020), dan Pangdam Jaya sejak 2020 hingga 2021.

Pada 2021, Dudung dipercaya memegang posisi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Selanjutnya, Dudung diangkat sebagai KSAD dan menjadi orang nomor satu di Angkatan Darat (AD).

2. Jenderal TNI (Purn) Mulyono

Mulyono menjadi salah satu sosok yang telah lama berkecimpung di Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dalam riwayatnya, pria kelahiran Boyolali, 12 Januari 1961 ini diketahui memiliki Brevet Taipur.

Lulusan Akabri tahun 1983 ini mengawali kariernya sebagai Danton Yonif 712/Wiratama. Seiring waktu, karier Mulyono perlahan terus mengalami kenaikan dan semakin moncer saja.

Tercatat, sejumlah posisi strategis di kemiliteran pernah didudukinya. Sebut saja seperti Dirlat Kodiklat TNI AD (2011), Asops KSAD (2013), Pangdam Jaya (2014), Pangkostrad (2014), hingga Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) periode 15 Juli 2015 hingga 22 November 2018.

3. Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo

Gatot Nurmantyo adalah jenderal yang diperhitungkan di militer Tanah Air. Pria kelahiran Tegal, Jawa Tengah, 13 Maret 1960 merupakan Panglima TNI yang menyandang Brevet Taipur.

Nama yang disematkan oleh ayahnya terinspirasi dari pahlawan kemerdekaan RI Jenderal Gatot Subroto. Dia merupakan lulusan Akabri Darat tahun 1982.

Ia memulai kariernya di pasukan Kostrad. Banyak pelatihan dan pendidikan yang didapatkan dan karena wawasannya itu, Gatot pun didapuk sebagai Gubernur Akademi Militer pada 2010.

Setahun menjadi Gubernur Akmil, Gatot pun diangkat menjadi Pangdam Brawijaya menggantikan Mayor Jenderal TNI Suwarno. Tak sampai setahun, dirinya kembali ditugaskan sebagai Dankodiklat TNI AD.

Pada 2013, Gatot pun diangkat menjadi Pangkostrad menggantikan Letjen TNI Muhammad Munir. Pada 2014, pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Gatot pun diangkat menjadi KSAD ke-30.

Puncak kariernya ada 2015, di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Gatot pun dilantik menjadi Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke-16 menggantikan Jenderal TNI Moeldoko.

4. Jenderal TNI (Purn) Budiman

Jenderal TNI (Purn) Budiman merupakan peraih lulusan terbaik alias Adhi Makayasa Akademi Militer (Akmil) 1978 yang memiliki Brevet Taipur. Selain Akmil, pria kelahiran 25 September 1956 ini juga menjadi lulusan terbaik Seskoad (1994) serta Sesko TNI (2001).

Sejumlah jabatan penting yang pernah disematnya adalah Pangdam IV/Diponegoro (2009), Dankodiklat TNI AD (2010), Sekjen Kemhan (2013), hingga Kepala Staf TNI Angkatan Darat (2013).

5. Jenderal TNI (Purn) Moeldoko

Moeldoko adalah salah satu mantan Panglima TNI yang menyandang Brevet Taipur. Sejumlah posisi strategis yang pernah diembannya selama berkarier di militer, membuatnya pantas memiliki brevet tersebut.

Lahir di Desa Pesing, Kecamatan Purwoasri, Kediri, Jawa Timur, Moeldoko merupakan lulusan Akabri Darat (kini Akmil) tahun 1981. Prestasinya di Lembah Tidar sangatlah cemerlang. Moeldoko merupakan peraih Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama.

Perjalanan waktu mengantarkannya pada berbagai promosi jabatan. Ketika bintang satu, Moeldoko mengemban jabatan sebagai Pa Ahli KSAD Bidang Ekonomi (2007),Direktur Doktrin Kodiklat TNI AD (2008), dan Kasdam Jaya (2008).

Naik pangkat menjadi jenderal bintang dua, jabatan strategis yang diembannya adalah Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad (2010), Pangdam XII/Tanjungpura, dan Pangdam III/Siliwangi (2010).

Kariernya terus meroket. Bintang emas di pundaknya juga bertambah. Menyandang pangkat Letjen, Moeldoko dipasrahi tanggung jawab sebagai Wakil Gubernur Lemhannas (2011). Namanya kian melejit saat ditunjuk sebagai Wakil KSAD pada 2013.

Tak butuh lama, dia melesat menjadi orang nomor satu di matra Darat atau KSAD pada 2013. Moeldoko menggantikan seniornya, Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo.

Menariknya, jabatan super strategis itu hanya dipegang hanya tiga bulan. Sebab, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuknya sebagai Panglima TNI.

Moeldoko menjabat sebagai orang nomor satu di militer dalam kurun 2013-2015. Selepas dari TNI, Moeldoko dipercaya Presiden Jokowi menjadi Kepala Staf Presiden hingga kini.

6. Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo

Pramono Edhie Wibowo merupakan tokoh militer yang pernah menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Sehingga lumrah saja jika lulusan Akademi Militer pada 1978 itu memiliki Brevet Taipur.

Pria kelahiran Magelang 5 Mei 1955 ini merupakan anak dari sosok tokoh militer ternama di Indonesia Letjen TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo. Dia juga merupakan ipar dari Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono. Pramono Edhie merupakan adik dari Ani Yudhoyono.

Sebagai seorang anak dari jenderal, Pramono Edhie akhirnya memutuskan untuk mengikuti jejak sang ayah sebagai prajurit TNI. Dengan latar belakang keluarga militer, membuat perjalanan karier Pramono Edhie kian bersinar.

Setelah lulus Akmil, dia ditunjuk sebagai Komandan Pleton Grup I Kopassandha. Kemudian setelah menyelesaikan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad). Pramono Edhie semakin sering menjabat di posisi strategis seperti Perwira Intel Operasi grup I Kopassus, hingga Wakil Komandan Grup 1/Kopassus pada tahun 1996.

Setelah Reformasi, Pramono Edhie terpilih menjadi Ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri pada tahun 2001. Di tahun yang sama juga dia menempuh Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko TNI).

Pada tahun 2005, karier Pramono terus meningkat. Dimana kala itu dia ditunjuk menjadi Wakil Danjen Kopassus. Dua tahun berselang jabatan Danjen Kopassus diembannya.

Tahun 2009, Pramono Edhie mendapat promosi menjadi Pangdam III/Siliwangi hingga 2010. Naik jadi jenderal bintang tiga, Pramono Edhie ditunjuk menjadi Panglima Kostrad (2010–2011). Puncak karier militernya ketika diangkat menjadi KSAD menggantikan Jenderal TNI George Toisutta.

7. Jenderal TNI (Purn) George Toisutta

Pria kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan pada 1 Juni 1953 juga merupakan Jenderal TNI yang memiliki Brevet Taipur. Sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ke-26, kepemilikan brevet tersebut sangat lumrah.

Sebab, Lulusan Akademi Militer (Akmil) 1976 dari kesatuan Infanteri ini pernah mengikuti pendidikan Raider. Selama meniti kariernya di TNI, George Toisutta pernah mengemban sejumlah jabatan penting di antaranya, Danrindam II/Sriwijaya, Danrem 051/Wijayakarta Kodam Jaya, dan Danpuslatpur Kodiklatad.

Bintang emas di pundaknya pecah menjadi Brigjen TNI, saat George Toisutta dipercaya menduduki jabatan Kasdivif 1/Kostrad, kemudian Kasgartap 1/Kodam Jaya, dan Kasdam Jaya. Karier militer George Toisutta terus meningkat. Dia kemudian diangkat jadi Panglima Komando Operasi (Pangkoops) TNI di Aceh, Panglima Divisi 1/Kostrad, Pangdam XVII/Trikora, Pangdam III/Siliwangi.

Selanjutnya, Pangkostrad dan puncaknya George diangkat menjadi KSAD. George Toisutta meninggal dunia pada Rabu, 12 Juni 2019 Pukul 05.26 WIB saat menjalani perawatan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat. George Toisutta selanjutnya dimakamkan di TPU Dadi Kota Makassar, di samping makam Ibundanya.

Selain brevet kualifikasi Raider, George Toisutta juga memiliki brevet kualifikasi Komando Kopassus, Brevet Hiu Kencana, Brevet Para Dasar, Wing Penerbang TNI AD, Wing Penerbang TNI AU serta Brevet Kualifikasi Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus.

8. Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu

Ryamizard Ryacudu merupakan Jenderal TNI sekaligus orang pertama yang memiliki Brevet Taipur. Wajar saja, sebab abituren Akmil 1974 ini menjadi pemrakarsa pembentukan Taipur ketika menjabat Pangkostrad pada 2001.

Dikutip dari laman Perpusnas, Ryamizard merupakan putra dari Mayjen TNI Musannif Ryacudu, seorang perwira tinggi TNI AD yang dikenal dekat dengan Presiden Soekarno.

Dalam riwayatnya, purnawirawan bintang empat ini sebelumnya pernah menempati sejumlah jabatan penting. Sebut saja seperti Pangdam V/Brawijaya (1999), Pangdam Jaya/Jayakarta (1999-2000), Pangkostrad (2000-2002), hingga Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD)(2002-2005).



Selain itu, pada era pemerintahan Presiden Jokowi, suami dari Nora Tristyana, putri Jenderal TNI Try Sutrisno yang merupakan Wapres Soeharto ini juga didaulat sebagai Menteri Pertahanan. Dia menempati posisi ini pada periode 27 Oktober 2014 hingga 20 Oktober 2019.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2096 seconds (0.1#10.140)