Partai Perindo: Unity, Kesejahteraan dan Masa Depan Anak Muda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ingat gerobak, pasti ingat Partai Persatuan Indonesia (Perindo) , Gerobak sudah menjadi brand politik Partai Perindo. Secara simbolik gerobak merupakan bentuk konkret dari komitmen Partai Perindo untuk terus mendorong perwujudan Indonesia yang sejahtera lewat skema pengembangan sektor UMKM.
Pandangan ini disampaikan oleh Juru Bicara (Jubir) Milenial Partai Perindo Sulawesi Tengah, Azman Asgar. Dia berkesempatan menghadiri pelatihan Jubir Partai di Kantor DPP Perindo Jakarta.
"Ada dua hal yang membuat saya kagum pada pidato Ketua Umum DPP Partai Perindo Bapak Hary Tanoesoedibjo saat memberikan sambutan, yakni Unity dan Welfare," kata Azman Siregar, Jumat (1/9/2023).
Dikatakan Azman, dalam diskursus ekonomi politik dua hal ini memang tidak bisa terpisahkan, bangsa dan kesejahteraan. Soal Unity adalah soal Welfare, pun sebaliknya. Kebangsaan (persatuan) tidak bisa dibangun dengan fondasi ekonomi yang timpang.
Menurutnya, keadilan ekonomi akan memperkokoh apa yang kita sebut dengan Unity. Ketum Hary Tanoesoedibjo paham betul apa yang menjadi dasar kebangsaan di tengah kondisi Indonesia yang sangat majemuk.
"Gerobak rupanya tidak lagi sebatas simbol keberpihakan Partai Perindo, jauh dari itu ada value yang paling mulia disana: Soal kebangsaan, kemanusiaan dan kesejahteraan," jelasnya.
Memang kata dia, jika merujuk data Kementerian Koperasi dan UMKM, Indonesia punya sekitar 65,4 juta UMKM. Bisa dibilang ini sektor mayoritas dari rakyat Indonesia.
Selain menjadi mayoritas penggerak ekonomi nasional, sektor UMKM juga mampu menyerap tenaga kerja terbesar 114,7 juta orang atau mencapai 56 persen dari total tenaga kerja Indonesia. Berbanding terbalik dengan usaha berskala besar (2022).
"Di level ekonomi makro, UMKM juga berkontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 60,3 persen, mampu menyerap tenaga kerja di Indonesia sebesar 97 persen," kata Azman.
Dijelaskan Azman, selain isu arsitektur kesehatan global dan transisi energi terbarukan, kemiskinan dan ketimpangan pendapatan menjadi isu yang paling diminati kalangan milenial. Gagasan Partai Perindo mendorong kesejahteraan lewat sektor UMKM sangat rasional untuk dikerjakan.
"Selain punya impact terhadap ekonomi nasional, UMKM juga menjadi jawaban atas kecemasan kalangan milenial menghadapi bonus demografi di masa depan," ujarnya.
Menurut dia, Indonesia masih harus menyelesaikan banyak masalah di sektor lapangan kerja, industrialisasi nasional dan mendorong peran UMKM merupakan solusi paling efektif menyelamatkan bangsa dari kemiskinan dan ancaman resesi global. Tentu saja pada semangat membangun Green Economy yang menjadi tema pembangunan dunia.
"Anak muda butuh kepastian lapangan kerja dan lingkungan yang sehat di masa mendatang, sekedar menggaungkan isu 'persatuan nasional' saja tidak cukup tanpa membangun ekonomi kerakyatan yang kokoh sebagai basisnya," ungkapnya.
Balik ke visi Unity dan kesejahteraan, kata dia, visi Partai Perindo mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat di sektor usaha kecil makro dan menengah adalah bagian yang terintegrasi dari semangat membangun persatuan nasional.
Tidak berlebihan jika Partai Perindo dinisbatkan sebagai Partai yang kompatibel dengan visi anak-anak muda. Itu juga terbaca dalam laporan hasil survei Litbang Kompas terbaru yang menempatkan gen milenial dan zilenial sebagai proporsi pemilih terbesar Partai Perindo.
"Survei itu sekaligus menjelaskan adanya diferensiasi Partai Perindo sebagai partainya anak muda dengan partai yang mengaku merepresentasikan milenial, tapi punya semangat dan gagasan yang kolonial," tutupnya.
