Kasus ISPA Meningkat Signifikan, Wakil Ketua MPR: Harus Mendapat Perhatian Serius
loading...
A
A
A
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kemenkes Imran Pambudi mengatakan, penanganan polusi di Tanah Air sebagai salah satu penyebab ISPA, bisa mencontoh Negara China dalam mengatasi polusi yang terjadi pada 2013, saat menjadi tuan rumah Olympiade.
Menurut Imran, dalam kurun waktu 7 tahun Tiongkok mampu mengatasi polusi. Sementara di Amerika Serikat, polusi baru bisa diatasi dalam waktu 24 tahun.
Upaya China dalam mengatasi polisi, memang cukup agresif. Pemerintah Negeri Tirai Bambu itu, memasang 5.000 alat monitor kualitas udara di tiga wilayah dan hasil pantauannya disebarluaskan kepada masyarakat.
“China menerapkan lima strategi dalam menekan kadar polusi udara, yaitu mengendalikan emisi gas buang industri dan kendaraan, serta pengendalian debu,” paparnya.
Selain itu, China juga melakukan penanganan risiko dan dampak kesehatan akibat polusi, serta mengedukasi masyarakat terkait tanggap darurat atasi polusi. Saat ini, pihaknya berupaya mengukur kualitas udara secara real time dengan menempatkan 674 alat pemantau kualitas udara di sejumlah Puskesmas di kawasan Jabodetabek.
“Bila tercatat kualitas udara buruk di wilayah tertentu akan didatangi mobile air polution sample untuk mengetahui penyebab polusinya,” ujarnya.
Dalam menyikapi kondisi polusi di Jabodetabek saat ini, kata Imran, masyarakat perlu memantau kualitas udara melalui aplikasi pencatat yang tersedia secara periodik. Selain itu masyarakat juga diharapkan memakai masker bila ke luar ruangan dan memanfaatkan air puriffier bila di dalam ruangan.
Imran menilai pentingnya edukasi masyarakat melalui kampanye di berbagai media untuk mendorong peningkatan kewaspadaan masyarakat. Di sisi lain, juga mendorong pemerintah daerah untuk konsisten meningkatkan kualitas udara di wilayahnya masing-masing.
Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Tjandra Yoga Aditama mengaku sudah memperingatkan ancaman polusi di Tanah Air sejak Juni lalu. Di kalangan ilmuwan global pun menyatakan bahwa polusi merupakan gangguan dan tantangan terbesar dunia.
“Karena dampak polusi tidak semata menimbulkan ISPA, tetapi juga bisa memicu penyakit lain seperti stroke, serangan jantung, kanker paru dan penyakit kronis lainnya,” ucapnya.
Menurut Imran, dalam kurun waktu 7 tahun Tiongkok mampu mengatasi polusi. Sementara di Amerika Serikat, polusi baru bisa diatasi dalam waktu 24 tahun.
Upaya China dalam mengatasi polisi, memang cukup agresif. Pemerintah Negeri Tirai Bambu itu, memasang 5.000 alat monitor kualitas udara di tiga wilayah dan hasil pantauannya disebarluaskan kepada masyarakat.
“China menerapkan lima strategi dalam menekan kadar polusi udara, yaitu mengendalikan emisi gas buang industri dan kendaraan, serta pengendalian debu,” paparnya.
Selain itu, China juga melakukan penanganan risiko dan dampak kesehatan akibat polusi, serta mengedukasi masyarakat terkait tanggap darurat atasi polusi. Saat ini, pihaknya berupaya mengukur kualitas udara secara real time dengan menempatkan 674 alat pemantau kualitas udara di sejumlah Puskesmas di kawasan Jabodetabek.
“Bila tercatat kualitas udara buruk di wilayah tertentu akan didatangi mobile air polution sample untuk mengetahui penyebab polusinya,” ujarnya.
Dalam menyikapi kondisi polusi di Jabodetabek saat ini, kata Imran, masyarakat perlu memantau kualitas udara melalui aplikasi pencatat yang tersedia secara periodik. Selain itu masyarakat juga diharapkan memakai masker bila ke luar ruangan dan memanfaatkan air puriffier bila di dalam ruangan.
Imran menilai pentingnya edukasi masyarakat melalui kampanye di berbagai media untuk mendorong peningkatan kewaspadaan masyarakat. Di sisi lain, juga mendorong pemerintah daerah untuk konsisten meningkatkan kualitas udara di wilayahnya masing-masing.
Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Tjandra Yoga Aditama mengaku sudah memperingatkan ancaman polusi di Tanah Air sejak Juni lalu. Di kalangan ilmuwan global pun menyatakan bahwa polusi merupakan gangguan dan tantangan terbesar dunia.
“Karena dampak polusi tidak semata menimbulkan ISPA, tetapi juga bisa memicu penyakit lain seperti stroke, serangan jantung, kanker paru dan penyakit kronis lainnya,” ucapnya.