Hasto Wardoyo Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari UNY

Sabtu, 01 Agustus 2020 - 19:37 WIB
loading...
A A A
Dokter Hasto meneropong ada peran strategis pendidikan vokasi sebagai pendidikan praktis. “Mengembangkan karier lulusan harus berbasis kompetensi,” ucapnya.

Tomira (Toko Milik Rakyat) sebagai ikon warung kerakyatan di Kulon Progo difungsikan sebagai salah satu pintu masuk transformasi ekonomi mikro dan pendidikan vokasi. Terobosan cerdas Dokter Hasto ini merupakan realisasi ekonomi Pancasila yang mengedepankan kedaulatan ekonomi di tangan rakyat dan basis pendidikan vokasi di Kulon Progo.

Pertimbangan demikianlah yang menarik atensi UNY untuk memberikan apresiasi akademik lewat doktor (HC) kepada salah satu putra terbaik Kulon Progo itu.

“Dan jika dilacak dari rekam jejak Promovendus di dalam menggeluti dunia pemberdayaan masyarakat vokasional selama ini, nampak bahwa perspektif keberpihakan pada ekonomi pancasila, menghadirkan pendidikan dalam peran sosialnya untuk pemberdayaan masyarakat, membangun dan memajukan bangsa,” ungkap Prof. Moch. Bruri Triyono dan Prof. Marsigit selaku Promotor dan Co Promotor penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa ini.

Perannya membangun desa sudah dipantau UNY sejak lama dalam kapasitasnya sebagai Bupati Kulonprogo dan Mitra UNY dalam pengembangan daerah.

Mulai hari ini, Kepala BKKBN yang juga putra terbaik dari Kulon Progo akan menyandang gelar Doktor Kehormatan bidang Teknologi dan Pemberdayaan Masyarakat Vokasional, atas keberhasilan peran strategisnya dalam mengaplikasikan pengetahuan, data, sains, dan teknologi sebagai dasar dalam pembangunan daerah kelahirannya.

Prof. Sutrisna Wibawa, selaku Rektor UNY dan pembuat SK penganugerahan gelar kehormatan, berharap bahwa pengakuan akademik ini menjadi amanah bagi Kepala BKKBN untuk terus berdedikasi dan berkomitmen dalam pengembangan masyarakat vokasional berbasis teknologi unggul.

"Ilmu vokasi juga dapat berkembang lebih luas, melibatkan multi disiplin dan komponen pemerintahan, serta terus berkembang dan relevan untuk pembangunan masyarakat. Praksis penerapan teknologi dan ilmu pengetahuan untuk pembangunan, layaknya sudah dilakukan Hasto Wardoyo, harus terus dikuatkan, ditularkan, dan senantiasa dikembangkan sehingga bermanfaat untuk pemberdayaan masyarakat. Pak Hasto adalah satu tokoh langka yang selama kepemimpinannya selalu menggunakan data dan teknologi sebagai acuan pengambilan kebijakan,” ujar Sutrisna.

Pandemi Corona sempat menunda penganugerahan gelar tersebut. Mulanya dengan persetujuan senat tersebut, agenda pemberian Doktor Honoris Causa direncanakan berlangsung pada Maret atau April. Penundaan ini juga menjadi pemberitaan yang cukup viral di media.

“Walaupun demikian, penundaan pada saat itu adalah langkah yang tepat karena kondisi gawat darurat yang membutuhkan keamanan kita untuk menjaga kesehatan, dan bagi Pak Kepala BKKBN untuk terlebih dahulu melaksanakan tugas,” terang Prof. Sutrisna.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2144 seconds (0.1#10.140)