Gempa Berkekuatan Kurang dari Magnitudo 5 Landa Blitar dan Maluku Utara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gempa bumi berkekuatan kurang dari Magnitudo 5 melanda dua wilayah di Indonesia, Senin (18/9/2023) dini hari. Masing-masing Blitar, Jawa Timur dengan kekuatan gempa M 3,7 dan Daruba, Maluku Utara dengan kekuatan M 4,4.
Gempa bumi yang mengguncang melanda Blitar terjadi pada pukul 00.32 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan titik koordinat gempa berlokasi di 8,35 lintang selatan, dan 112,14 bujur timur.
"25 km barat daya Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Pusat gempa tersebut berada dalam kedalaman 68 km," tulis BMKG di akun media sosialnya, Senin (18/9/2023) dini hari.
Sedangkan gempa bumi yang melanda Daruba, Maluku Utara terjadi pukul 02.33 WIB. BMKG menyebutkan gempa itu berada pada koordinat 3,29 lintang utara, dan 128,12 bujur timur.
"139 km barat laut Daruba, Malut. Pusat gempa berada pada kedalaman 76 km," tulis BMKG lagi.
Hingga kini belum ada informasi kerusakan akibat gempa tersebut. BMKG mengeluarkan catatan disclaimer dalam postingan gempa bumi yang diunggah.
"Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data," tulis akun BMKG.
Gempa bumi yang mengguncang melanda Blitar terjadi pada pukul 00.32 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan titik koordinat gempa berlokasi di 8,35 lintang selatan, dan 112,14 bujur timur.
"25 km barat daya Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Pusat gempa tersebut berada dalam kedalaman 68 km," tulis BMKG di akun media sosialnya, Senin (18/9/2023) dini hari.
Sedangkan gempa bumi yang melanda Daruba, Maluku Utara terjadi pukul 02.33 WIB. BMKG menyebutkan gempa itu berada pada koordinat 3,29 lintang utara, dan 128,12 bujur timur.
"139 km barat laut Daruba, Malut. Pusat gempa berada pada kedalaman 76 km," tulis BMKG lagi.
Hingga kini belum ada informasi kerusakan akibat gempa tersebut. BMKG mengeluarkan catatan disclaimer dalam postingan gempa bumi yang diunggah.
"Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data," tulis akun BMKG.
Baca Juga
(abd)