Indonesia harus terus tumbuh lebih baik, misi ekonomi kerakyatan jangan lagi sekadar lip service harus menjadi program konkret dari setiap kebijakan. Partai Perindo sudah membangun syarat itu dengan konsisten sebagai syarat utama dari apa yang kita sebut Unity, kemanusiaan dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Pandangan ini disampaikan oleh Juru Bicara (Jubir) Milenial Partai Perindo Sulawesi Tengah, Azman Asgar. Dia berkesempatan menghadiri pelatihan Jubir Partai di Kantor DPP Perindo Jakarta.
"Ada dua hal yang membuat saya kagum pada pidato Ketua Umum DPP Partai Perindo Bapak Hary Tanoesoedibjo saat memberikan sambutan, yakni Unity dan Welfare," kata Azman Siregar, Jumat (1/9/2023).
Dikatakan Azman, dalam diskursus ekonomi politik dua hal ini memang tidak bisa terpisahkan, bangsa dan kesejahteraan. Soal Unity adalah soal Welfare, pun sebaliknya. Kebangsaan (persatuan) tidak bisa dibangun dengan fondasi ekonomi yang timpang.
Menurutnya, keadilan ekonomi akan memperkokoh apa yang kita sebut dengan Unity. Ketum Hary Tanoesoedibjo paham betul apa yang menjadi dasar kebangsaan di tengah kondisi Indonesia yang sangat majemuk.
"Gerobak rupanya tidak lagi sebatas simbol keberpihakan Partai Perindo, jauh dari itu ada value yang paling mulia disana: Soal kebangsaan, kemanusiaan dan kesejahteraan," jelasnya.
Memang kata dia, jika merujuk data Kementerian Koperasi dan UMKM, Indonesia punya sekitar 65,4 juta UMKM. Bisa dibilang ini sektor mayoritas dari rakyat Indonesia.
Selain menjadi mayoritas penggerak ekonomi nasional, sektor UMKM juga mampu menyerap tenaga kerja terbesar 114,7 juta orang atau mencapai 56 persen dari total tenaga kerja Indonesia. Berbanding terbalik dengan usaha berskala besar (2022).
"Di level ekonomi makro, UMKM juga berkontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 60,3 persen, mampu menyerap tenaga kerja di Indonesia sebesar 97 persen," kata Azman.
Dijelaskan Azman, selain isu arsitektur kesehatan global dan transisi energi terbarukan, kemiskinan dan ketimpangan pendapatan menjadi isu yang paling diminati kalangan milenial. Gagasan Partai Perindo mendorong kesejahteraan lewat sektor UMKM sangat rasional untuk dikerjakan.
"Selain punya impact terhadap ekonomi nasional, UMKM juga menjadi jawaban atas kecemasan kalangan milenial menghadapi bonus demografi di masa depan," ujarnya.
Menurut dia, Indonesia masih harus menyelesaikan banyak masalah di sektor lapangan kerja, industrialisasi nasional dan mendorong peran UMKM merupakan solusi paling efektif menyelamatkan bangsa dari kemiskinan dan ancaman resesi global. Tentu saja pada semangat membangun Green Economy yang menjadi tema pembangunan dunia.
"Anak muda butuh kepastian lapangan kerja dan lingkungan yang sehat di masa mendatang, sekedar menggaungkan isu 'persatuan nasional' saja tidak cukup tanpa membangun ekonomi kerakyatan yang kokoh sebagai basisnya," ungkapnya.
Balik ke visi Unity dan kesejahteraan, kata dia, visi Partai Perindo mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat di sektor usaha kecil makro dan menengah adalah bagian yang terintegrasi dari semangat membangun persatuan nasional.
Tidak berlebihan jika Partai Perindo dinisbatkan sebagai Partai yang kompatibel dengan visi anak-anak muda. Itu juga terbaca dalam laporan hasil survei Litbang Kompas terbaru yang menempatkan gen milenial dan zilenial sebagai proporsi pemilih terbesar Partai Perindo.
"Survei itu sekaligus menjelaskan adanya diferensiasi Partai Perindo sebagai partainya anak muda dengan partai yang mengaku merepresentasikan milenial, tapi punya semangat dan gagasan yang kolonial," tutupnya.
Indonesia harus terus tumbuh lebih baik, misi ekonomi kerakyatan jangan lagi sekadar lip service harus menjadi program konkret dari setiap kebijakan. Partai Perindo sudah membangun syarat itu dengan konsisten sebagai syarat utama dari apa yang kita sebut Unity, kemanusiaan dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
(maf)