Gunung Semeru 2 Kali Erupsi, Tinggi Letusan 500 Meter
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gunung Semeru di Jawa Timur mengalami dua kali erupsi pada Kamis (21/9/2023) pukul 06.03 WIB dan 06.30 WIB. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan dua kali erupsi tersebut memiliki tinggi letusan sama yakni 500 meter di atas puncak.
“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Kamis, 21 September 2023, pukul 06:03 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 500 m di atas puncak (± 4176 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah utara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 90 detik,” ungkap Petugas Pos Gunung Api, Yadi Yuliandi dalam keterangannya, Kamis (21/9/2023).
Yadi menuturkan, letusan yang terjadi pukul 06.30 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 500 m di atas puncak (± 4176 m di atas permukaan laut).
“Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga cokelat dengan intensitas tebal ke arah utara. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung,” tuturnya.
Yadi mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
“Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak,” ujarnya.
Selain itu, Yadi juga meminta masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
“Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” imbaunya.
“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Kamis, 21 September 2023, pukul 06:03 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 500 m di atas puncak (± 4176 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah utara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 90 detik,” ungkap Petugas Pos Gunung Api, Yadi Yuliandi dalam keterangannya, Kamis (21/9/2023).
Yadi menuturkan, letusan yang terjadi pukul 06.30 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 500 m di atas puncak (± 4176 m di atas permukaan laut).
“Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga cokelat dengan intensitas tebal ke arah utara. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung,” tuturnya.
Yadi mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
“Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak,” ujarnya.
Selain itu, Yadi juga meminta masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
“Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” imbaunya.
(hab)