Pengamat: Warga NU di PKB Tak Serta Merta Dukung Anies-Muhaimin
loading...
A
A
A
JAKARTA - Suara warga Nahdlatul Ulama (NU) di Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) tidak akan solid mendukung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengungkapkan sejumlah alasan mengenai analisis tersebut.
Adi menjelaskan, secara statistik 85% penduduk Indonesia beragama Islam. Dari jumlah itu, sebanyak 40-45% mengaku sebagai warga Nahdatul Ulama (NU).
"Lalu kalau lihat suara PKB di Pemilu 2019 sebesar 9,69%. Jadi kalau ada 45% bagian dari NU, ada sekitar 35% tidak memilih PKB namun ke partai lain," kata Adi di Jakarta, Rabu (6/9/2023).
Dia mengatakan, dari suara PKB sebesar 9,69% itu tidak bisa dikonversikan kepada Muhaimin. Mengapa? Karena elektabilitas Muhaimin hanya 1-2%.
Dari sini terlihat ada gap antara pemilih PKB dengan Muhaimin. "Ada jarak pemilih PKB yang tidak memilih Muhaimin. Dan pemilih NU tidak harus memilih Muhaimin," ujarnya.
Dia menilai ada beberapa penyebab pemilih NU tidak memilih Muhaimin. Pertama, masih kalah tenar dengan nama-nama bacapres lain seperti Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
"Muhaimin masih kalah tenar dengan nama-nama lain karena basis pemilih PKB misalnya lebih memilih Ganjar. Karena orang NU dengan PDI Perjuangan memiliki hubungan yang bagus," tandasnya.
Kedua, warga NU mulai mendukung Prabowo karena terindikasi calon tersebut dekat dengan Jokowi. Karena itu, menjadi tantangan bagi Muhaimin untuk mengkonsolidasikan kekuatan politik NU dan PKB.
Langkah itu, menurut Adi, sangat penting karena kondisi PKB dengan PBNU terlihat berkonflik sehingga akan berpengaruh terhadap perolehan suara partai tersebut. "Dalam kondisi solid (PKB dan PBNU) perolehan suara PKB 9,6%. Lalu sekarang PKB terlihat berkonflik dengan PBNU," terangnya.
Jika menengok survei Litbang Kompas yang dipublikasikan pada 21 Agustus 2023, elektabilitas bakal calon presiden (capres) koalisi PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo, Ganjar Pranowo moncer di kalangan pemilih berlatar belakang NU. Di kalangan Nahdliyin, elektabilitas Ganjar mencapai 25,6%. Di bawah Ganjar ada Prabowo yang mengantongi 25% suara pemilih NU. Sementara Anies Baswedan hanya 12,8%.
Seperti diketahui pemilih kalangan NU sendiri banyak tersebar di Jawa Timur. Di Jatim, sebanyak 37,1% responden NU mengaku bakal memilih Ganjar pada Pilpres 2024. Sementara sebanyak 20,8% akan memilih Prabowo. Sementara yang akan memilih Anies 7,5%.
Adi menjelaskan, secara statistik 85% penduduk Indonesia beragama Islam. Dari jumlah itu, sebanyak 40-45% mengaku sebagai warga Nahdatul Ulama (NU).
"Lalu kalau lihat suara PKB di Pemilu 2019 sebesar 9,69%. Jadi kalau ada 45% bagian dari NU, ada sekitar 35% tidak memilih PKB namun ke partai lain," kata Adi di Jakarta, Rabu (6/9/2023).
Dia mengatakan, dari suara PKB sebesar 9,69% itu tidak bisa dikonversikan kepada Muhaimin. Mengapa? Karena elektabilitas Muhaimin hanya 1-2%.
Dari sini terlihat ada gap antara pemilih PKB dengan Muhaimin. "Ada jarak pemilih PKB yang tidak memilih Muhaimin. Dan pemilih NU tidak harus memilih Muhaimin," ujarnya.
Dia menilai ada beberapa penyebab pemilih NU tidak memilih Muhaimin. Pertama, masih kalah tenar dengan nama-nama bacapres lain seperti Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
"Muhaimin masih kalah tenar dengan nama-nama lain karena basis pemilih PKB misalnya lebih memilih Ganjar. Karena orang NU dengan PDI Perjuangan memiliki hubungan yang bagus," tandasnya.
Kedua, warga NU mulai mendukung Prabowo karena terindikasi calon tersebut dekat dengan Jokowi. Karena itu, menjadi tantangan bagi Muhaimin untuk mengkonsolidasikan kekuatan politik NU dan PKB.
Langkah itu, menurut Adi, sangat penting karena kondisi PKB dengan PBNU terlihat berkonflik sehingga akan berpengaruh terhadap perolehan suara partai tersebut. "Dalam kondisi solid (PKB dan PBNU) perolehan suara PKB 9,6%. Lalu sekarang PKB terlihat berkonflik dengan PBNU," terangnya.
Jika menengok survei Litbang Kompas yang dipublikasikan pada 21 Agustus 2023, elektabilitas bakal calon presiden (capres) koalisi PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo, Ganjar Pranowo moncer di kalangan pemilih berlatar belakang NU. Di kalangan Nahdliyin, elektabilitas Ganjar mencapai 25,6%. Di bawah Ganjar ada Prabowo yang mengantongi 25% suara pemilih NU. Sementara Anies Baswedan hanya 12,8%.
Seperti diketahui pemilih kalangan NU sendiri banyak tersebar di Jawa Timur. Di Jatim, sebanyak 37,1% responden NU mengaku bakal memilih Ganjar pada Pilpres 2024. Sementara sebanyak 20,8% akan memilih Prabowo. Sementara yang akan memilih Anies 7,5%.
(poe)